Syarwan Hamid: Saya Kembalikan Gelar Adat kepada LAM Riau

Foto: Presiden Joko Widodo saat menerima gelar Datu Seri Setia Amanah Negara, Sabtu, (15/12), di LAM Riau.

Ngelmu.co – Merasa kehilangan marwah Melayu oleh Syahril Abubakar, tokoh masyarakat Melayu Riau yang juga mantan Datuk Seri Lela Negara, Letjen TNI (Purn) Syarwan Hamid, menepati janjinya untuk mengembalikan gelar yang pernah diberikan untuknya kepada Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR).

Syarwan Hamid mengatakan bahwa pengembalian gelar tersebut akan dilakukannya Rabu (19/12), langsung ke Gedung LAM Riau.

“Itu harga harus saya bayar untuk kehilangan marwah Melayu oleh Syahril Abubakar itu. Rabu (lusa) akan saya kembalikan gelar pernah saya terima ke LAM Riau. Bagaimana caranya, besok saya akan berdiskusi dengan tokoh masyarakat Melayu Riau lainnya,” kata Syarwan Hamid, Senin (17/12), dikutip dari Kumparan.

Baca juga: Setahun Jadi Gubernur, Anies Raih 12 Penghargaan Membanggakan

Diketahui bahwa Syarwan Hamid menerima gelar adat dari LAM Riau pada 26 November 2000 lalu. Di masa kelahiran UU Otonomi Daerah dan berdampak terhadap bermunculannya berbagai kabupaten di Provinsi Riau.

Syarwan Hamid menjelaskan bahwa dirinya ke Pekanbaru Selasa siang, 18 Desember 2018. Syarwan menyatakan bahwa ia dan beberapa tokoh Melayu lainnya akan bertemu dan bahas teknis pengembalian gelar adat diterimanya 18 tahun silam.

Syarwan sebelumnya menuding pemberian gelar adat ini bukan diprakarsai LAMR, namun hanya oleh Ketua Harian LAM Riau, Syahril Abubakar yang dibuktikan dengan tidak adanya konsultasi LAM dengan pemuka masyarakat Riau.

“Saya bertanya kepada Syahril (Ketua DPH LAM), apakah anda layak memprakarsai pemberian gelar itu, tanpa berembuk dengan Pemuka masyarakat lainnya?” kata Syarwan, Minggu (25/11).

Syarwan pun menilai LAM adalah personifikasi dari pribadi Syahril, meski LAM merupakan organisasi tempat tokoh masyarakat bermusyawarah tentang adat istiadat, budaya, dan marwah kemelayuan.

“Selama ini terkesan Syahrir telah memosisikan LAM sebagai lembaga pribadinya dan sulit diajak berdialog. Jika kalian menganggap Jokowi banyak berjasa untuk Riau, seberapa besarkah jasanya? Bisakah dibandingkan dengan sumbangan Negeri Melayu ini kepada pemerintah? Tak ada apa-apanya,” papar Syarwan.