Usia 70 Tahun Jualan Tisu: Biarpun Untung Sedikit, Nenek Cari Rezeki yang Halal

Nenek Suhaimi Penjual Tisu di Bandung Rezeki Halal
Foto: Instagram/indonesiamuda.official

Ngelmu.co – Seorang nenek, tak sedikit pun terdengar mengeluh, meski masih harus berjualan, di usianya yang telah menyentuh angka 70 tahun.

Bagi wanita bernama Suhaimi itu yang terpenting bukan soal untung, melainkan kehalalan dari rezeki yang ia cari.

“Nenek cari rezeki yang halal, biarpun sedikit untungnya jualan tisu, nenek di sini cari rezeki yang halal,” tuturnya.

“Semoga orang lain [juga] bisa dapat rezeki yang halal, yang berkah,” sambung nenek, mengutip @indonesiamuda.official, Rabu (24/3).

Setiap harinya, ia berjualan di sekitaran Jalan Braga dan Alun-alun Kota Bandung, Jawa Barat.

Seolah tak mengenal lelah, nenek selalu ramah dan murah senyum kepada para pembeli dagangannya.

Ketika ditanya, apa pernah merasa bosan atau lelah berjualan tisu, ia menjawab, “Gak pernah. Pokoknya, kita mah harus kuat dan sabar.”

“Jangan pernah ngeluh, minta apa pun sama Allah, insya Allah, pasti Allah kabulkan, karena Dia-lah sang pemilik semesta.”

Lebih lanjut, ketika ditanya mengenai penghasilan hariannya, ia menjawab, “Kadang-kadang Rp60 ribu, terus dipotong Rp32 ribu untuk ongkos.”

“Kadang enggak pulang dan tidur di Masjid, tapi akhir-akhir ini gak terlalu laku banyak.”

“Aapalagi sejak pandemi ini… tapi ya, takdir Allah, kita harus banyak-banyak bersabar.”

Nenek Suhaimi juga bercerita, bahwa sang suami telah meninggal sekitar 20 tahun lalu.

Sementara ia, sudah berjualan tisu di jalanan, kurang lebih selama enam tahun belakangan ini.

Baca Juga: Nenek Mariam Yakin Masuk Islam di Usia 84 Tahun

Melihat sosoknya yang menginspirasi, tim Indonesia Muda pun meminta nenek Suhaimi untuk berpesan.

Baginya, yang terpenting adalah sholat lima waktu dan jangan berbohong.

Kejujuran itu sangat penting, terutama ketika berjualan, agar hasilnya pun berkah.

“Paling utama, keselamatan [dan] kejujuran. Kedua, jangan lupa sholat. Harus menghargai sama orang tua, ibu yang melahirkan kita [juga sama] bapak.”