Berita  

Sadar Terpilih Atas Suara Rakyat, Aleg PKS Potong Gaji untuk Korban Bencana

PKS Potong Gaji untuk Korban Bencana

Ngelmu.co – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyadari jika seluruh anggota legislatif (aleg) mereka, baik pusat pun daerah, terpilih atas suara rakyat.

Maka di tengah berbagai bencana yang melanda beberapa wilayah di Tanah Air, Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini, mengambil sikap.

Ia, menginstruksikan pemotongan gaji kepada seluruh aleg untuk membantu warga yang terdampak–korban bencana.

“Anggota dewan sebagai wakil rakyat, hadir di parlemen dari tingkat pusat, provinsi, sampai kabupaten/kota, atas suara rakyat,” kata Jazuli.

“Maka anggota Fraksi PKS, dari tingkat pusat hingga daerah, itu harus selalu hadir dalam persoalan-persoalan rakyat,” imbuhnya, mengutip Republika, Rabu (3/2).

Langkah ini juga diambil karena mereka merasa bertanggung jawab untuk membantu rakyat mana pun yang tertimpa musibah.

“Karena itu, kami pimpinan fraksi, sepakat untuk mengambil keputusan,” kata Jazuli.

“Seluruh anggota dewan, dari pusat hingga daerah, kita minta dipotong gajinya,” sambungnya, di Ruang Fraksi PKS, Kompleks Parlemen, Jakarta.

Baca Juga: Peduli Korban Bencana, F-PKS DPR Siap Potong Gaji

Fraksi PKS, lanjut Jazuli, juga menanamkan prinsip bahwa jabatan mereka bukanlah sesuatu yang harus dibanggakan, apalagi disombongkan.

Namun, sebagai wakil rakyat, PKS justru merasa menggenggam tanggung jawab juga amanah.

“Jabatan bagi kami adalah satu posisi yang bisa kita gunakan untuk menolong rakyat,” ujar Jazuli.

“Itu sebabnya, ketika ada bencana, kita langsung secara kompak dan tidak ada yang protes, seluruh anggota dewan memotong gajinya,” jelasnya.

Terlepas dari itu, Jazuli juga mendorong agar pemerintah pusat dan daerah, meningkatkan koordinasi dalam membantu korban bencana.

Pihaknya tidak ingin, masyarakat terdampak, justru mengalami kesulitan ketika membutuhkan bantuan.

“Kami berharap, melakukan koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan Pemda,” kata Jazuli.

“Jangan masyarakat yang sudah tertimpa musibah itu, mereka harus terkatung-katung nasibnya, karena persoalan teknis koordinasi,” pungkasnya.