Berita  

Resmi Dimakzulkan Lewat Voting DPR AS, Donald Trump ‘Ngamuk’

Ngelmu.co – Donald Trump menjadi presiden ketiga dalam sejarah Amerika Serikat, yang resmi dimakzulkan, usai voting Dewan Perwakilan Rakyat dilakukan.

Pada Rabu (18/12) waktu setempat, voting DPR itu menjadi salah satu proses panjang dari sekelumit upaya pemakzulan presiden.

Sebelumnya, sidang dengar pendapat terkait tuduhan Trump menahan bantuan untuk Ukraina, demi menjegal Joe Biden dalam pemilu 2020, telah dilaksanakan.

Trump disangkakan dua pasal pemakzulan, yakni penyalahgunaan kekuasaan dan upaya menghalangi penyelidikan Kongres.

Dilansir Reuters, DPR sepakat memakzulkan Trump, dengan voting 230-197, untuk pasal penyalahgunaan kekuasaan.

Sementara untuk voting pasal menghalangi penyelidikan Kongres, DPR juga menyetujui pemakzulan Trump, dengan suara 229-198.

Meskipun Trump tak akan langsung lengser dari kursi kepemimpinan, karena masih ada satu tahapan pemakzulan, yakni sidang Senat bulan depan.

Ia tetap ‘mengamuk’, salah satunya seperti terlihat di akun Twitter pribadinya, @realDonaldTrump, yang menilai pemakzulan tersebut adalah ‘serangan terhadap Amerika’.

Dikutip Ngelmu, Kamis (19/12), Trump menunjukkan kemarahannya, lewat tulisan berhuruf kapital (sudah mafhum, penggunaan huruf kapital dalam tulisan bisa berarti teriakan atau amarah).

“KEBOHONGAN JAHAT DARI PARA RADIKAL SAYAP KIRI, DEMOKRAT YANG TIDAK BISA APA-APA. INI ADALAH SERANGAN TERHADAP AMERIKA, DAN SERANGAN TERHADAP PARTAI REPUBLIK”.

Baca Juga: Surat dari Trump untuk Erdogan Berakhir di Tempat Sampah

Amarah juga ia sampaikan dalam kampanye di Michigan. Di hadapan para pendukungnya, politikus Partai Demokrat yang memakzulkannya, kata Trump, ‘dipenuhi rasa kebencian’.

“Di saat kami menciptakan lapangan kerja dan berjuang untuk Michigan, sayap kiri radikal di Kongres dipenuhi rasa iri dan kebencian dan kemarahan, kalian lihat apa yang terjadi. Orang-orang itu gila,” ujarnya.

Sebelumnya, Trump sudah berkali-kali membantah tudingan konspirasi menjatuhkan Biden.

Upaya pemakzulan yang dimulai sejak September itu, menurutnya, tidak lain adalah ‘witch-hunt’ (mencari-cari kesalahan).

Namun, dalam debat sebelum voting, Ketua DPR AS, Nancy Pelosi menegaskan, bahwa pemakzulan ini penting, untuk menegakkan demokrasi yang telah dinodai Trump.

“Jika kita tidak bertindak sekarang, berarti kita mengabaikan tugas. Sangat tragis, tindakan ceroboh presiden membuat pemakzulan diperlukan,” tegasnya.