Berita  

Kasus Sambo: Deteksi Kebohongan Pakai Lie Detector, Memangnya Akurat?

Sambo Lie Detector Akurat

Ngelmu.co – Bareskrim Polri menggunakan lie detector [alat pendeteksi kebohongan]; untuk memeriksa para tersangka kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (J).

Berbagai pihak pun bertanya, “Memangnya, seberapa akurat lie detector ini?”

Sebagai informasi, lie detector telah digunakan untuk investigasi sejak 1924, dan lebih tepat disebut poligraf.

Apa itu? Perangkat atau prosedur yang mengukur serta merekam beberapa indikator fisiologis.

Baik itu tekanan darah, pernapasan, detak, dan konduktivitas kulit di saat seseorang menjawab pertanyaan.

Umumnya, alat pendeteksi kebohongan saat ini berupa serangkaian alat yang membentuk sistem perekaman terkomputerisasi.

Setidaknya, ada tiga hal yang diperiksa menggunakan lie detector, yakni:

  1. Tingkat serta kedalaman saat bernapas, diukur dengan pneumograf yang dililitkan ke dada peserta tes;
  2. Aktivitas jantung dan pembuluh darah, dicek dengan sabuk tekanan darah yang dipasang pada lengan; dan
  3. Keringat, diperiksa dengan elektroda di ujung jari tangan.

Lalu, data dari pengecekan tiga hal itu terekam dan tersimpan di komputer.

Sembari menjalani perekaman indikator, peserta tes poligraf menjalani serangkaian pengenalan.

Tentang pembohongan, bagaimana cara alat pendeteksi kebohongan bekerja, kemudian menjawab pertanyaan spesifik mengenai sebuah kasus, dan pertanyaan umum tentang kebohongan.

Menurut Prof Aldert Vrij–peneliti deteksi kebohongan–akurasi poligraf sudah dipertanyakan sejak ditemukan; 1921.

“Alat ini tidak mengukur kebohongan, yang seharusnya jadi inti fungsinya. Konsepnya, pembohong akan menunjukkan peningkatan respons tubuh saat menjawab pertanyaan kunci, sementara orang yang menjawab jujur tidak, tapi tidak ada teori yang kuat untuk mendukung konsep ini.”

“Orang yang diwawancarai dengan poligraf, cenderung merasa stres. Jadi, meski poligraf cukup bagus dalam mengidentifikasi kebohongan, poligraf tidak terlalu bagus dalam mengidentifikasi kebenaran.”

Mengikuti tes pendeteksi kebohongan, kata Aldert, dapat meningkatkan stres sekaligus membuat peserta merasa bersalah, walaupun ia tidak bersalah.

Baca Juga:

Namun, lie detector tetap digunakan di berbagai negara. Teknologinya juga terus dikembangkan.

Estimasi tes poligraf di Amerika Serikat pada 2018 adalah 2,5 juta.

Bagaimana dengan mayoritas negara Eropa?

Pada umumnya, tes poligraf dinilai tidak kuat untuk mencari bukti, maka biasanya tidak digunakan oleh penegak hukum.

Di Inggris, tes poligraf atau pendeteksi kebohongan bisa dilakukan, tetapi hasilnya tidak bisa digunakan sebagai bukti di pengadilan.

Terlepas dari penjelasan itu, tiga tersangka kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir (J), dinyatakan ‘jujur’ ketika diperiksa menggunakan lie detector pada Selasa (7/9/2022).

Mereka adalah Bharada Richard Eliezer (E), Bripka Ricky Rizal (RR), dan Kuat Ma’ruf.

Lantas, bagaimana dengan Ferdy Sambo, sang istri; Putri Candrawathi, dan asisten rumah tangga mereka, Susi?

Kadiv Humas Irjen Dedi Prasetyo, bilang, hasil pemeriksaan lie detector Putri dan Susi, tidak dapat diungkap, karena bagian dari materi penyidikan.

Hal itu, lanjutnya, adalah kewenangan penyidik

Di sisi lain, pemeriksaan Sambo baru berjalan pada Kamis (8/9/2022) ini.