Siapa Penggagas Jalan Trans Papua Sesungguhnya?

Foto: Dok. PUPR

Ngelmu.co  Mungkin banyak sekali masyarakat Indonesia yg belum tahu dan paham cerita ini, maklum bisa jadi karena sangat kuatnya pencitraan terhadap penguasa selama 4 tahun terakhir ini.

Baiklah kita urai saja ceritanya agar rakyat tidak lagi mendapatkan info Hoax yang berkelanjutan.

Menurut Wikipedia, Jalan Trans-Papua adalah jalan nasional yang menghubungkan Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua, membentang dari Kota Sorong di Provinsi Papua Barat hingga Merauke di Provinsi Papua dengan total panjang mencapai 4.330,07 kilometer (km). Dari total panjang tersebut, terbagi atas 3.259,45 km di Provinsi Papua dan 1.070,62 km di Provinsi Papua Barat. Jalan Trans-Papua memiliki arti penting sebagai infrastruktur penghubung antara daerah-daerah di kedua provinsi tersebut, termasuk yang terisolasi. Pembangunan Jalan Trans-Papua sudah mulai sejak pemerintahan Presiden B. J. Habibie.

Dari awal memang sudah dijadwalkan selesai di tahun 2019. Jalan raya ini, dibangun sejak pemerintahan Presiden B. J. Habibie, dan dilanjutkan oleh presiden Megawati dan selanjutnya dilanjutkan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Oleh karena itu, semenjak masa jabatan Presiden SBY berakhir, jalan Trans Papua ini tentu saja wajib diteruskan oleh presiden berikutnya. Meneruskan pembangunan jalan ini adalah suatu kewajiban bagi para presiden. 

Dari total panjang jalan tersebut, ada 231,27 km jalan baru yang dibangun di tahun 2016, sehingga total Trans Papua yang tembus hingga saat ini sebesar 3.851,93 km, dan yang belum tembus hanya sepanjang 479 km saja.

Jokowi hanya melanjutkan jalan yang belum diselesaikan oleh presiden-presiden yang terdahulu. Proyek yang digagas oleh B.J. Habibie ini bukanlah proyek mangkrak. Hal tersebut dikarenakan masa tugas sang presiden telah berakhir. Akan tetapi, dari awal memang telah direncanakan bahwa pembangunan Trans Papua yang merupakan proyek berkelanjutan ini ditargetkan bisa diselesaikan di tahun 2019. Jadi sangat wajar, jika Jokowi bisa menyelesaikannya tepat waktu sesuai target, yaitu selesai di tahun 2019, saat berakhirnya masa jabatan dirinya.

Namun, seharusnya tidak boleh juga melupakan atau mengabaikan apa yang telah digagas oleh B.J. Habibie dan mulainya gagasan tersebut dijalankan, ataupun penerusan pembangunan Trans Papua yang sudah dilakukan oleh SBY. Jokowi juga seharusnya tidak membuat Trans Papua seolah-olah merupakan hasil karyanya.

 

Sumber: Kompas

NEXT