Soal ‘Tak Ada Zikir di Istana Jika 02 Menang’, Ma’ruf: Itu Hoax

Ngelmu.co – Usai menghadiri acara seminar di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Selasa (19/3), Ma’ruf Amin memberikan tanggapannya mengenai video yang berisi ceramah seorang ulama, yang membahas Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Dalam video tersebut, penceramah menyatakan jika Calon Wakil Presiden (Cawapres) 01 tidak terpilih pada 17 April, maka tahlil dan zikir akan lenyap dari Istana.

Gambar terkait

“Ah, itu hoax itu, itu bohong saja, itu fitnah,” kata Ma’ruf, seperti dilansir dari Kumparan.

Dalam video berdurasi 1 menit 26 detik itu, memang tampak hadir Cawapres Ma’ruf Amin. Namun, sampai hari ini, belum diketahui kapan dan di mana acara tersebut berlangsung. Ma’ruf terlihat duduk dan mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh sang Ustaz.

[read more]

Tetapi saat kembali dikonfirmasi, lagi-lagi ia membantah keberadaannya dalam video tersebut.

“Wah enggak ada, enggak ada. Pokoknya pilpres itu mencari pemimpin yang baik,” sanggahnya.

Ahmad Syauqi yang tak lain anak dari Ma’ruf pun ikut menambahkan pernyataan dalam kesempatan yang sama. Ia mengatakan jika Ma’ruf belum tahu video yang dimaksud. Menurutnya, sang Ayah belum mengikuti perkembangan isu yang ada, karena baru saja melewati debat Cawapres dan langsung melakukan Safari.

“Ya ketika teman-teman menanyakan soal video, saya juga enggak hafal, Abah kebingungan juga, karena belum tahu informasi apa-apa, karena barusan melakukan Safari,” jelas Ahmad.

Berikut pernyataan dari Ustaz yang bersangkutan, dalam video yang dibagikan oleh @RajaPurwa:

“Sesuatu yang bid’ah, yang musyrik, yang kafir, dan lain sebagainya, dan mereka ini akan membuat sebuah kekuatan yang apabila terjadi, maka akan menjadikan Islam mainstream. Seperti NU ini, seperti pesantren ini, hanya akan menjadi fosil di masa depan.

Jangan berpikir masih ada tahlil, jangan berpikir masih ada zikir di istana, jangan berpikir masih ada Hari Santri, apabila sampai kiai Ma`ruf ini kalah. Nauzubillahi mindzalik.

Penjenengan semuanya masih ingin Hari Santri? Masih ingin zikir berkumandang di Istana? Masih ingin budaya NU dan ahli sunah terus berkembang di Indonesia? Jawabnya hanya satu, kalau ingin semuanya masih, 17 April yang akan datang, semua kita jaga untuk memenangkan kiai Ma’ruf Amin,”

[/read]