Berita  

Rekaman Rahasia Pembunuhan Jamal Khashoggi Di Buka, Isinya Mengerikan

Genap setahun lalu, awal Oktober 2018, ada peristiwa tragis terjadi di Gedung Konsulat Arab Saudi di Turki yakni
pembunuhan terhadap seorang jurnalis bernama Jamal Khashoggi.

Jamal adalah  jurnalis yang memulai karirnya sebagai ajudan duta besar Arab Saudi di Mayfair London di tahun 2004.
Pada 2007, ia kembali ke Arab Saudi berkerja sebagai penyunting pada surat kabar pro-pemerintah, Al-Watan. Dipecat tiga tahun kemudian akibat dianggap kerap “mendorong batas-batas perdebatan di dalam kalangan masyarakat Saudi”.

Lalu di tahun 2011, Khashoggi lantang menentang apa yang ia lihat sebagai rezim Saudi represif dan otokratis. Tindakan Jurnalis ini nampaknya terinspirasi oleh peristiwa Arab Spring (kebangkitan dunia Arab).

Pada 2017, ia dilarang menulis dan pergi mengasingkan diri ke Amerika. Karena istrinya dipaksa menceraikannya.

Khashoggi lalu bekerja sebagai kontributor untuk Washington Post. Di sana ia menulis 20 artikel bernada keras beberapa saat sebelum ia dihabisi.

Teman Khashoggi, David Ignatius (kolumnis senior urusan luar negeri dan wartawan investigasi The Post) mengatakan, “Ketika ia menjadi editor di bidang Kerajaan, ia akan melewati garis merah,”

Setahun lalu, ia tertangkap kamera CCTV memasuki gedung konsulat  Arab Saudi dan tidak pernah lagi terlihat keluar dari sana.  Dan Itu ternyata adalah gambar video terakhir yang memperlihatkan dirinya.

Ternyata gedung konsulat itu disadap oleh dinas intelijen Turki, maka seluruh aksi perencanaan dan pelaksanaan pembunuhan terekam dengan rinci. Rekaman itu kini sudah bisa didengarkan oleh sedikit orang.  Di antaranya adalah mereka yang kini telah bersedia diwawancarai dan berbicara kepada program “BBC Panorama” secara eksklusif seperti yang dikutip oleh portal viva.

Baroness Helena Kennedy (pengacara Inggris) adalah salah satu orang yang sudah mau berbicara. Kennedy mengaku telah turut mendengarkan rekaman suara saat Jamal  mulai masuk ke dalam gedung konsulat hingga detik-detik kematiannya.

“Kengerian mendengarkan suara seseorang yang ketakutan pada suara seseorang, dan bahwa Anda mendengarkannya secara langsung. Itu membuat tubuhku merinding” ungkap Kennedy.

Sebuah catatan rinci tentang pembicaraan antar-anggota kelompok pembunuh Arab Saudi itu dibuat oleh Kennedy.

“Anda bisa mendengar mereka tertawa. Ini adalah bisnis yang mengerikan. Mereka menunggu di sana, mengetahui bahwa pria ini akan masuk dan bahwa ia akan dibunuh dan dipotong-potong.”

Kennedy diundang bergabung dengan sebuah tim yang dikepalai Agnes Callamard, pelapor khusus PBB untuk kasus pembunuhan di luar proses hukum.

Callamard, seorang pakar hak asasi manusia (HAM), teleh menginfokan pada Kennedy  tentang tekadnya untuk menggunakan mandatnya sendiri menyelidiki pembunuhan itu.  Saat itu PBB justru terbukti enggan melakukan penyelidikan kejahatan internasional ini.

Callamard mengatakan bahwa perlu waktu satu minggu baginya untuk membujuk intelijen Turki agar ia dan Kennedy (dengan penerjemah bahasa Arabnya) diijinkan mendengarkan rekaman itu.
Akhirnya Callamard dan tim dapat mendengarkan rekaman sepanjang 45 menit, yang diambil dari rekaman berdurasi dua hari di moment penting itu.

Jamal berada di Istanbul – sebuah kota di mana para musuh berbagai rezim di seantero Timur Tengah sudah lama mendapatkan perlindungan – selama beberapa minggu sebelum akhirnya dibunuh.

Sebelum hari naasnya,  ayah empat anak berusia 59 tahun ini baru  bertunangan dengan Hatice Cengiz, peneliti akademik asal Turki.

Agar bisa menikahi Cengiz, Khashoggi memerlukan dokumen-dokumen perceraiannya yang harus ia ambil di Konsulat Arab Saudi pada akhir September 2018,

Sebelumnya Jamal kerap melontarkan kritik yang  diarahkan kepada putra mahkota yang baru, Mohammed bin Salman (MBS) tokoh yang  dikagumi oleh banyak orang Barat. Ia dianggap reformis dan membawa gelombang modernisasi dengan visi yang baru untuk negara Arab.

Tapi ternyata di kampung halamannya, Jamal menemukan bahwa MBS kerap  menindak perbedaan pendapat. Fenomena dan kasus inilah yang diangkat Khashoggi di halaman The Post.

“Secara khusus nampaknya itu membuat jengkel sang putra mahkota, dan dia terus meminta para pembantunya untuk melakukan sesuatu dengan sikap Jamal ini,” kata David, teman sekerjanya yang rutin  mengunjungi Saudi dan menulis kondisi politik di sana.

“Seseorang di kantor komunikasi MBS terekam telah mengizinkan dilakukannya misi itu. Masuk akal untuk melihat rujukan ke kantor komunikasi itu sebagai rujukan ke sosok Saud al-Qathani,” lanjut Calllamard.

Sebelumnya. Al-Qhatani juga kerap ditunjuk secara langsung dalam berbagai kampanye melawan orang-orang lainnya. Ia sendiri telah diduga terlibat dalam kasus penahanan dan penyiksaan para pemberontak di Saudi, dan orang-orang penting yang dicurigai tidak setia.

Pada sebuah tulisannya, Khashoggi menuduh Qathani mengoperasikan sebuah “daftar hitam” bagi sang putra mahkota.

Ada rekaman empat panggilan telepon pada 28 September antara kantor konsulat dengan Riyadh. Di dalamnya termasuk perbincangan antara konsulat jenderal dengan kepala keamanan Kementerian Luar Negeri, yang mengatakan kepadanya sebuah misi sangat rahasia – “tugas nasional” – sedang direncanakan.

Sebagai seorang pengacara kenamaan di Inggris, Kennedy pun menganilisis bahwa tak ada keraguan bahwa ini adalah sebuah misi yang serius dan diorganiir dari atas.

Rekaman penting itu juga membuktikan beberapa nama sebagai eksekutor pembunuhan Jamal. Antara lain adalah Dr. Salah al-Tubaigy (seorang ahli forensik) dan Maher Abdul Aziz Mutreb (salah satu personel keamanan MBS yang rutin terlihat mendampingi putera mahkota saat bepergian). Bersama tujuh orang anggota tim, keduanya hadir pada dini hari tanggal 2 Oktober menggunakan pesawat jet pribadi yang mendarat di Istanbul.

Metin Ersaqz, pakar isu Arab Saudi dan berbagai misi khusus mereka, mengatakan bahwa intelijen negara tersebut  menjadi lebih agresif setelah MBS menjadi putra mahkota.

Rekaman penting itu juga menujukkan, bahwa Mutreb memberikan arahan kepada eksekutor lain untuk memberikan kesempatan kepada dr Salah untuk memutilasi tubuh Jamal, setelah sebelumnya dibungkam dan disekap tak berdaya.

Dari apa yang terdengar dalam rekaman, Kennedy yakin bahwa Maher Abdulaziz Mutreb lah yang menjalankan operasi tersebut.

Pada hari eksekusi itu,  sebuah ruangan kantor di lantai atas gedung konsulat sudah disiapkan. Lantainya pun sudah dilapisi plastik. Staf asal Turki juga  diliburkan.

Rekaman itu juga meemperdengarakan percakapan yang mengerikan, antara lain dialog
“Mereka berbicara tentang… kapan Khashoggi akan tiba, dan mereka berkata, `Apakah hewan kurban itu telah tiba?` Begitulah cara mereka menyebut dirinya,” kata  Kennedy menjelakasn lebih lanjut.

“Ada titik di mana kita bisa mendengar Khashoggi berubah dari seorang pria yang percaya diri, menjadi terdengar dalam rasa takut – kecemasan dan rasa teror yang meningkat – dan kemudian mengetahui bahwa sesuatu yang fatal akan terjadi,” jelas Kennedy.

Ia melanjutkan: “Ada sesuatu yang benar-benar menakutkan tentang perubahan suara itu. Kekejaman itu muncul dengan mendengarkan rekaman tersebut.”

Lalu ada pula suara orang lain terdengar berteriak, `Ini sudah berakhir,` dan orang yang lain lagi berteriak, `Lepaskan, lepaskan. Pasang ini di kepalanya. Bungkuskan.!”

Kennedy memiliki asumsi bahwa mereka telah memutus kepalanya.

Callamard ebagai pegiat HAM mengatakan, “Ada tingkat perencanaan skala besar yang digunakan untuk memberi kesan bahwa tak ada hal buruk yang terjadi kepada Khashoggi.”

Pembunuhan ini mulai terbongkar saat Cengiz menghubungi sebuah nomor yang pernah diberikan oleh Jamal. Nomor itu adalah milik
Dr. Yasin Aktay yang  merupakan anggota partai berkuasa di Turki yang memiliki kontak para pejabat tinggi.

Yasin dengan segera menelepon kepala intelijen Turki dan memberi tahu kantor Presiden Tayyip Erdogan.

Esok harinya, pemerintah Arab Saudi dan Turki mengeluarkan statement yang bersebrangan tentang apa yang telah terjadi di dalam gedung konsulat. Arab Saudi berpendapat bahwa Khashoggi telah pergi meninggalkan gedung konsulat, sementara Turki menyatakan ia masih berada di dalam.

Timbul pertanyaan apakah pada saat itu mereka (intelijen Turki) tahu bahwa nyawa Khashoggi dalam bahaya dan, jika ya, mengapa mereka tidak memperingatkannya?

“Saya kira mereka tak tahu. Tidak ada bukti bahwa mereka mendengarkannya langsung saat kejadian terjadi,” kata Callamard.

“Aktivitas intelijen seperti ini dilakukan secara teratur, dan hanya karena ada pemicu lah mereka kemudian kembali menyimak rekaman yang ada. Hanya karena Khashoggi dibunuh dan menghilang lah mereka mendengarkan isi rekaman itu.”

Ersaqz menambahkan, bahwa mantan rekan intelijennya meninjau rekaman yang ada secara retrospektif lalu mendengarkan sekitar 4.000 hingga 5.000 jam rekaman untuk menemukan hari kunci dan rekaman 45 menit yang diperdengarkan kepada Callamard dan Kennedy.

Akhirnya malam itu, pihak berwenang Turki mengatakan kepada media bahwa Khashoggi telah dibunuh di konsulat Saudi.
Pembunuhan di Istanbul, di dalam sebuah kedutaan besar dengan kekebalan diplomatik, menempatkan pihak berwenang Turki dalam kesulitan.

Strategi pemerintah Turki adalah membocorkan sebagian dari apa yang mereka ketahui kepada media. Mereka lalu mengundang perwakilan dari CIA dan beberapa agen intelijen termasuk MI6, untuk mendengarkan rekaman itu, membuktikan bahwa Khashoggi dibunuh oleh operasi Arab Saudi.

CIA melaporkan bahwa mereka telah tiba pada kesimpulan bahwa terdapat “kepastian tingkat sedang sampai tinggi” bahwa Mohammad bin Salman telah memerintahkan pembunuhan pada Jamal.

Di bulan Januari, pemerintah Arab Saudi akhirnya mengadili 11 orang di Riyadh dalam kasus pembunuhan Jamal, termasuk Mutreb dan dr al-Tubaigy. Namun bukan terduga dalang pembunuhan Saud al-Qahtani.

Kini Laporan Callamard untuk Dewan Hak Asai Manusia PBB juga sudah  mencapai kesimpulan.

“Tidak ada indikasi di bawah hukum internasional bahwa tindak kejahatan ini dapat dikualifikasikan ke dalam kategori mana pun selain sebagai pembunuhan oleh negara,”

Sementara Kennedy berpendapat,
“Sesuatu yang berbahaya dan mengerikan terjadi di kedutaan besar itu. Komunitas
internasional memiliki tanggung jawab untuk mendesak diadakannya penyelidikan tingkat tinggi.”

Turki juga telah menuntut ekstradisi terhadap mereka yang dianggap terlibat untuk diadili di Istanbul. Namun Arab Saudi menolaknya.

Arab Saudi juga menolak memberikan kesempatan wawancara kepada “BBC Panorama”.
Mereka hanya mengatakan bahwa putra mahkota “sama sekali tidak ada kaitannya” dengan apa yang disebut sebagai “kejahatan keji”.

Cengiz yang tak jadi menikah dengan Jamal pun berpesan “Ini bukan hanya tragedi bagi saya – tapi bagi seluruh umat manusia, semua orang yang berpikir seperti Jamal dan mengambil sikap sepertinya”

Menyuarakan keadilan dan kebenaran memang berisiko. Namun dengan kerjasama diantara orang-orang baik yang masih memiliki hati nurani, hal itu akan lebih mudah dilakukan. Kebenaran dan keadilan memang harus diperjuangkan, karena ia tidak secara cuma-cuma didapatkan.