Usai Kampanye Akbar Prabowo-Sandi, Warganet Gelar Tanya Jawab Menggelitik

Ngelmu.co – Meski Kampanye Akbar Prabowo-Sandi di Gelora Bung Karno sudah berlangsung, Ahad (7/4) kemarin, tetapi sampai hari ini masih ada saja pihak yang nyinyir. Mereka melemparkan pertanyaan-pertanyaan konyol, yang kemudian dijawab dengan ringan oleh para pendukung calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02. Seperti beberapa di antaranya berikut ini:

A: Sholat kok di stadion, bukan di masjid.
B: Lho … katanya masjid enggak boleh dipakai politik? Kamu yang komentar, sholat Subuhnya di mana? Semoga di masjid, ya. Tahajud juga gak? Alhamdulillah, kalau iya.

A: Kiblat tuh di Mekkah, bukan GBK.
B: Daripada kiblat ke kamera?

A: Sibuk politik sampai gak ngurus shaf, ke campur laki-laki dan perempuan.
B: Daripada sibuk politik sampai lupa sholat karena asik joged? Senggol-senggolan laki-laki dan perempuan. Buka aurat pula.

A: Sholat kok rame-rame diperlihatkan … sombong!
B: Daripada joged ngebor, ngangkang, diperlihatkan rame-rame juga, terus kejengkang?

A: Politik kok bawa-bawa agama!
B: Iya, ya? Kalau yang iklan pakai peci dan sholawatan itu, iklan sirup, ya? Kan mau lebaran.

A: Jumlahnya biasa saja untuk ukuran Ibukota. Enggak usah heboh!
B: Iya, cuma ‘500’ orang kemarin itu, enggak usah heboh. Eh, tapi kok kamu komen?

A: Kalau cuma menuhin GBK, Jokowi juga sudah pernah.
B: Kalau ngeluberin sekitar GBK, sudah pernah belum?

A: Kampanye GBK itu karena Prabowo frustasi.
B: Eh, tanggal 13 Jokowi kampanye di GBK juga, ya? Artinya kamu menyatakan kalau Pak Jokowi juga frustasi?

A: GBK penuh juga gak jaminan menang Pilpres!
B: Waktu itu pendukung Jokowi ‘menuhin’ GBK, buktinya dia jadi Presiden. Nah, kalau yang ngeluberin GBK kayak kemarin, boleh dong berharap lebih banyak?

A: Cuma kampanye Paslon 02 saja yang bawa-bawa keimanan, seolah yang milih Paslon 01 enggak beriman.
B: Kamu sendiri lho yang nyimpulin seperti itu. Lagian, kalau mau kampanye, Ahad depan, Paslon 01 mau bawa-bawa keimanan juga, kita enggak akan melarang, kok!

A: Fotonya editan itu, amatir!
B: Itu foto wartawan profesional, diambil dari situs berita nasional, kalau bilang editan, nanti dilaporin bisa disomasi, lho.
A: (Langsung minta maaf)

A: Shaf sholatnya kok campur begitu? Gak sesuai syariat Islam!
B: Ada hukum darurat 4 madzhab lho, hati-hati salah goreng bahan, nanti jadinya fitnah. Tau dosa, ‘kan?

A: Itu pada salat, kiblatnya ke mana, ya?
B: Jawabannya akan selalu sama. Sesuai arah kiblat.
A: Ooo … Siap!

Dan masih banyak pertanyaan serta pernyataan ‘receh’ lainnya yang kalau dikumpulkan terus, akan semakin memperlihatkan bahan-bahan seperti apa yang dicari oknum-oknum tersebut, untuk kemudian sengaja mereka ‘goreng’. Padahal, kalau mau putihkan Pemilu, kenapa selipkan hitam dalam kampanye?