Berita  

Soal Hindu-Muslim, Dubes India: Jangan Termakan Hoaks

Soal Hindu-Muslim, Dubes India: Jangan Termakan Hoaks

Ngelmu.co – Bentrokan yang terjadi di India belakangan ini, membuat dunia turut prihatin. Sebab, tak hanya menelan korban jiwa saja, kerusuhan berdarah itu juga menghancurkan sejumlah fasilitas publik.

Soal Hindu-Muslim, Dubes India: Jangan Termakan Hoaks

Namun, terkait hal ini, duta besar India untuk Indonesia, Pradeep Kumar Rawat, justru menyebut kondisi di New Delhi saat ini aman dan damai.

“Semuanya dalam keadaan damai. Dan sebagaimana diketahui, situasi di India di bawah kendali. Dan tentunya kami menyarankan kepada sahabat-sahabat kami untuk tidak percaya pada berita palsu,” kata Pradeep di Gedung Kemenko Polhukam usai bertemu dengan Mahfud, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (28/2).

Menurutnya, informasi yang beredar saat ini telah disalahgunakan demi kepentingan pribadi, dan dilakukan untuk menganggu jalinan kemajemukan negara India.

“Dan banyak kepentingan pribadi dan kelompok yang ingin menghancurkan jalinan tersebut. Karena jika satu jalinan tersebut hilang, maka tidak ada India, tidak ada Indonesia,” Kata dia.

Kerusuhan antar umat Hindu dan Muslim berawal dari demokrasi kecil menentang Undang-Undang Kewarganegaraan. UU kontroversial itu, mengizinkan India memberi status kewarganegaraan terhadap imigran penerima persekusi di negara asalnya seperti Bangladesh, Pakistan, dan Afghanistan.

Dan UU tersebut hanya berlaku bagi imigran Hindu, Kristen, dan agama minoritas lainnya, selain Muslim. Bentrokan tersebut semakin menjadi-jadi setelah umat Hindu dan Muslim saling melempar batu. Berdasarkan laporan, beberapa orang yang terlibat di dalamnya ada yang membawa pedang dan senjata lainnya.

Baca Juga: “Walaupun Mereka Membakar Masjid Kami, Kami Akan Tetap Beribadah Meski dalam Puingnya”

Diketahui, dalam bentrokan antar umat Hindu dan Muslim di timur Ibu Kota New Delhi, India yang terjadi sejak Selasa (25/2/2020), massa membakar bangunan seperti masjid, sekolah, rumah, pabrik, dan juga toko.

Menurut data resmi, hingga kini, ratusan bangunan rusak di antaranya 79 unit rumah, 52 toko, dua sekolah, tiga pabrik, dan empat masjid di bakar.