Sapi adalah hewan ternak yang pertama kali dilakukan oleh suku Bovidae. Sapi ternak merupakan keturunan dari jenis Auerochse atau Urochse (bahasa Jerman berarti “sapi kuno”) dengan nama ilmiah: Bos primigenius. Jenis ini sudah punah di Eropa sejak 1627. Lembu merupakan nama lain dari sapi yang telah dikebiri dan biasanya digunakan untuk membajak sawah. Hewan ini dipelihara untuk di manfaatkan tenaga, susu serta dagingnya. Hasil lainnya, seperti kulit, jeroan, tanduk, dan kotorannya juga dapat dimanfaatkan manusia. Maka dari itu, sapi telah menjadi bagian dari berbagai kebudayaan manusia.
Jenis Jenis Sapi Ternak
Sapi Hereford (pedaging)
Hereford berasal dari Herefordshire, Inggris. Hereford dikenal dengan white face cattle. Jenis ini memiliki daya adaptasi yang cukup bagus sehingga dapat beradaptasi dan tersebar di lebih dari 50 Negera. Di ekspor dari Inggris pada tahun 1817, dan mulai tersebar dari Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Australia, Russia. Di Indonesia, Sapi ini disilangkan dengan jenis Brahman sehingga menghasilkan jenis Brahman Cross dari yang merupakan jenis potong atau pedaging.
Hereford mempunyai karakteritik Berwarna merah dengan bagian muka, dada, perut bagian bawah, kaki bagian bawah, dan rambut ekor berwarna putih. Dengan ukuran tubuhnya sedang, Bobotnya bisa mencapai 232 Kg. Tingkat pertumbuhannya sangat cepat dengan produktivitasnya yanga tinggi, membuat Holstein ini diminati banyak peternak.
Sapi Aberdeen Angus
Angus sudah ada di Indonesia sekitar tahun 1974 dari Selandia Baru. Angus mempunyai bulu berwarna hitam, tubuhnya rata serta memiliki tekstur daging yang padat. Dagingnya banyak disukai konsumen karena bertekstur halus dan padat. Salah satu keistimewaan dari Angus adalah Kemampuan dalam menurunkan perlemakan dalam daging terhadap ke anak-anaknya. Angus pada umur 18 bulan saja bisa mencapai bobot antara 650 kg.
Angus mempunyai ciri ciri antara lain tidak berpunuk dan juga tidak memiliki tanduk. Tampangnya bulat dan pendek, berwarna hitam, telinga pendek, aktif bergerak dan lincah, leher pendek, berpunggung lurus, badan padat, dan kaki-kaki kuat serta kekar. Keunggulan angus dapat mencapai bobot yang maksimal antara 800 kg s/d 1000 kg.
Sapi Holstein
Holstein disebut juga sapi frisia, ia merupakan salah satu trah sapi perah yang memproduksi susu di peternakan susu. Holstein dikembangbiakkan di daerah Friesland, Belanda. Holstein ini memiliki perawakan berukuran besar dengan totol-totol warna hitam dan putih di sekujur tubuhnya. Holstein ini mempunyai telinga hitam, kaki putih, dan ujung ekor yang putih. Di Indonesia Holstein jenis ini dapat menghasilkan susu 20 liter/hari. Sayangnya rata-rata produksi 10 liter/hari atau 3.050 kg susu dalam satu fase masa laktasi. Holstein dapat mencapai berat badan 1.000 kg pada pejantan, dan berat badan ideal 635 kg pada betina.
Sapi Brahman
Brahman adalah merupakan keturunan Zebu berasal dari India lalu kemudian masuk ke Amerika pada tahun 1849. Brahman berkembang pesat di Amerika, dikembangkan untuk diseleksi dan ditingkatkan mutu genetiknya. Dari AS, setelah berhasil ditingkatkan mutunya, sapi Brahman menyebar ke Australia. Ciri khasnya adalah mempunyai berpunuk besar dan berkulit longgar, gelambir dibawah leher sampai perut lebar dengan banyak lipatan-lipatan, serta telinga panjang menggantung dan berujung runcing.
Sapi brangus
Brangus ini merupakan keturunan persilangan Angus dan Brahman. Mempunyai ciri Fisik yang paling khas adalah warna hitam pada kulitnya dan bentuk tanduknya yang kecil. Brangus merupakan persilangan antara betina Brahman dan pejantan Aberden Angus. Bisa dikatakan bahwa komposisi genetiknya adalah 3/8 Brahman dan 5/8 Aberdeen Angus. Brangus juga memiliki leher dan telinga pendek, Bentuk punggung lurus, Komposisi badan kompak dan padat. Sapi ini masih mempunyai punuk sebagai warisan sifat Brahman. Walaupun berwarna hitam, Brangus tahan terhadap udara panas serta gigitan serangga.
Sapi Simmental/Metal
Simmental berasal dari daerah Simme di negara Switzerland (Swiss). Sekarang banyak berkembang di benua Amerika, Australia dan Selandia Baru. Simmental merupakan tipe perah dan pedaging. Simental adalah jenis yang jinak yang mudah untuk diternak. Simmental super dalam hal pertumbuhan dan pertambahan berat badan.
Selain sebagai penghasil daging yang potensial, simmental ini juga merupakan penghasil susu. Tapi di Indonesia Simmental lebih populer untuk penggemukan sebagai penghasil daging atau sapi potong. Simmental jantan dewasanya mampu mencapai berat badan 1150 kg sedang betina dewasanya 800 kg. Secara genetik, Simmental adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur.
Ciri fisiknya dapat dilihat dari Bulunya berwarna kuning hingga kecokelatan, Bentuk badan Simmental ini panjang, kompak dan tentunya padat, Kepala simental umumnya bewarn putih pada bagian atasnya, Bobot tubuh Simental jantan dewasa mampu mencapai 1.400 kg. Simmental memang tegolong dalam jenis yang berukuran besar, baki pada waktu melahirkan, penyapihan hingga dewasa. Simental Betina dewasa 600-800 kg. Pertambahan bobotnya bisa mencapai 1,5-2,1 kg/hari.
Sapi Limosin
Limosin adalah sapi ternak pedaging yang mempunyai nilai jual tinggi. Limosin memiliki ciri mempunyai ukuran tubuh yang besar dan panjang, warna sekeliling mata dan bagian lutut ke bawah berwarna sedikit terang, dengan bulu yang berwarna coklat tua, serta pada jantan memiliki tanduk yang tumbuh ke luar yang sedikit melengkung, dapat memiliki tinggi mencapai 1,5 meter.
Limosin pertama kali dikembangkan di negara Prancis, tidak memiliki punuk. Sapi limosin yang betina bisa mencapai bobot 500kg sedangkan jantan bisa mencapai 1.100kg. Keistimewaan limosin adalah sangat mudah tumbuh hanya dalam waktu 6-12 bulan saja, anak limosin ini sudah memiliki bobot yang sangat besar. limosin ini cocok bagi peternak yang ingin mendapatkan keuntungan yang cepat.
Sapi bali (pedaging)
Sapi bali adalah hasil domestikasi dari banteng atau bibos banteng. Sapi ternak ini sudah cukup banyak dikembangbiakkan oleh warga bali serta banyak dijadikan komoditi usaha penggemukan. Sejarah dari sapi bali adalah berasal dari banteng yang telah dijinakkan berabad-abad lalu, dan pada abad ke-18 mulai menyebar ke Lombok kemudian di wilayah-wilayah lain di Indonesia. Penyebarannya tidak hanya di Indonesia tapi juga sudah menyebar sampai Filipina, Australia, dan Malaysia. Kebanyakan masyarakat bali menggunakan sapi bali tidak hanya untuk dikonsumsi, namun juga dimanfaatkan untuk membajak sawah. Sering juga dimanfaatkan sebagai atraksi agrowisata dan dalam upacara keagamaan Hindu. Sapi bali merupakan jenis yang sering digunakan untuk kurban.
Sapi Madura
Sapi Madura dikenal sebagai sapi potong lokal asli Indonesia yang merupakan hasil persilangan antara banteng dengan Zebu yang secara genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan penyakit. Karakteristiknya mempunyai bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan paha sebelah dalam berwarna putih. Sapi di Madura memberikan kontribusi cukup besar sampai 24% dari kebutuhan sapi potong yang berasal dari Jawa Timur. Hasil pendataan Badan Pusat Statistik Jawa Timur menunjukkan, populasi sapi di Pulau Madura mencapai 806.608 ekor pada tahun 2016.
Sapi PO / Jawa
PO merupakan keturunan Brahman, salah satu keturunan jenis liar yang berasil dijinakan pertama kalinya di India. Di Indonesia ada dua jenis yaitu sumba ongole dan peranakan ongole. Keduanya lalu disilangkan yang mendapatkan hasil sapi berwarna putih yang menghasilkan daging berkualitas, sehingga banyak digunakan sebagai hewan qurban.
PO atau disebut juga sapi Jawa, karena penyebaranan dan perkembang biakannya banyak di Pulau Jawa. Konsentrasi penyebarannya terpadat di daerah Jawa tengah (Grobogan, Wonogiri, dan Gunung Kidul) dan di Jawa Timur (Magetan, Nganjjuk, dan Bojonegoro). Pada daerah Sumatra juga dapat dijumpai, terutama di Aceh dan Tapanuli.
PO mempunyai ciri ciri berukuran sedang, dengan gelambir yang lebar yang longgar dan menggantung. Walaupun Badannya panjang tetapi lehernya pendek. Kepala bagian depan lebar diantara kedua mata dengan bentuk mata elip serta bola mata dan sekitar mata berwarna hitam. Telinganya agak kuat, dengan ukuran 20-25 cm, dan agak menjatuh. Mempunya tanduk pendek dan tumpul, tumbuh kedepan dan kebelakang.
Pada pangkal tanduk tebal dan tidak ada retakan. Warna yang popular adalah putih. PO lambat dewasa, pada umur 4 tahun mencapai dewasa penuh. Bobot dewasa bisa mencapai 600-800 kg pada jantan dan 300-500 kg untuk betina. Hasil karkas, persentase karkas 45-55% dengan perbandingan daging tulang 3,23 : 1.
PO tidak banyak dipilih oleh peternak karena lebih menyukai jenis Limo dan Metal. Ini karena pertumbuhan dan kenaikkan berat badan kedua jenis itu yang lebih cepat dibandingkan PO. Tetapi sebenarnya PO juga memiliki keunggulan dari jenis yang lain. PO Tahan terhadap panas, Tahan terhadap ekto dan endoparasit, Memiliki tenaga yang kuat.
Aktivitas reproduksi induknya pun cepat kembali normal setelah beranak, Sedangkan sang jantan memiliki kualitas semen yang baik. Prosentase karkas dan kualitas daging baik dari jenis yang lain. Namun kelemahannya adalah dalam hal Pertumbuhan dan juga adaptasi terhadap pakan.
Sapi Gatot kaca
Sapi Gatotkaca ini tergolong baru, dan langsung menjadi primadona. Gatotkaca ini berasal dari Belgia lahir di Balai Embrio Ternak Cipelang (BET Cipelang) Bogor. Lahir dari Inseminasi Buatan dengan Indukan FH, Limousin, dan Simmental dapat lahir sejumlah 6 ekor. Ketika lahir bobotnya sampai 62,5 kg atau setara keturunan Simental umur 2 bulan. Teknik transfer embrio Belgian Blue ternyata adalah keberhasilan pertama yang ada di Asia Tenggara.
Belgian Blue merupakan jenis yang kekar dan berotot pertama di dunia, mampu menghasilkan daging diperkirakan hingga 10 kali lipat dari jenis lokal. Gatotkaca ini dalam dua tahun memiliki bobot 1,5-2 ton, jauh di atas Limousin yang mampu 600-800 Kg. Perbandingan karkas 73-80 persen dari total bobot tubuhnya, sedangkan karkas sapi lokal hanya 47-50 persen.
Minat peternak sangat tinggi terhadap Gatotkaca ini, maka asosiasi Belgian Blue di Belgia menyebarkan Belgian Blue ke seluruh dunia baik dalam bentuk semen beku maupun embrio. Semen beku biasanya digunakan untuk kawin silang. Gatotkaca mempunyai sifat aslinya sebagai jenis dwi guna, pedaging dan penghasil susu. Gatotkaca ini memiliki sifat dan keuntungan seperti perototan yang luar biasa, kualitas daging yang bagus (tenderness), efisiensi pakan, early maturity, jinak, rendah lemak, rendah tulang dan persentase karkas yang lebih banyak.
Mengapa Sapi ternak di Indonesia Lebih Kurus dari Australia?
Kita dapat melihat dalam penjurian di Royal Melbourne Show, Sapi ternak di Australia terlihat sangat besar dan gemuk. Departemen Industri Primer di negara bagian New South Wales memberikan laporan, bahwa saat dewasa memiliki berat rata-rata sekitar 750 kilogram sedangkan Indonesia jauh dari itu.
Masalahnya ternyata bukan pada makanan. Di Indonesia tidak memiliki dasar genetik yang kuat untuk sapi, turning over pun sangat cepat dikarenakan kebutuhan yang tinggi di Indonesia, sehingga tidak menjaga keunggulannya untuk terus dikawinkan dan diternakan untuk mendapatkan kualitas yang baik.
Di Australia, Luas peternakan-peternakan yang ada itu sangat besar dan cukup produktif dalam menghasilkan produk-produk unggulan, sedangkan di Indonesia skalanya masih terbilang kecil. Saat ini, India masih menjadi negara pengekspor daging sapi terbesar di dunia, sementara Australia berada di urutan ketiga, setelah Brazil, menurut laporan USDA di tahun 2016.
Tips penggemukan dan perawatan Sapi Ternak
Penggemukan adalah teknik merawat sapi secara baik agar bisa tumbuh dengan cepat dan sehat. Perlu teknik khusus dan perawatan tentunya. Hal yang paling penting adalah cara menangani apabila sakit. Sebelum menggemukan, Kita harus bisa memilah bibit yang unggul. Harus tau segala Jenis Penyakit dan Ciri cirinya. Hal ini agar dapat membantu kita dalam mencari solusi apabila terjadi sesuatu pada ternak yang digemukan. Tentunya kita harus tahu tempat dan harga yang bagus untuk bibit penggemukan agar harga jual kembali tetap kompetitif. Berikut adalah hal hal yang perlu kita perhatikan saat memulai usaha penggemukan:
Baca Juga : 5 Tips Mengolah Daging Qurban Agar Tetap Sehat dan Aman Dikonsumsi
Kandang
Siapkan kandang yang terbaik. Buatlah kandang individu sehingga sapi ditempatkan dalam kandang khusus yang diberi skat atau pembatas sesuai dengan ukurannya. Hal ini dapat memacu pertumbuhan yang lebih pesat, dan menghindari kompetisis dalam mendapatkan pakan. Ternak hanya tinggal fokus memakan makanan yang telah disediakan, selain itu kandang ini juga dimaksudkan agar memiliki gerak terbatas sehingga tidak banyak mengeluarkan tenaga.
Pakan
Proses penggemukan yang optimal tidak cukup dengan mengandalkan makanan rumput. Perlu memberikan kosentrat yang mengandung vitamin agar pertumbuhan menjadi lebih pesat. Berikanlah konsentrat terlebih dahulu sebelum memberikan makanan rumput. Jangan lupa untuk selalu menyediakan air minum dalam kandang. Pakan harus memiliki kandungan gizi yang cukup untuk kebutuhan sapi tersebut, pakan haruslah mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Serta pakan tersebut dalam keadaan baik dan tidak tercemar kotoran atau bibit penyakit yang bisa merusak pakan tersebut. Carilah pakan rumput di siang hari atau sore hari agar menghindari telur cacing.
Penyakit
Upayakan untuk sering periksa kesehatan agar terhindar dari penyatik. Penyakit sapi sangat beragam, bisa di sebabkan oleh berbagai faktor salah satunya adalah kebersihan kandang dan faktor lingkungan. Jagalah selalu kebersihan kandang untuk menghindari penyakit. Penyakit yang dapat menyerang adalah Antaraks, Kudis/koreng, Cacingan,Flu/demam/ingusan, Masuk angina, dan Kuku korengan.
Segeralah langsung berkonsultasi dengan dokter hewan atau peternak lain jika terlihat mempunyai penyakit. Kita juga bisa rutin berkonsultasi agar bisa mendapatakan penanganan dan pencegahan yang sesuai atas penyakit tersebut.
Penjualan
Penjualan biasanya dilakukan pada saat hari raya besar karena harga daging sapi sedang melonjak untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Maka untuk pembelian bibit sebaiknya 6 bulan sebelum hari raya agar mendapatkan harga yang masih murah.