Umat Islam, Sadarlah dengan Situasi Politik!

Tahun Pemilu sudah mendekat. Tahun ini, tahun 2018, akan segera diwarnai dengan Pemilihan Kepala Daerah secara serentak di sejumlah wilayah di Indonesia. Setelah itu, akan dilanjutkan dengan tahun pemilu yang melibatkan seluruh rakyat Indonesia, karena tahun 2019 mendatang akan ada Pemilihan Presiden Republik Indonesia.

Partai politik pun berlomba-lomba memperebutkan suara dari rakyat untuk dapat memenangkan calonnya di Pilkada serentak 2018 dan Pilpres 2019 mendatang. Berbagai upaya pastinya dilakukan untuk menarik simpati yang akhirnya menjadi dukungan dari rakyat untuk mendapatkan suara.

Nah, seperti yang diketahui, umat Islam terdiri dari sebagian besar penduduk Indonesia. Pastinya suara umat Islam akan jadi rebutan bagi para partai peserta pemilu. Semua partai pun akan menampilkan sisi positif saja dari mereka. Oleh karena itu, dituntut kecerdasan dari umat untuk bisa memilih partai yang memang akan benar-benar bisa mewakili suara dari umat Islam.

Yang pasti, umat Islam seharusnya tidak menjadi salah satu dari kelompok yang Golput. Pilihlah partai yang paling sedikit kesalahannya, karena mustahil ada partai yang tanpa kesalahan. Pilihlah partai yang memang benar-benar partai yang yang mewakili dirinya. Pilihlah partai yang benar-benar akan membela wong cilik, bukan hanya sekedar memanfaatkan suara wong cilik.

Ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan dalam memilih partai, seperti beberapa hal berikut ini:

  1. Jangan pilih lagi partai yang katanya pro wong licik, tapi menjadikan wong cilik hanya sebagai bahan pencitraan.
  2. Pastikan tidak memilih partai politik yang tergiur menggadaikan nasib bangsa demi dana dari UNDP, yang bisa dengan mudah menjual nasib bangsa demi mendukung LGBT dengan pasal karet.
  3. Jangan pilih partai yang menggunakan standar ganda penegakkan hukum juga terjadi akibat infiltrasi gagasan atau paham islamophobia yang menunggangi jargon lebih Pancasila dan lebih Indonesia. Perlu diingat, Islamophobia adalah agenda Neo Komunis
  4. Jangan pilih partai yang ketika berkuasa dengan mudahnya mengkriminalisasi ulama, bahkan menangkapi para ulama yang bahkan sangat mencintai NKRI.
  5. Pastikan tidak memilih partai yang lebih terlihat sangat mementingkan pemodal namun melupakan nasib rakyat jelata.
  6. Jangan pilih partai yang kebijakan-kebijakannya mencle-mencle.
  7. Dan masih banyak lagi pertimbangan-pertimbangan lainnya.

Tinggal menunggu umat Islam sadar akan situasi politik. Apakah masih mau memilih partai yang jelas menempatkan standar ganda keberpihakannya