Singgung PKS-Demokrat soal Omnibus Law, Dahnil ‘Diserang’ Warganet

Dahnil PKS Demokrat Gerindra Demo

Ngelmu.co – Juru Bicara Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Dahnil Anzar Simanjuntak, membagikan tautan berita berjudul, ‘Pengamat: ke Mana Demokrat-PKS-KAMI Pasca Demo, kok yang Muncul Gerindra?’, lewat akun Facebook pribadinya, Selasa (20/10) lalu.

Isi berita tersebut merupakan pertanyaan pengamat politik Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara, pada Senin (19/10) lalu.

“Terkait sejumlah aktivis yang ditangkap pasca demo Omnibus Law, pertanyaannya adalah, ke mana PKS dan Demokrat?”

“Kenapa GN dan KAMI, jadi kurang greget? Atau memang pengaruhnya kurang signifikan di mata aktivis, mahasiswa, dan buruh?”

“Justru yang terlihat aktif menjembatani pemerintah dengan aktivis demonstran, Gerindra, yang berada di dalam koalisi pemerintahan.”

“Contohnya Habiburokhman, yang bersedia menjadi jaminan pembebasan jurnalis dan aktivis mahasiswa, yang ditangkap aparat kepolisian pasca demo.”

Demikian pernyataan Igor, dalam artikel yang Dahnil, bagikan.

‘Serangan’ Warganet

Namun, alih-alih ikut ‘menyerang’ Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat (PD), warganet justru balik badan ke arah Dahnil.

“Kalau mau berjuang, benar-benar berjuang, tidak usah cari cari kekurangan masing masing, perjuangkan nasib buruh, tanpa harus diri sendiri yang paling berjasa. Kalau benar benar mempunyai tujuan yang sama yaitu membela kaum yang lemah,” kritik Rustono Yustiono.

“Benar, Bang, jangan kaya Gerindra ya, dulu doang koar-koar, dikasih jabatan langsung kagak ada koarnya. Memalukan,” saut Deni Permadi.

“Ayolah, Bung, jangan bermain api dengan melakukan playing victim, bukankah aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh mahasiswa, buruh, dan masyarakat lainnya, disebabkan salah satunya oleh pengesahan UU Omnibus Law, yang cacat formal?” tanya Syaifullah Salam.

“Yang dilakukan oleh anggota DPR dari seluruh fraksi, kecuali F-PKS dan F-Demokrat, di waktu tengah malam, pada saat rakyat sedang tertidur,” sambungnya.

“Rakyat sudah cerdas, Bang, mana yang benar-benar bersama rakyat, mana yang cari aman, yang katanya mau dorong dari dalam, tapi saya masih berkhusnuddzon sama Abang dan partai Abang,” kata Misbahudin.

“Doeloe saya pengagum Abang, tapi ya sudahlah, itu doeloe, sekarang PKS, makin mantap di hati saya dan keluarga saya, karena selalu ada bersama RAKYAT,” tegasnya lagi.

Baca Juga: Wakil Ketua DPR Azis, Siap Tanggung Jawab di Hadapan Allah soal Omnibus Law

“Justru PKS, yang selalu konsiten membela rakyat. Nanya pasca demo PKS-Demokrat, ke mana, kok yang muncul Gerindra? Lucu pertanyaanya, hehehe. Padahal Gerindra, yang dukung UU itu,” ujar Feri Irawan.

“Beda, Bos. Gerindra, sekarang sudah dapat jabatan, ya diem saja. Lihat rakyatmu di seluruh Indonesia, demo dengan perlakuan para aparat yang seenaknya sendiri,” beber Sarif Jib.

“Benar kata Bapak Prabowo, dulu. Sekelompok singa, kalau dipimpin seorang kambing, pasti mbekkk semua. Sekarang sudah kejadian,” lanjutnya.

“Habiburahman, muncul bukan atas nama Gerindra, tapi alumni 212. Gerindra, tidak bersuara di parlemen dan di jalan. Sang ketua malah mendukung Omnibus. PKS dan demokrat, serta KAMI, menahan diri supaya tidak dianggap provokator,” jelas Soeparwadi.

“Biarlah pemerintah tahu, bahwa buruh dan mahasiswa, murni tidak ditunggangi siapa pun. PKS-DEMOKRAT-KAMI, jangan terprovokasi dan terpancing yang sedang mencari kambing hitam,” sambungnya.

“Maaf, Bang. Justru Perjuangan parpol itu di Parlemen, karena memang ranahnya. Seandainya PKS dan Demokrat, ikut turun ke jalan, akan menjadi Kambing Hitam bagi Pemerintah yang sedang berkuasa saat ini,” tegas Haikal Iqbal.

“Saya sungguh menyesal pilih Gerindra, pada pemilu kemarin. Kalau boleh, saya minta kembali suara coblosan saya, istri, dan satu orang anak. Dapil saya, di Sumatra Barat. Ingat, itu suara kami yang Anda pertanggungjawabkan di parlemen,” akuan Yulhasri Yul.