Berita  

Sebelum Rakyat, 5 Pemimpin Dunia Ini Siap Suntik Vaksin COVID-19 Lebih Dulu

Pemimpin Negara Vaksin Pertama

Ngelmu.co – Bicara soal vaksinasi COVID-19, setidaknya, ada lima pemimpin di dunia yang mengaku siap menerima penyuntikan lebih dulu. Di antaranya, Presiden Filipina, Presiden Argentina, Presiden Meksiko, Perdana Menteri (PM) Uni Emirat Arab (UEA), dan PM Singapura.

Alasan mereka beragam. Mulai dari merelakan dirinya menjadi yang pertama, ingin semua pihak di negaranya percaya bahwa vaksin terkait aman, hingga sebagai upaya mengikis kekhawatiran serta ketakutan publik.

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte

Jauh sebelum vaksin tiba di negaranya, Duterte, telah menyatakan kesiapannya, tanpa keraguan sama sekali.

“Ketika vaksinnya tiba, saya akan menyuntikkannya di depan publik. Biarkan saya menjadi yang pertama, tidak apa-apa.”

Demikian ujarnya mengutip The Strait Times, Senin (10/8) lalu.

Pada Rabu (14/10), Duterte, juga menegaskan akan memberi vaksin kepada seluruh warga [sekitar 133 juta orang].

Meskipun ia, memprioritaskan untuk warga miskin, polisi, dan personel militer.

“Semua harus mendapatkan vaksin, tanpa kecuali,” tegas Duterte, mengutip Reuters.

Presiden Argentina, Alberto Fernandez

Fernandez, berjanji akan menerima penyuntikan vaksin Sputnik V, pertama kali, sebelum rakyatnya.

“Saya akan menjadi orang pertama yang mendapatkan vaksinasi. Saya akan melakukannya sebelum orang lain, jadi nantinya tidak ada yang takut,” ujarnya, Jumat (11/12).

Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador

Lopez, juga mengaku siap menjadi orang pertama yang mendapat penyuntikan vaksin Sputnik V dari Rusia.

“Saya akan jadi yang pertama mendapatkan vaksin, karena itu amat penting bagi saya,” tuturnya.

“Namun, kita harus memastikan bahwa itu efektif dan tersedia bagi semuanya,” sambung Lopez, mengutip Reuters, Senin (17/8).

PM UEA, Mohammed bin Rashid Al Maktoum

Penyuntikan vaksin COVID-19 Sinopharm, telah ia terima, sebulan lalu.

“Kami berharap semua orang selamat dan sehat, dan kami bangga dengan tim kami yang telah bekerja tanpa henti untuk membuat vaksin tersedia di UEA.”

Demikian cuitannya pada akun Twitter, @HHShkMohd, Selasa (3/11) lalu.

Begitu pun dengan Menteri Luar Negeri UEA, Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan, yang juga sudah lebih dulu menerima penyuntikan vaksin tersebut, pada 16 Oktober.

Sebagai informasi, dalam kick off uji klinis tahap III vaksin Sinopharm, pada 16 Juli, di UEA, kepala Departemen Kesehatan Abu Dhabi dan pejabat lainnya, menjadi pihak yang pertama disuntik.

PM Singapura, Lee Hsien Loong

Lee, mengaku siap menjadi bagian dari penerima awal vaksin COVID-19, dari Pfizer.

Ia, mengambil keputusan tersebut setelah Singapura, menjadi negara pertama di Asia yang mengizinkan penggunaan vaksin Pfizer.

“Saya dan kolega, termasuk yang lansia, akan mendapat vaksin lebih dulu,” kata Lee, Reuters, Senin (14/12).

“Ini untuk menunjukkan pada kalian, terutama bagi lansia seperti saya, kami percaya vaksin aman,” tegasnya.

Baca Juga: Klarifikasi Bio Farma, “Efikasi Calon Vaksin COVID-19 dari Sinovac Belum dapat Ditentukan”

Di Indonesia sendiri, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), sempat bicara soal vaksinasi.

Pihaknya mengutarakan, seharusnya ada role model vaksinasi, entah itu pejabat negara, menteri, atau bahkan influencer yang menerima vaksin lebih dulu, sebelum para tenaga kesehatan.

Sementara Ketum IDI, Daeng M Faqih, telah menyatakan kesiapannya menerima vaksin, jika Presiden Joko Widodo, juga siap menerima penyuntikan.

“Kalau Bapak Presiden sudah siap menjadi bagian, jadi orang pertama yang disuntik, kami, PB IDI, yang dianggap role model dalam bidang kesehatan, juga menyatakan bersedia untuk yang pertama dilakukan penyuntikan.”

Demikian akuan Daeng, dalam konferensi pers PB IDI, Senin (14/12), mengutip Kumparan.

Baca Juga: Muncul Permintaan ‘Presiden Suntik Vaksin Duluan’, Ini Kata Luhut

Sebenarnya, Jokowi, pada pertengahan November lalu, mengaku siap dengan hal tersebut.

Namun, baru-baru ini, Menko Bidang Kemaritiman RI, Luhut B Pandjaitan, menyampaikan hal berbeda.

“Presiden kemarin bilang, ‘Saya nanti disuntik ramai-ramai saja dengan rakyat’,” ungkapnya, Sabtu (12/12).

“Jadi kelihatan. Jadi jangan berburuk sangka, jauhkan itu buruk sangka,” sambung Luhut.

“Pemerintah, sekali lagi, memberikan yang terbaik kepada rakyatnya,” tegas Luhut.