Berita  

Rp7,6 M untuk Muazin Turki yang Juarai Lomba Azan

Muazin Turki Lomba Azan

Ngelmu.co – Muhsin Kara adalah muazin asal Turki, yang berhasil menjuarai kompetisi Otr Elkalam (Scent of Speech).

Kompetisi tersebut digelar oleh General Entertainment Authority (GEA) Arab Saudi.

Dari kemenangannya itu, Muhsin membawa pulang hadiah 2 juta riyal atau sekitar Rp7,6 miliar.

@ngelmuco #Muazin asal #Turki , #MuhsinKara , berhasil menjuarai kompetisi Otr Elkalam (Scent of Speech); yang digelar oleh #GeneralEntertainmentAuthority #GEA #ArabSaudi ♬ suara asli – Ngelmu

Sebagai informasi, Otr Elkalam merupakan kompetisi internasional bagi mereka yang mempunyai bakat dalam membaca Al-Qur’an dan azan.

Ini menjadi kompetisi pertama di dunia yang menggabungkan dua kategori lomba dalam satu program.

Adapun hadiah total kedua kategori tersebut mencapai Rp45 miliar.

Televisi pemerintah Arab Saudi, MBC, turut menayangkan Otr Elkalam.

Pesertanya berasal dari berbagai negara, maka juri kompetisi juga merupakan ulama dari negara-negara di dunia; termasuk Indonesia.

Ustaz Miftahul Arifin yang mewakili Tanah Air untuk duduk di kursi juri.

Baca Juga:

Muhsin tidak berangkat sendirian dari Turki.

Ia bersaing ketat dengan peserta lomba azan perwakilan Turki lainnya, yakni Abijan Celik.

Abijan yang menduduki peringkat dua, membawa hadiah 1 juta riyal atau sekitar Rp3,8 miliar.

Adapun peraih juara ketiga dan keempat merupakan muazin dari Arab Saudi; Abdulrahman bin Adel dan Anas Al-Rahili.

Masing-masing dari mereka mendapat hadiah 500.000 riyal (Rp1,9 miliar), dan 250.000 riyal (Rp956 juta).

Sebagai juara, Muhsin sudah mulai mengumandangkan azan saat usianya masih 8 tahun.

Ia mengaku begitu mengagumi sahabat Nabi Muhammad yang juga muazin pertama dalam sejarah Islam, Bilal bin Rabah al-Habashi.

Muhsin telah mengumandangkan azan di sejumlah masjid besar di Jerman, Iran, dan Turki.

Dengan kemenangannya di Otr Elkalam, ia berharap dapat memperdengarkan azan di mana-mana.

Abijan sendiri, meski tidak bisa berbahasa Arab, suara indahnya tetap sukses memukau juri.

Berasal dari Makedonia, Abijan belajar Al-Qur’an dan azan sejak dini, dari seorang guru yang menemukan bakatnya.

Ia yang sadar tidak bisa berbahasa Arab, meski dapat membaca Al-Qur’an serta mengumandangkan azan dengan baik, bilang:

“Manusia itu tidak berdaya, dan Al-Qur’an itu ajaib.”