Rommy: Habis Manis Sepah Dibuang?

Ngelmu.co – Siapa yang tak tahu jika Romahurmuziy (Rommy) berdiri di barisan koalisi Jokowi-Ma’ruf dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 ini? Ia kerap terlihat menyuarakan upayanya agar berbagai pihak ikut mendukung pilihannya, atau paling tidak bisa bersikap netral. Namun, tiba-tiba langkah Rommy timpang, sesaat setelah dirinya tersandung kasus korupsi, dan menjadi tersangka kasus dugaan suap jual-beli jabatan di Kementerian Agama (Kemenag).

Hasil gambar untuk romahurmuziy kpk

Manis yang selama ini ia rasakan pun seolah lenyap seketika. Tak ada lagi tawa, tak ada lagi ‘gula-gula’, tak ada lagi kolega. Ia yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), harus melepas tongkat komando, dan merelakannya pindah ke tangan Suharso Monoarfa.

[read more]

Kasusnya pun seolah menjadi gerbang bagi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk membuka ‘anak-anak’ pintu dari kasus di bawahnya. Semua berawal dari Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang menghampiri Rommy, Jumat (15/3), di Hotel Bumi Surabaya. Dari OTT tersebut, KPK mengamankan barang bukti uang senilai Rp 156.758.000.

Meskipun Rommy merasa jika dirinya dijebak dalam peristiwa ini. Pernyataannya tak sama sekali dihiraukan oleh KPK. Fokus KPK saat ini adalah terus menyelidiki dan mengembangkan kasus yang ada.

Melansir Nusantara, sebagai sosok yang didukung oleh Rommy hingga ia terlibat ‘hubungan’ serius dengan KPK, Jokowi diharapkan bisa meluangkan waktu untuk sekadar menjenguk Mantan Ketum PPP itu. Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Ketua Umum (Waketum) Gerindra, Arief Poyuono.

“Kangmas Joko Widodo harus jenguk Mas Rommy di KPK. Jangan habis manis, terus sepah dibuang,” ujarnya, Sabtu (16/3).

Selang beberapa hari dari terucapnya pernyataan Poyuono, manis yang kini menjadi sepah pun seolah benar-benar akan dibuang. Hal ini nampak nyata setelah Sekjen Nasdem, Johnny Gerard Plate menyuarakan permintaannya, agar semua gambar Rommy bersama Jokowi-Ma’ruf, segera diturunkan. Ia meminta gambar Rommy bisa diganti dengan tokoh PPP lainnya.

“Dari baliho, billboard, kalender, stiker, dan lain sebagainya yang dulunya ada Rommy dengan pasangan Jokowi maupun Kiai Ma’ruf, ya harus diganti dengan tokoh baru. Apakah Ketum yang baru, atau pelaksana tugas, atau dengan tokoh senior yang sekaliber seperti Kiai Maimoen,” tegasnya.

Kalau sudah begini, bolehkah Rommy mengucap, “Habis manis sepah dibuang?”

[/read]