Berita  

Survei IPI: 62,9 Persen Sepakat ‘Rakyat Makin Takut Berpendapat’

Ngelmu.co – Lembaga survei; Indikator Politik Indonesia (IPI), menyampaikan hasil survei terbaru, berkaitan dengan kebebasan berpendapat di Indonesia yang makin mengkhawatirkan.

Pasalnya, salah satu pertanyaan dalam survei yang berlangsung pada 11-21 Februari 2022, berbunyi:

“Apakah setuju atau tidak setuju, dengan pernyataan, bahwa saat ini masyarakat makin takut mengeluarkan pendapat?”

Peneliti Indikator Politik Indonesia Kennedy Muslim, mengungkapkan hasil dari survei terhadap 1.200 responden tersebut.

Di mana survei berlangsung dengan metode stratified random sampling, dan margin of error sekitar 2,9 persen.

“Hasilnya sangat menarik. Kita menemukan bahwa 62,9 persen responden, menyatakan setuju dan sangat setuju, bahwa masyarakat saat ini makin takut dalam mengeluarkan pendapat.”

Demikian tutur Kennedy, seperti Ngelmu kutip dari kanal YouTube Indonesia Lawyer Club, Sabtu, 9 April 2022.

Menurutnya, ada tiga variabel yang diteliti dan dianalisis lebih jauh.

Pertama, menjelaskan terkait dengan latar belakang sosio demografi dan juga akses kepada media.

Dari sisi usia, ditemukan adanya pembelahan antara yang berusia di bawah 40 tahun dan di atas 40 tahun.

Mereka yang di bawah 40 tahun adalah generasi yang besar di era demokrasi; setelah masa post otoritarian orde baru.

Mereka cenderung lebih setuju terhadap pendapat bahwa masyarakat, makin takut berpendapat.

Maka Kennedy, bilang, angka mereka lebih tinggi dari generasi tua; yang mungkin tumbuh besar di era otoritarian orde baru.

“Ini hal yang menarik,” ujarnya.

Kedua adalah basis partisan, di mana survei menemukan bahwa basis pendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, punya gap 10 persen.

Dari mereka yang setuju bahwa masyarakat, makin takut berpendapat.

“Di angka 65 persen, sedangkan di basis pendukung Jokowi pun masih mayoritas begitu, yaitu 55 persen,” sebut Kennedy.

Ketiga adalah akses terhadap media sosial (medsos).

Indikator Politik Indonesia, menemukan responden yang lebih sering mengikuti berita sosial politik melalui medsos dan televisi.

Mereka juga menyatakan bahwa kini, masyarakat cenderung makin takut dalam berpendapat.

Namun, survei itu tidak menjelaskan lebih detail, mengapa masyarakat makin takut untuk berpendapat, atau takut terhadap apa pun siapa.

“Mengapa orang makin takut? Kita tidak ada penjelasan detailnya, karena kita tidak menanyakan itu,” jelas Kennedy.

Baca Juga:

Survei tersebut, menurut Kennedy, dilakukan berdasarkan data tren.

Di mana sebelumnya, Indikator Politik Indonesia juga melakukan survei soal kebebasan berpendapat pada pertengahan 2020.

Kala itu, survei berlangsung dengan metode telepon, lantaran pandemi Covid-19.

Jadi, hanya kepada pengguna telepon genggam, yakni 70 persen dari masyarakat Indonesia.

Responden relatif lebih berpendidikan, dengan asumsi karena sudah terkoneksi dengan smartphone.

Dua tahun lalu, survei Indikator Politik Indonesia, bahkan menunjukkan angka yang lebih besar.

Ada 69 persen respondeon menyatakan setuju, bahwa saat itu, masyarakat lebih takut untuk menyampaikan pendapat.