Berita  

Sorotan Media Asing Tertuju pada Jokowi yang Masih Percaya Menkes Terawan

Jokowi Terawan COVID Corona
Presiden Joko Widodo, di-dampingi Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Jakarta, Mayjen TNI Terawan Agus Putranto, memberikan keterangan pers usai menjenguk Menko Polhukam Wiranto di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (11/10/2019). (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc)

Ngelmu.co – Media asing Asia Times, ikut menyoroti penanganan COVID-19 di Indonesia. Nama Terawan Agus Putranto, sebagai Menteri Kesehatan (Menkes) RI, menjadi benang merah dalam artikel tersebut.

Kepercayaan Presiden Joko Widodo (Jokowi), terhadap Terawan–dengan tak menggantinya sampai hari ini–menjadi pertanyaan besar.

Media tersebut juga menanyakan, mengapa Terawan, yang awalnya nampak ‘menyepelekan’ virus Corona, seperti menghilang dari medan perang.

Ia menjadi jarang muncul, di tengah perlawanan pemerintah terhadap pandemi COVID-19.

Mereka semakin bingung, karena Kemenkes, menjadi pencetak kasus terbanyak, dari 27 klaster kementerian yang ada.

Setidaknya, menurut data Pemprov DKI Jakarta, tercatat 252 kasus positif di Kemenkes.

Baca Juga: Ketika Kemenkes Jadi Klaster Penyebaran COVID-19 Terbanyak di 27 Kementerian

Gugurnya 107 dokter dan 74 perawat, yang ikut memerangi COVID-19, juga mendapat perhatian khusus.

Kasus positif yang terjadi di kalangan birokrat, kantor pusat Kemenkes, Kuningan, Jakarta, dinilai sebagai bentuk pemerintah tidak mempraktikkan apa yang mereka anjurkan kepada masyarakat.

Dari 20 klaster, kementerian dan lembaga negara, mengisi 12 posisi teratas–penyumbang kasus positif COVID-19–di Jakarta.

Tak terkecuali para pejabat. Pekan lalu, Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Saefullah, meninggal karena COVID-19.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arief Budiman–yang sedang mempersiapkan pemilihan daerah–juga harus menjalani perawatan, usai terkonfirmasi positif COVID-19.

Begitupun dengan Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi, serta Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, yang dikabarkan positif COVID-19.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya, juga mengalami hal serupa.

Beruntung, ia berhasil sembuh dari virus yang hingga Selasa (22/9), telah menewaskan 9.837 orang di Indonesia.

Baca Juga: Sederet Dokter Tak Nyaman dengan Pernyataan Menkes Terawan ‘Masih Ada 3.500’

Sebagian besar kasus di pemerintahan, disebut sebagai gambaran, kurangnya kedisiplinan mereka, yang berkantor di ruangan ber-AC.

Tempat yang menjadikan virus lebih cepat menyebar.

Satu kantor kecil di Jakarta–milik sebuah perusahaan minyak dan gas–terpukul akibat COVID-19.

CEO Indonesia dan wakilnya di Australia, meninggal. Tujuh dari 19 staf lainnya juga ikut terinfeksi Corona.

Terlepas dari itu, Asia Times, juga menyotori Menkes Terawan, yang sejak dilantik, terus menjadi sumber kontroversi.

Mulai dari bergabungnya ia, di Kabinet Indonesia Maju, Oktober 2019 lalu.

Kala itu, Presiden Jokowi, ‘membela’ dengan menyebut sosok Terawan, memenuhi kriteria karena berpengalaman dalam manajemen anggaran dan personalia di sebuah lembaga.

Selain berpengalaman dalam manajemen, Terawan, juga dinilai mampu menangani bencana endemik.

Hal ini menjadi pertimbangan, karena wilayah Indonesia, yang rawan bencana juga tak terlepas dari ancaman penyakit endemik.

‘Pembelaan’ Jokowi, semakin mendapat sorotan, karena selama enam bulan terakhir, Indonesia, berjuang keras menahan penyebaran COVID-19.

Baca Juga: Warganet ‘Marah’ Menkes Terawan Sebut Tenaga Medis Terinfeksi COVID-19 karena Tak Disiplin

Masih duduknya Terawan di bangku Kemenkes, menurut Asia Times, juga membuat pejabat yang terlibat dalam penanganan pandemi, mengaku bingung.

Terlebih setelah Jokowi, mengeluhkan kinerja Kabinet-nya, pada bulan Juni lalu.

“Ada perbedaan besar antara bekerja di rumah sakit dan di kementerian,” kata seorang pejabat, yang menyebut Terawan, pernah mengeluh kepada seorang anggota senior Kabinet.

Bahwa ia, tidak mendapatkan kerja sama yang cukup dari beberapa birokrat eselon di atasnya.

Inisiator Koalisi Warga Lapor COVID-19, Irma Hidayana, mengatakan jika Terawan, sudah melakukan pekerjaannya sejak awal, COVID-19 akan lebih bisa dikendalikan.

Rasa urgensi Terawan, dinilai hilang, berkaitan dengan tanggapannya, saat Corona melanda Wuhan, Cina, dan mulai menyebar ke Asia Tenggara, pada akhir Februari.

Saat itu, tanggapan pertama Terawan, adalah meminta masyarakat untuk berdoa.

“Jika ada negara lain yang memprotes pendekatan kami, biarkan saja. Ini adalah hak bangsa kita untuk mengandalkan Yang Maha Kuasa.”

Baca Juga: Akui Blunder Tangani COVID-19, Menkes Selandia Baru Mengundurkan Diri

Warganet pun merespons sorotan media asing atas kinerja Menkes Terawan.

“Ga ada yang aneh-lah, dari awal memang sudah menyepelekan pademi Corona,” komentar @akisanak.

“Saya lebih bingung, kok dia tidak mengundurkan diri,” saut @KoeAry.