Ribuan Massa Tangsel Tuntut Kemerdekaan Palestina

Ngelmu.co – Hari ini, Sabtu (30/12), ribuan massa Tangerang Selatan (Tangsel) menggelar Aksi Bela Palestina. Aksi Bela Palestina yang tergabung dalam Forum Bersama Solidaritas Tangsel untuk Palestina (FB STUPA) yang merupakan gabungan dari berbagai ormas di Kota Tangerang Selatan.

Aksi Bela Palestina, Sabtu (30/12) dihadiri kurang lebih dari 40 ormas di Tangsel. Seperti yang dilansir oleh Republika, peserta aksi yang berkumpul di lapangan Cilenggang menuju Plaza BSD. Massa yang bergerak ke arah utara terlihat memenuhi ruas jalan Jenderal Sudirman menuju arah BSD membuat tiga ruas jalan Jenderal Sudirman berubah menjadi warna putih dari seragam masa aksi.

Salah seorang massa aksi, Zainal (48) mengatakan, dirinya bersama ratusan jamaah masjid Nurul Ikhwan Kota Tangsel mengikuti aksi untuk menunjukan solidaritas sesama muslim untuk muslim Palestina. Terlebih, kata dia, saat ini Palestina kembali diguncang oleh pernyataan atas pemindahan Yerusalem ke tangan Israel oleh presiden Amerika Serikat, Donald Trump

“Kita ingin aksi ini bisa mencabut pernyataan Donald Trump, agar Al Quds tetap berstatus ibu kota Palestina,” ujar Zainal di lokasi aksi, Sabtu (30/12).

Zainal mengatakan, selain menuntut Donald Trump mencabut pernyataannya, dia juga berharap agar Palestina bisa mendapatkan kemerdekaan yang sebenar-benarnya atas tanah mereka. Pasalnya, beberapa kali Palestina harus meladeni serangan ekspansi Israel di tanah Palesitina.

Ketua Panitia Pelaksana aksi, Arif Wahyudi memberikan pernyataan bahwa aksi tersebut dimulai pukul 08.00 WIB waktu setempat, peserta aksi akan melakukan medium march dengan rute Lapangan Cilenggang ke arah lampu merah Giant German Centre hingga lampu merah Mc.Donald, seberang Plaza BSD.

Saat di depan McDonald panitia juga akan menghadirkan orator dengan orasi empat bahasa yakni, orasi Bahasa Jepang akan disampaikan oleh Mulyanto, dari Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia (MITI), adapun Bahasa Inggis diisi oleh Heri Kuswanto, dan Bahasa Arab oleh Muhammad Al Mushiri.

“Kami sengaja menghadirkan orator dengan bahasa asing agar aspirasi kami bisa tersampaikan dan didengar dunia,” kata Arif.