Berita  

Slamet Effendy Kumpulkan Uang Hasil Mengamen Demi Berangkatkan Ibunya Berhaji

Kumpulkan Uang Hasil Mengamen Demi Berangkatkan Ibunya Berhaji

Ngelmu.co – Niat baik untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci, menjadi cita-cita seluruh umat Muslim. Tak terkecuali bagi Slamet Effendy, pengamen jalanan asal Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Dengan segala keterbatasan yang dimilikinya, pria 30 tahun ini, berhasil mendaftarkan ibunya dan juga dirinya sendiri untuk berangkat ke tanah suci.

Sejak kecil, ia memang memiliki impian berhaji bersama ibundanya. Untuk mewujudkan impiannya tersebut, Slamet berupaya mengumpulkan sedikit demi sedikit uang dari hasil mengamen. Setelah 10 tahun, ia pun bisa mendaftarkan ibunya yang bernama Atmani untuk berhaji.

Biasanya ia menghabiskan waktunya dari subuh hingga malam hari di pintu tol keluar Leces Pasuruan-Probolinggo (Paspro). Selama 10 tahun terakhir, setiap harinya Slamet menyisihkan uangnya Rp20.000-Rp25.000 untuk ditabung.

“Saya nabung 10 tahun. Tiap hari nabung ke ibu Rp 20.000-25.000. Tabungannya disimpan ibu. Kalau sudah banyak, uang recehan ditukar ke toko,” ujar Slamet, seperti yang dikutip dari Kompas.

“Oleh ibu disimpan di tas kresek dan disimpan di rumah sampai banyak.” lanjutnya.

Sedari kecil, kehidupannya pun tak semulus anak-anak pada umumnya. Ia sudah terbiasa dengan kerasnya kehidupan ini. Sampai akhirnya, ia berjuang di jalanan menjadi pengamen.

Bahkan, ia tak menjalankan pendidikan sekolah dasarnya hingga tuntas. Hal ini lantaran sang ayah meninggal dunia karena sakit.

Baginya, menginjakkan kaki ke Tanah Suci bersama ibunya bukanlah hal yang mudah. Namun dengan kesungguhannya, berangkat ke Tanah Suci, bukan lagi sekadar impian.

Pria yang tak bisa baca tulis ini telah mendaftarkan ibunya berangkat haji pada 2018 lalu. Kemudian dia mendaftarkan dirinya pada Kamis (3/9/2020).

Kini Slamet dan ibunya resmi tercatat sebagai calon jamaah haji Kabupaten Probolinggo. Untuk dapat melunasi kekurangan ongkos haji tersebut, ia akan kembali menabung. Slamet diperkirakan akan berangkat pada tahun 2045, sedangkan ibunya tahun 2043.

Menurut pengakuan dari tetangganya yang bernama Yuyun, sejak kecil Slamet telah ditinggal oleh ayahnya karena sakit. Ia kemudian memutuskan berhenti sekolah ketika duduk di kelas 2 SD.

Baca Juga: Kemenag Resmi Umumkan Peniadaan Ibadah Haji 2020

Slamet dikenal sebagai orang yang memiliki keinginan besar untuk membahagiakan ibunya. Slamet juga dikenal sosok religius karena setiap kegiatan keagamaan selalu aktif hadir di majelis taklim atau pengajian di desanya.

“Slamet tidak bisa baca tulis. Jadi saat Slamet mendaftarkan diri untuk mendapatkan porsi haji, ia mengajak saya,” kata Yuyun.