Berita  

Soal Impor Beras, Susi Pudjiastuti ke Presiden Jokowi: Mohon Stop

Susi Pudjiastuti Minta Stop Impor Beras

Ngelmu.co – Menteri Kelautan dan Perikanan ke-7 RI Susi Pudjiastuti memohon kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), agar pemerintah menyetop pengimporan beras.

“Pak Presiden yang terhormat, mohon stop impor beras,” tuturnya melalui akun Twitter pribadi, @susipudjiastuti, Selasa (16/3).

“Masyarakat masih ada yang panen. Panen juga berlimpah,” imbuhnya.

“Mohon berikan dukungan kepada Pak Kabulog untuk tidak melakukan impor, juga melarang yang lain,” lanjut Susi.

Permintaan tersebut merupakan respons-nya atas pernyataan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas).

Sebelumnya, Buwas mengungkap banyaknya beras impor yang belum terpakai, sehingga mutunya turun.

Perum Bulog, bahkan masih memiliki stok beras impor dari pengadaan tahun 2018 lalu.

Dari total pengadaan sebanyak 1.785.450 ton beras, masih ada 275.811 ton beras yang belum tersalurkan.

Bahkan, mutu dari 106.642 ton di antaranya pun menurun.

“Kami sudah lapor ke presiden saat itu, beras impor kami, saat Maret tahun lalu [stoknya] 900 ribu ton sisa, dari 1,7 juta ton,” kata Buwas.

“Sekian juta ton beras impor. Jadi, sudah menahun kondisinya,” imbuhnya, dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI, mengutip Detik, Senin (15/3).

Baca Juga: Pemerintah Impor Garam, Gimana Nasib Puluhan Ribu Ton Produk Lokal yang Numpuk di Gudang?

Kembali ke Susi, sebelum meminta Presiden Jokowi menyetop impor beras, ia juga aktif merespons berita terkait.

Seperti menanggapi artikel berjudul, ‘Impor Beras Diklaim Strategi Lawan Mafia’, dengan emotikon terkejut.

Demikian juga saat merespons berita bertajuk, ‘Mendag Sebut Impor Beras Tidak Akan Hancurkan Harga Gabah Petani’, dengan emotikon berpikir.

Permintaan Susi, agar pemerintah menyetop pengimporan beras juga mendapat tanggapan dari warganet.

Sebagian besar dari mereka setuju, dan berharap hal tersebut dapat terwujud.

Salah satunya, @Ismahanifa, “Sumpah, iya bangetttt. Keluargaku ada yang petani, dan harga hasil panen sebelum import aja udah murah, Paaak, gak nutup.”

“Gabah Rp400 ribu per kwintal, [kotoran ternak kerbau] buat pupuknya aja Rp700 ribu per kwintal,” jelasnya.