Sederet Pernyataan Megawati di HUT Ke-50 PDIP yang Jadi Sorotan

Megawati HUT PDIP

Ngelmu.co – Ada sederet pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, yang menarik perhatian.

Presiden ke-5 RI itu menyampaikan pernyataan-pernyataan tersebut saat pidato di HUT ke-50 PDIP pada Selasa (10/1/2023).

Berikut di antaranya:

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Ngelmu.co (@ngelmuco)

“Urusan gue…”

Mega memastikan, ia tidak akan mengumumkan calon presiden (capres) yang akan diusung PDIP dalam acara tersebut.

Bahkan, Mega mengaku heran, karena banyaknya media yang ingin meliput acara, karena ia disebut-sebut bakal mengumumkan capres.

“Yang daftar 150 [media], dalam luar negeri. Kenapa, ya? Orang ini sebetulnya seremonial 50 tahun.”

“Karena ini yang ditunggu-tunggu, kalau orang main taruhan, sudah masang, yang mau diumumkan ibu, siapa?”

Pernyataan Mega itu pun disambut tepuk tangan para kader yang hadir.

Namun, Mega menegaskan, bahwa capres yang diusung PDIP, tidak diumumkan pada hari tersebut.

“Ya, entar dulu, memangnya aku, situ tepuk tangan, mau tergiur umumkan? Enggak.”

Mega juga menekankan, bahwa penetapan capres yang diusung PDIP merupakan kewenangannya selaku ketua umum parpol; sesuai hasil kongres PDIP 2019.

“Sekarang nungguin? Enggak ada! Ini urusan gue,” kata Mega, yang kembali disambut tepuk tangan para kader.

“Memangnya enggak punya kader sendiri?”

Pernyataan Mega berikutnya yang menjadi perhatian adalah ketika ia bilang:

“Enak saja, aku sampai lihatin. Aku bilang sama Mbak Puan… ‘Lucu, ya, orang berpolitik sekarang, ya, yang ada niruin’.”

“Lo, kok, kayak gitu, ya? Gimana sih maunya? Memangnya enggak punya kader sendiri?” ujar Mega, lagi-lagi disambut tepuk tangan dan tawa.

“Yang keras, dong!”

“Pak Jokowi kalau enggak ada PDI Perjuangan juga… aduh, kasihan dah…”

Lalu, Mega juga mengungkit peran PDIP bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ia menyebut PDIP yang memberi Jokowi legal formal untuk maju menjadi presiden.

Mulanya, Mega menyinggung soal program stunting yang diinisiasi PDIP.

“PDI Perjuangan menggalakkan program stunting, lo, Pak. Mbok, saya dikasih bintang, toh, yo,” kata Mega sembari tersenyum.

Ia kemudian menyinggung, soal Jokowi dan dukungan PDIP, “Pak Jokowi itu, ya, ngono, lo.”

“Mentang-mentang… lah, iya, padahal Pak Jokowi kalau enggak ada PDI Perjuangan juga… duh, kasihan dah,” ucap Mega, semringah.

“Lo, legal formal, lo. Beliau jadi presiden tuh enggak ada… ‘kan ini… legal formal, diikuti terus sama saya, aturannya, aturan mainnya,” sambung Mega.

Ia juga menceritakan, saat dirinya mengusulkan Ma’ruf Amin menjadi pendamping Jokowi di periode kedua.

Mega bilang, dulunya Ma’ruf Amin, sama-sama berada di BPIP.

Lebih lanjut, Mega juga mengungkit, “Lo, dulu ‘kan saya suka mikir gini, lo, Pak Jokowi, opo toh, kok saiki bingunge koyo pie ngono.”

“Ya, dulu, maaf, ya, beribu maaf, siapa sih yang tahu Pak Jokowi? Lo, iyalah…”

“Ketika pada mulai nanya, ‘Ibu mau nyalonin siapa? Ya, entar saja, gitu. Makanya ‘kan enggak di pesta, enggak di gini…”

“Di rumah saya saja, saya umumkan, gitu, lo,” jelas Mega.

Baca Juga:

Ia juga meminta agar seluruh kader PDIP, terus bekerja keras; sekaligus mewanti-wanti.

“Jadi, jangan deh, mbok kerja dulu, baru gegap gempitanya itu, lo,” kata Mega.

“Ibumu ini sudah pintar, cantik, karismatik, pejuang…”

Pada kesempatan itu Mega juga berkelakar. Ia mengaku jika dirinya tidak hanya pintar, tetapi juga cantik dan karismatik.

Mulanya, Mega bercerita tentang sejarah PDIP yang saat masih bernama PDI, pernah dilanda dualisme kepemimpinan yang menghadapkan Mega dengan Soerjadi.

Kala itu, Mega bahkan sempat tidak diakui oleh pemerintah Orde Baru.

“Waktu itu saya dipanggil sama menteri, siapa, ya? Mendagri, terus dibilang, ‘Enggak bisa ikut, Bu’, karena yang sudah disahkan, pemerintah PDI Soerjadi,” kata Mega.

Namun, ia tidak tinggal diam. Berbagai upaya dilakukan, agar partai yang ia pimpin mendapat pengakuan.

Saat itulah, Mega berkelakar, bahwa dirinya tidak hanya pintar, tetapi juga cantik dan karismatik:

Kalau aku mau selfie, pasti pengikutku banyak. Kenapa? Satu, perempuan. Dua, cantik.

Baru dua saja sudah ditepukin. Tiga, karismatik. Empat, pintar. Aku tahu-tahu ketiban [gelar] profesor saja dua.

Apalagi? Doktor Honoris Causa 9. Masih menunggu lima, karena pandemi. Aku sendiri sampai garuk-garuk kepala, “Ini gara-gara apa, ya?”

Kamu tahu enggak, sih? Ibumu nih sudah pintar, cantik, karismatik, pejuang… apalagi?

Mega juga bilang, “Ada pertanyaan, ‘Pemimpin masa depan yang ibu harapkan itu seperti apa?’, aku bilang, kok lu enggak ngeliatin gue, ya? Orang jelas-jelas ada. Aduh, gawat…”

Pernyataan Jokowi

Pada acara peringatan HUT ke-50 PDIP, Jokowi juga bicara. “Mohon maaf, Bu Mega…”

“Dalam memutuskan [Megawati] betul-betul sangat hati-hati, betul-betul tenang, tidak grasah-grusuh seperti yang lain,” sebut Jokowi.

Menurutnya, sejumlah nama kandidat capres yang akan diusung PDIP, sudah dikantongi oleh Mega.

Jokowi juga membocorkan, bahwa nama calon yang akan diusung, berasal dari kader PDIP sendiri.

“Saya senang, tadi Ketum Bu Mega menyampaikan, bahwa calonnya dari kader sendiri,” tuturnya.

Jokowi menilai, Ketua Umum PDIP tidak goyah untuk segera mengumumkan nama kandidat capresnya; meskipun mendapat desakan dari berbagai pihak.

“Didesak dari mana pun tidak goyah, meski namanya sudah dikantong Bu Mega,” ujarnya.

“Kita semua sabar, menunggu yang akan beliau sampaikan pada saatnya, dengan kalkukasi yang dibuat Bu Mega,” ucap Jokowi.