Ramai-Ramai Minta Kasus Mega Korupsi Masuk Pelajaran Sejarah!

Kasus Mega Korupsi di Indonesia
Foto: Ilustrasi

Ngelmu.co – Publik ramai-ramai meminta agar berbagai kasus mega korupsi di Indonesia, menjadi bagian dari materi pelajaran sejarah di sekolah.

Awalnya, keresahan ini tercetus dari YouTuber Ridwan Hanif Rahmadi yang akrab disapa Pak Gub oleh warganet.

Melalui akun Twitter pribadinya, @ridwanhr, Senin (30/8) kemarin, ia mengetwit, “Kasus mega korupsi, harus diulas di pelajaran sejarah, tiap sekolah.”

“Siapa orangnya, berapa jumlahnya, ke mana uangnya mengalir, apa partainya, siapa penegak hukumnya, dan bagaimana sikap pemerintah,” imbuhnya.

“Biar jadi pelajaran pada generasi mendatang, bahwa korupsi itu daya rusaknya besar,” tegas Ridwan.

Mayoritas Setuju

Sebagian besar pengguna Twitter pun nampak sepakat dengan usul tersebut.

“Kalau kata saya, perlu dibuat musium digital kasus-kasus korupsi, biar generasi mendatang bisa tahu, jangan sampai lupakan sejarah,” balas @lukmaninside13.

“Betul banget,” kata @havitleavegas, kepada Ridwan. “Setuju. Masa enggak ada efek jeranya, mau dibilang budaya, apa?”

“Lama-lama hilang sanksi sosial, dianggapnya wajar, dimaklumi, penak si temen,” imbuhnya.

Pemilik akun @imaqueennz, juga mengaku setuju dengan Ridwan. “Biar pada kebuka juga para generasi. Siapa partai juara terkorup di Indonesia.”

“Biar enggak gampang diegok-egokin saat Pemilu datang,” sambungnya.

Akun @blankman808, pun demikian. “Setuju, Bang. Memang kayak gini harusnya masuk pelajaran, biar tidak ada contoh untuk generasi berikutnya.”

Sementara @Aditya_Li, fokus ke siapa sosok yang berani memasukkan korupsi ke pelajaran sejarah.

“Dan [siapa yang berani] memberantas korupsi, serta berani menindak dengan sangat tegas, harus dijadikan pahlawan serta tercatat di sejarah Indonesia!” tegasnya.

Pengguna Twitter @menata_future, juga berharap usul Ridwan, menjadi kenyataan.

“Setuju Pak Gub. Biar yang korupsi terpampang terus namanya, sepanjang sejarah,” tuturnya.

“Bahwa ia pernah maling uang rakyat. Supaya track record selalu menyertainya, ke mana pun ia pergi dan berada,” lanjutnya.

Rizkyanto Aditya juga membenarkan ide Ridwan. “Benar banget nih, karena sejarah bukan soal penjajahan Indonesia yang dilalukan Jepang-Belanda doang.”

Halaman selanjutnya >>>

“Cetak mukanya…”