Berita  

Sang Anak Bertanya Adegan Di Gereja, Ini Jawaban Ustadz Yusuf Mansyur

Ngelmu.co – Artis muda baru, Wirda Mansur pernah bertanya kepada ayahnya yang juga da’i kondang, Ustadz Yusuf Mansur ketika dirinya mendapatkan adegan berlokasi di gereja dalam pembuatan  film The Santri.

Penulis buku yang juga selebgram ini membuka dialog dengan ayahnya:
“Pa, ini ada adegan gereja gimana?” demikian seperti yang diceritakan kembali oleh Ustadz Yusuf Mansur pada tayangan chanel resminya.

Ayahnya menjawab: “Ya gimana? Apa Mau mundur? Kan udah di tengah,” ungkap Ustadz Yusuf.

Da’i kondang itu kemudian meminta penjelasan kepada putrinya itu tentang seperti apa adegan yang dimaksud. “Kalau di gereja ikut misa ya jelas nggak boleh dong. Di gereja ikut kebaktian ya nggak boleh dong.”

Wirda kemudian menerangkan lebih lanjut “Di gereja silaturahim, ngantar makanan,”

“Ya kalau ngantar makanan. Ya bia dicobalah,” jawab Ustadz Yusuf. Ia mengaku tak benar-benar paham seperti apa adegan dalam gereja yang dimaksudkan oleh Wirda anaknya.

Ustadz Yusus Mansur berkeyakinan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) mestinya telah  memiliki pertimbangan mengapa perlu ada adegan film seperti itu.

Da’i kondang ini lalu melanjutkan bahwa  begitulah salah satu gaya NU dalam menerjemahkan “toleransi”.

“Toleransi saya tentu berbeda dengan toleransi teman-teman,” kata Ustadz Yusu Mansur menutup penjelasan yang ia lakukan.

Film The Santri kini memang sedang menjadi pembicaraan banyak kalangan. Karena beberapa adegan dalam film itu dianggap tidak mewakili kehidupan santri yang sebenarnya. Ada tuntunan-tuntunan agama Islam yang justru diterobos oleh skenario dan adegan film yang disutradarai oleh pegiat baru di bidang cinematografi Indonesia, yang kebetulan juga bukan seorang muslim.

Respons berdatangan dari berbagai kalangan Islam yang beragam. Baik tokoh agama, budayawan Islam, hingga komunitas santri di Indonesia yang tak sedikit juga menjawab  kontroversi  film The Santri dengan film-film pendek buatan mereka.

Kini netizen juga bisa menyaksikan ramainya film-film pendek yang tersebar itu di jagad media sosial.