Berita  

Soal Pengungsi Gempa Ambon Jadi Beban, Wiranto Minta Dimaafkan

Wiranto Minta Dimaafkan

Ngelmu.co – Menkopolhukam, Wiranto minta dimaafkan, soal pengungsi gempa Ambon, yang sempat ia sebut menjadi beban pemerintah pusat maupun daerah.

Sebelumnya, Wiranto meminta warga Ambon, Maluku, untuk kembali ke rumah masing-masing, pasca gempa 6,8 magnitudo, agar tak membebani pemerintah.

Ia mengatakan demikian, karena menurut informasi, tak ada gempa susulan, maupun tsunami. Maka, Wiranto meminta para pengungsi kembali ke kediaman masing-masing.

Namun, pernyataannya itu melukai hati warga, baik yang mengungsi, atau mereka yang berada di wilayah lain.

Ucapan Wiranto dinilai tak pantas dikeluarkan, ketika rakyatnya sedang berduka, dirundung musibah.

Wiranto Minta Dimaafkan

Usai melewati beberapa hari yang begitu kontroversial, bahkan hingga membuat tokoh Maluku meminta agar wilayahnya dihapus dari NKRI, akhirnya Wiranto minta dimaafkan.

Ia mengaku tak sengaja mengucapkan pernyataan, yang dirasa telah melukai perasaan warga Ambon, Maluku khususnya, juga masyarakat Indonesia secara luas.

“Beberapa hari yang lalu saya telah menyampaikan konpers masalah pengungsi, dan penjelasan saya masalah pengungsi yang sudah saya jelaskan panjang lebar, mendapat tanggapan yang cukup ramai di media sosial,” tuturnya, di Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, seperti Kumparan, Jumat (4/10).

“Maka dalam kesempatan ini, saya sampaikan bahwa kalau ada ucapan dan kalimat yang saya sampaikan, apabila dirasa mengganggu perasaan masyarakat Maluku dan menyakiti hati, dan sebagainya, itu pasti bukan karena saya sengaja untuk menyakiti hati dan menyinggung perasaan masyarakat Maluku. Tapi apabila kalau ada yang tersinggung dan sakit hati, secara tulus saya minta dimaafkan,” imbuhnya.

Tanggapan Warganet

Pernyataannya minta dimaafkan yang disampaikan Wiranto, lagi-lagi mendapat tanggapan dari warganet.

Naldo: Sudah terlanjur Pak Wiranto Yth. Hati kami sudah sangat terluka.

Jafar: Usai kau lecekan kertas, lalu kau setrika. Beh, sakitnya luar biasa, Om.

Zahrah: Kenapa kepala itu berada di atas mulut? Artinya, kata-kata itu diayak dulu pakai otak, sebelum dikeluarkan lewat mulut. Nyesel. Kalau nyesel, merasa bersalah, solusinya mundur dan bertaubat. Karena sakit hatinya saudara-saudara di Maluku, ke bawa ampe mati.

Galang: Siapa yang tidak sakit hati? Anda menjabat saja saya sakit hati.

Hera: Ini akademi militernya bagaimana sih? Kok gagal paham gitu lho. Pemimpin tuh kudu bisa jaga bicara. Lah dipikir dulu kagak. Tak semudah itu ferguso. Minta maap doang. Minta ampun ama Tuhan.

Taufik: Jurus ampuh. Habis ngeluarin kata-kata yang menyinggung, tinggal bilang maaf, dan masalah hilang begitu saja.

Herdiman: Tampaknya pak Wiranto butuh istirahat ekstra, agar jasmani rohani kejiwaan, siap untuk bekerja dengan baik dan benar, ucapan dan emosinya terkontrol dengan baik, auto checking brain berfungsi, sehingga secara otomatis bisa mengerem statement provokatif.

Crystal Novel: “Saya minta maaf JIKA/KALAU/APABILA ada yang tersinggung blalala”. Pak @wiranto1947, mending bapak belajar dulu cara minta maaf yang benar, bukan minta maaf ONLY TO JUSTIFY YOURSELF.

Vikar: Enak yah jadi orang pemerintahan kalo salah tinggal minta maaf dan menganggap semua kelar, coba aja kita rakyat yang buat salah kepada pemerintah, pasti diusut sampai akar-akar.

Sebelumnya, Wiranto sempat mengimbau warga Ambon, kembali ke rumah masing-masing, usai gempa yang terjadi pada Kamis (26/9) pagi.

“Diharapkan masyarakat bisa kembali ke tempat tinggal masing-masing untuk mengurangi besaran pengungsi, pengungsi terlalu besar ini sudah menjadi beban pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,” kata Wiranto.

Wali Kota Ambon, Menyesalkan Pernyataan Wiranto

Pernyataannya itu, disesalkan oleh warga Ambon, begitupun sang Wali Kota, Richard Louhenapessy.

Ia juga mengaku kecewa dengan pernyataan Wiranto, atas bencana yang menewaskan 30 orang itu.

Menurut Richard, banyak warga yang berada di lokasi pengungsian, karena masih trauma dan ketakutan akan terjadi tsunami.

“Selaku Wali Kota, saya merasa malu. Karena memang pemerintah pusat itu memberikan perhatian bahwa ternyata pungungsi yang banyak dan ada itu bukan karena dampak dari pada gempa secara langsung, tapi ini karena ketakutan dan trauma,” tegas Richard.

Ambon Kembali Gempa

Bahkan, informasi terbaru mengabarkan, dua gempa bumi terjadi di Ambon, Maluku, dalam waktu yang berdekatan, Ahad (6/10).

Berdasarkan informasi dari BMKG, gempa bumi magnitudo (M) 3,2 terjadi pada pukul 22.50 WIB. Lokasi gempa berada di koordinat 3,62 Lintang Selatan dan 128,19 Bujur Timur.

“Pusat gempa berada di Darat 10 km Utara Ambon, Kedalaman 10 Km,” tulis BMKG dalam akun resmi Twitter-nya.

Getaran gempa dirasakan dalam skala III di Ambon. Skala III MMI artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

4 Menit berselang, gempa kembali terjadi. Gempa bumi magnitudo (M) 2,5 terjadi pukul 22:54 WIB.

“Pusat gempa di darat 4 km Timur Laut Ambon, Kedalaman 10 Km,” lanjut BMKG, seperti dilansir Detik.

Getaran gempa dirasakan dalam skala II di Ambon, artinya getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Belum ada informasi mengenai ada atau tidaknya dampak kerusakan maupun korban dari gempa tersebut.