Setelah Serangan Teroris, Jamaah Masjid di Australia dan Selandia Baru Bertambah 3 Kali Lipat

 

Paska serangan teroris di masjid Selandia Baru, terjadi perubahan tak terduga. Alih-alih takut, umat Islam justru banyak melakka sholat berjamaah di berbagai masjid. Hal itu ditulis oleh Fathi Yazid Attamimi dan dipublikasikan di akun Facebook pribadinya, Sabtu(16/3/2019).

 

Berikut tulisannya sesuai aslinya, tanpa proses edit oleh Redaksi Ngelmu.

 

Sejak semalam, Hampir semua masjid di negeri2 Barat jamaahnya bertambah hingga 3 kali lipat. Sebagian ummat Islam disana yang sebelumnya tidak pernah atau jarang terlihat di masjid, Sejak maghrib kemarin hingga subuh ini berebut datang menghadap kepadaNya.

Mereka memenuhi rumah rumah Allah bukan sekedar untuk menunjukkan solidaritas. Lebih jauh lagi mereka sedang mengadu kepada Allah tentang kedzaliman demi kedzaliman yang terjadi sejak hari-hari sebelum ini, Dengan puncaknya kemarin itu di New Zealand.

Sekaligus mereka berdoa, Berharap perlindungan, Serta memasrahkan segalanya, Yang akan terjadi hari ini dan di masa depan, KepadaNya.

 

Temen saya di Australia, Yang selama ini idupnya urakan, Mendadak 3 waktu terakhir hadir shaf depan di masjid dekat rumah. Dia marah besar. Hpnya dibanting saking gemasnya baca berita New Zealand. Tapi dengan sebab kemarahan itu rupanya Allah turunkan hidayah.

Ibunya chatting sama saya pagi tadi. Nangis-nangis bahagia anaknya shalat maghrib isya subuh di masjid. Bahkan sejak kemarin terus nginep disana. Tilawah dan banyak merenung. Padahal sebelum ini dia ga kenal shalat kecuali jumat dan Iedul Fitri.

Si anak, Dalam kemaksiatan dan kebangsatan hidup yang selama ini dijalani, Ternyata masih menyimpan ghirah, Kecemburuan, Pada Islam dan kaum muslimin. Makanya kemarin itu tubuhnya bergetar hebat. Emosinya tak terbendung, Lalu memutuskan pergi ke masjid, Menjaganya sampai pagi bersama belasan muslim lainnya.

Alasan kawan saya tadi sederhana saja :

“Serangan kemarin kemungkinan besar akan memicu bangkitnya ekstrimis-ekstrimis sayap kanan. Dan pasti rumah-rumah Allah yang kembali akan menjadi sasaran. Jadi kita harus menjaganya sampai suasana reda”.

“Lagipula saya ini pendosa. Udah terlalu banyak dosa saya. Kalau misalnya masjid ini diserang, Semoga saya ada ketika itu. Lalu saya menghentikan serangan tersebut atau gugur di tangannya sebagai syuhada”.

“Mana saja yang menjadi takdir Allah, Saya sudah siap. Semoga dengan itu Allah mengampuni saya.”