Tiga ‘Die Hard’ Ahoker Nyaleg di PSI

Ngelmu.co, JAKARTA – Tiga pendukung setia Basuki Tjahaja Purnama di Pilkada DKI, Tsamara Amany Alatas, Giring dan Guntur Romli resmi mendaftarkan sebagai calon legislatif melalui Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Tsamara Amany Alatas mendaftarkan sebagai bakal calon legislatif melalui Partai Solidaritas Indonesia (PSI), di Jakarta, Kamis (26/10/2017). Tsamara mendaftar sebagai bakal caleg karena sangat ingin memberantas korupsi di parlemen.

“Selama ini, politik dan DPR sering dipersepsikan sebagai tempat yang kotor. Kalau kita merasa bahwa DPR bukan tempat yang bersih, tetapi tidak pernah berupaya mendorong orang-orang baik masuk ke DPR membawa semangat antikorupsi, kapan DPR akan bersih sebagaimana yang diharapkan masyarakat,” kata Tsamara.

Tsamara mulai dikenal publik ketika berani tampil di salah satu acara diskusi stasiun televisi swasta dan berdebat dengan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah.

Perempuan yang baru dinobatkan sebagai “Women of The Year 2017″ oleh salah satu majalah itu menekankan sejatinya politik merupakan alat yang bisa digunakan untuk beragam kebutuhan.

Di tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab, kata dia, politik dipakai untuk korupsi. Sebaliknya, di tangan orang-orang baik, politik bisa dipakai untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat.”Melalui politik, saya ingin memastikan bahwa setiap sen uang masyarakat harus kembali ke masyarakat,” kata mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina itu.

Tsamara mengaku memiliki visi politik memberantas korupsi dan mendorong keterlibatan perempuan di politik.

Di awal tahun 2016, Tsamara ikut mendirikan gerakan Perempuan Politik. Setahun kemudian, ia telah tercatat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI Bidang Eksternal. Ia juga sempat menulis buku “Curhat Perempuan”, sebuah memoar politik yang memuat seluruh gagasan, visi politik, dan keterlibatannya dalam politik.

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie menyambut baik pendaftaran Tsamara sebagai caleg PSI. Dia mengaku kagum dengan langkah Tsamara untuk masuk ke dalam sistem politik di saat anak-anak seusianya lebih memilih bersikap apolitis.

“Tsamara termasuk orang yang sadar politik dan memutuskan masuk sistem di usia yang sangat muda. Jadi, umur perjuangannya masih panjang sekali. Jika nanti terpilih di 2019, ia baru berusia 23 tahun. Banyak waktu yang ia miliki untuk memperjuangkan nilai antikorupsi di dunia politik,” tutur Grace.

Grace berharap langkah Tsamara akan menginspirasi jutaan anak muda untuk masuk ke dunia politik. Dia menyatakan, revolusi politik berada di pundak anak muda seperti Tsamara.

Sebelumnya, Vokalis band Nidji Giring Ganesha dan pejuang antiintoleransi dan antikorupsi Mohamad Guntur Romli mendeklarasikan diri untuk maju sebagai calon legislatif pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 melalui PSI.