Berita  

Tak Kebanjiran, Warga Cipinang Melayu Apresiasi Kinerja Anies dan Jajaran

Cipinang Melayu RW 04 Tidak Banjir

Ngelmu.co – Februari 2020 lalu, Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, harus mengalami banjir terbesar [dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir].

Namun, tidak demikian dengan Februari tahun ini. Maka warga setempat yang tak lagi kebanjiran pun mengapresiasi kinerja Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

“Dari tahun 2014, sudah saya katakan, banjir penyebabnya selalu dari luapan Kali Sunter, tidak ada yang lain,” kata Ketua RW 04 Cipinang Melayu, Irwan Kurniadi, mengutip Antara.

“Tapi tahun ini, itu semua aman, dan tidak terjadi banjir [parah] lagi di tempat kami,” imbuhnya, Senin (8/2) kemarin.

“Untuk tahun ini, saya apresiasi kerja dari gubernur, saya lihat ada kemauan untuk membenahi kali sunter, dan mengatasi banjir secara holistik dan menyeluruh,” sambungnya lagi.

“Terlihat dari bagaimana jajaran Pemprov DKI dan Pemkot Jakarta Timur, dalam membenahi masalah banjir di Cipinang Melayu, dari hulunya, yakni di daerah Cikeas,” jelas Irwan.

Pemprov DKI, menurutnya, telah mengambil langkah tepat, yakni memfungsikan Waduk Tiu di Kawasan Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur.

Sehingga air dari Kali Sunter yang biasanya meluap ke pemukiman warga, bisa tertampung lebih dahulu di waduk tersebut. Debit air pun terjaga dari luapan banjir.

“Keberadaan waduk ini sangat membantu untuk mengurangi debit air,” tutur Irwan.

“Sehingga sampai sini, airnya terkendali dan tidak meluap menjadi banjir,” akuannya.

Baca Juga: “Apakah Bapak Sungguh Tak Bisa Adil Sejak dalam Pikiran?”

Pada kesempatan itu, Irwan juga berharap, ke depannya Pemprov DKI dapat melanjutkan proyek normalisasi di bantaran Sungai Sunter.

Khususnya di RW 03 dan 04, untuk semakin menekan potensi banjir, sekaligus mencipta rasa aman, tenang, dan nyaman bagi warga, karena terhindar dari banjir Kali Sunter.

BPBD, sebelumnya mencatat, hujan yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya, menyebabkan genangan pun banjir di sejumlah titik.

Berdasarkan data BPBD DKI, hingga pukul 12.00 WIB, Senin (8/2), terdapat 42 RW dan 150 RT yang terdampak banjir [tersebar di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan].

Dengan persentase RT sebesar 0,492 persen, dari total 30.470 Rukun Tetangga.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta, Sabdo Kurnianto, juga memberi penjelasan.

Dari empat kecamatan, tujuh kelurahan, 17 RW, dan 38 RT di wilayah Jakarta Selatan, jumlah pengungsi adalah 304 jiwa [30 kepala keluarga]–ketinggian air 40-190 cm.

Sedangkan dari 25 RW dan 112 RT di wilayah Jakarta Timur, jumlah pengungsi di 14 lokasi pengungsian adalah 725 jiwa [193 kepala keluarga]–ketinggian air 40-275 cm.

“Tingginya curah hujan di hulu, menyebabkan luapan [di] Kali Sunter dan Kali Ciliwung. Jadi, warga yang tinggal di sekitar kali, terdampak luapan tersebut,” jelas Sabdo.

“Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Pengerahan petugas sudah dilakukan bersama Dinas Sumber Daya Air, Damkar, dan PPSU Kelurahan, agar air cepat surut,” imbuhnya.

“Sedangkan untuk hujan lokal di daerah Jakarta, dampak genangannya sudah surut,” lanjut Sabdo.

Dari informasi lain, Senin (8/2), sekitar pukul 11.00 WIB, sempat terjadi genangan–30 cm–di sekitar Jalan Nurul Iman, Cipinang melayu.

Tetapi kedalaman itu ada pada titik terendah di pemukiman warga, RT 04 RW 04.