Berita  

Tarik Kamus Sejarah Tanpa Nama KH Hasyim Asy’ari, Kemendikbud: Terjadi Keteledoran

Kemendikbud Kamus Sejarah Nama KH Hasyim Asyari
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid, saat diambil sumpah pada pelantikan, di Jakarta, 31 Desember 2015. Foto: Tempo/Dhemas Reviyanto.

Ngelmu.co – Kamus Sejarah Indonesia Jilid I, tak memuat nama pendiri NU KH Hasyim Asy’ari. Menjadi polemik, Kemendikbud [Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan], menariknya dari peredaran.

Di mana sebelumnya, Kamus Sejarah tersebut terunggah di situs Rumah Belajar Kemendikbud, sejak 2019 lalu.

“Untuk memastikan ini tidak kemudian jadi berlarut, ya, kami sudah menurunkan,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid, Selasa (20/4).

“Jadi, sudah tidak ada lagi di website Rumah Belajar,” imbuhnya, dalam jumpa pers daring, mengutip CNN.

Lebih lanjut, Hilmar menjelaskan, hilangnya nama KH Hasyim Asy’ari dari kamus tersebut, murni karena ketidaksengajaan.

“Jadi, ini bukan seperti sengaja menghilangkan, kemudian sengaja memasang untuk orang terpengaruh,” tegasnya.

“Sama sekali tidak. Itu saya kira, narasi keliru,” sambung Hilmar.

Penyusunan Kamus Sejarah Indonesia Jilid I itu, lanjutnya, berjalan pada 2017 lalu, dan merupakan proyek gagal.

Hilmar membeberkan, jika penyusunan kamus tersebut naik ke proses desain atau tata letak, meski belum rampung.

Alasannya, karena mengejar tenggat masa tahun anggaran yang habis.

Terbit di tahun 2017, Kamus Sejarah itu tercetak hanya untuk 20 eksemplar.

Lalu, pada 2019, Direktorat Jenderal Sejarah [yang saat itu menjabat] sempat meminta, agar kamus tersebut terunggah di situs Rumah Belajar untuk memenuhi bahan bacaan sejarah.

“Terjadi keteledoran, yang mana, naskah yang belum siap, kemudian diunggah ke laman Rumah Belajar,” tutur Hilmar, mengutip Republika.

“Naskah yang sebenarnya belum siap [itu] ikut masuk dalam proses penyertaan pemuatan buku tersebut, di website,” sambungnya.

Maka itu, ia tak menampik kesalahan teknis dalam penyusunan kamus, sekaligus menyampaikan permintaan maaf.

Menurut Hilmar, seharusnya kesalahan tersebut tidak terjadi. Apalagi sampai beredar dan terunggah di situs resmi Kemendikbud.

“Dan saya juga minta, tadi, untuk menurunkan semua buku terkait sejarah modern, sampai ada review,” ujarnya.

Pihaknya, lanjut Hilmar, sedang menyusun versi final dari kamus tersebut.

Ia juga menyampaikan, bahwa Kemendikbud, akan melibatkan pemangku kepentingan terkait, termasuk organisasi besar seperti NU dan Muhammadiyah.

“Untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan, benar-benar niatnya untuk mengoreksi kesalahan,” kata Hilmar.

Baca Juga: Jokowi Lebur Kemenristek ke Kemendikbud, Begini Kritik Pedas Akademikus Hingga Peneliti INDEF

Sebelumnya, Kemendikbud menjawab pihak NU [Nahdlatul Ulama] Circle yang mempertanyakan soal menghilangnya nama KH Hasyim Asy’ari dari Kamus Sejarah Indonesia Jilid I.

Mengutip situs resmi Kemendikbud, tertulis pernyataan, “Meluruskan tudingan, buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I, tidak pernah diterbitkan secara resmi.”

“Dokumen tidak resmi yang sengaja diedarkan di masyarakat oleh kalangan tertentu merupakan salinan lunak (softcopy) naskah yang masih perlu penyempurnaan.”

Pada tautan berjudul, ‘Dirjen Kebudayaan Tanggapi Tudingan Terkait Buku yang Belum Terbit‘ itu, Hilmar mengatakan, “Naskah tersebut tidak pernah kami cetak dan edarkan kepada masyarakat.”

Sebagai informasi, selain partai politik seperti PKS, PAN, hingga PKB, salah satu yang memprotes temuan ini adalah pihak NU [Nahdlatul Ulama] Circle.

Ketua Umum NU Circle R Gatot Prio Utomo (Gus Pu), mengatakan, “Kami tersinggung dan kecewa atas terbitnya Kamus Sejarah Indonesia ini.”

Selengkapnya, baca di: Kemendikbud Jawab NU Circle soal Hilangnya Nama KH Hasyim Asy’ari dari Kamus Sejarah