Berita  

Saran Ekonom Bank Dunia ke RI: Tiadakan Pajak UMKM Hingga Gratiskan Listrik

Ekonom Bank Dunia Vivi Alatas

Ngelmu.co – Di tengah pandemi virus Corona (COVID-19), Ekonom Bank Dunia, Vivi Alatas, menyampaikan saran untuk pemerintah Indonesia. Mulai dari peniadaan pajak bagi UMKM hingga menggratiskan tarif listrik untuk pengguna 450-900 VA, selama beberapa bulan ke depan.

Hal itu ia sampaikan lewat akun media sosial Twitter pribadinya, @vvalatas, seperti dikutip Ngelmu, Selasa (24/3).

“Yang paling kasihan orang miskin, penjual keliling yang kehilangan pembeli, warung samping sekolah yang sepi, toko kelontong. Pada saat yang sama, mereka yang paling rentan terkena dampak, karena tidak punya pilihan social distancing dan berkurangnya penghasilan dengan drastis,” tuturnya di awal tulisan.

Vivi pun menyampaikan, beberapa pilihan yang bisa diambil pemerintah, berdasarkan mana yang paling memungkinkan untuk dilakukan.

“BLT, bantuan langsung tunai. Indonesia sudah punya pengalaman melakukan ini dan bisa dilakukan dengan cepat,” ujarnya.

Ia juga menilai, pemerintah bisa mendorong masyarakat yang belum mendaftar BPJS, untuk bergabung, dengan catatan adanya potongan premi—setara dengan nilai kelas tiga—selama beberapa bulan.

“Ini nantinya bisa menaikan jumlah kepesertaan dan iuran yang terkumpul dari BPJS setelah badai ini sirna,” kata Vivi.

Selain menyarankan agar pemerintah menyalurkan bantuan pangan non tunai seperti beras, hingga sabun dan masker, ia juga membahas soal listrik hingga pajak UMKM.

“Listrik untuk 450 dan 900 VA digratiskan beberapa bulan. Pendapatan tidak kena pajak dinaikkan. Pajak UMKM ditiadakan untuk beberapa bulan,” sambungnya.

Berikut isi lengkap dari cuitan Vivi, 20 Maret 2020 lalu:

Apa yang bisa kita, aku, dan kamu lakukan?

1. Memberikan sedekah dan zakat (persepuluhan) sekarang, jangan tunggu Ramadhan. Jangan tunggu Natal.

2. Gunakan atau buat group WhatsApp antar tetangga, untuk saling memberikan semangat mengajak membantu yang lain.

Kumpulkan nomor telepon tukang sayur, tukang buah, tukang roti, tukang makanan di sekitar lingkungan kita, toko kelontong, ajak untuk berikan service delivery ke lingkungan kita. Bayar lebih (ini bisa menjadi simbiosa mutualisme).

3. Beri tips lumayan dermawan untuk driver ojek online yang telah membantu kita.

4. Gunakan group WhatsApp untuk mendata siapa yang patut diberi zakat, sedekah, atau charity di lingkungan sekitar kita.

Apakah penjaja makanan yang biasanya lewat, apakah pembuang sampah, petugas kebersihan, apakah tetangga yang kekurangan.

5. Ajak bersama, memastikan tidak ada yang kelaparan di RT-mu, dengan sedekah beras, sedekah sabun cuci tangan.

6. Bersama menggunakan circle of influence kita, untuk saling berbagi nasihat akan informasi yang benar, berbagi nasihat tentang kesabaran dan kasih sayang.

7. Bersama memberikan perhatian dan hadiah, serta menyediakan kebutuhan untuk perawat dan tenaga medis yang berjuang di garda terdepan.

Apa yang bisa dilakukan pengusaha?

1. Bersama memproduksi kebutuhan sanitasi dan Alat Pelindung Diri (APD), serta menjualnya dengan harga wajar dan harga peduli.

Ini bukan saatnya memaksimalisasi profit. Jual dengan harga wajar, agar yang menjual dengan harga selangit jadi jera.

2. Memberikan kesempatan pada pegawainya untuk melakukan social distancing.

3. Memberikan gaji ketigabelas atau keempat belas sekarang, jangan tunggu Lebaran, jangan tunggu Natal.

4. Fokus pada inovasi apa yang bisa dilakukan untuk bisa meningkatkan kemampuan dan memenuhi apa yang paling dibutuhkan. Apa prosedur yang bisa lebih efisien dan efektif.

5. Identifikasi gap keterampilan. Saatnya mendorong karyawan meningkatkan keterampilan lewat online learning.

6. Saatnya melakukan CSR masal, kerja sama, bagaimana bisa menolong lebih banyak orang miskin dan rentan, serta menolong pemerintah dalam memastikan kesiapan supply side.

Sendiri kita adalah setetes air. Bersama kita bisa menjadi gerimis pagi hari yang memekarkan bunga.

Apa yang akan kamu lakukan? Apa yang kamu akan ajak orang lain untuk turut melakukan? Salam sayang.

Baca Juga: “Siapa yang Diam di Rumah saat Terjadi Wabah, Maka Dia Mendapat Pahala Seperti Orang yang Mati Syahid”

Demikian pesan yang Vivi tulis di media sosial. Kata-kata itu pun langsung mendapat banyak respons dari warganet. Terutama mereka yang merasa terwakilkan oleh cuitan ekonom tersebut.

Karina Artie: Terima kasih mbak Vivi buat sarannya, akan melakukan yang belum dilakukan dan menyebarkan pesan ini juga. Sehat-sehat.

Mari Pangestu: Ide-ide konkret. Thanks @vvalatas for sharing. Menjadi masukan dan dapat dijadikan inisiatif konkret masing-masing. Lets do what we can in our own sphere of influence.

Danasmoro Brahmantyo: Terima kasih atas insightnya, Bu Vivi.

Gilang Ramadhan: Harus mulai berani kasih BLT, atau langsung UBI (Universal Basic Income) untuk seluruh Rakyat Indonesia.

Chairin Bani: “Listrik, air, BPJS, dibebaskan kepada kluarga miskin dan hampir miskin, plus berikan BLT selama masa krisis.

Anggarannya selain dari APBN/APBD, juga dengan memotong gaji direksi, komisaris BUMN, presiden, menteri, gubernur, bupati dan anggota DPR.

Juga bisa memotong misalnya 5 persen tabungan masyarakat di bank-bank.

Insya Allah, yakin semua akan ikhlas dan sukarela, demi bangsa dan negara yang kita cintai ini.”