Berita  

Warganet: Alhamdulillah, Pesan Pak Tito Bisa Dijawab Pak Anies

Anies Tito Jakarta Shanghai

Ngelmu.co – Seorang pengguna media sosial Twitter bernama Gunawan, mengunggah tangkapan layar dari dua judul berita. Di mana yang pertama dirilis pada Selasa, 26 November 2019, dan yang kedua dirilis pada Rabu, 3 Maret 2021.

“Alhamdulillah, pesan Pak Tito bisa dijawab Pak Anies dengan karya,” cuitnya, Kamis (4/3) kemarin.

Lantas, mengapa pemilik akun Twitter, @aagunawan itu menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, menjawab pesan dari Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian?

Sebab, dua artikel yang ia sertakan pada cuitannya, memang berhubungan dengan Gubernur Anies, Mendagri Tito, dan Kota Jakarta.

Artikel pertama berjudul, ‘Tito ke Anies: Dibandingkan Shanghai, Jakarta seperti Kampung‘.

Saat menjadi pembicara di Musyawarah Nasional IV APPSI Tahun 2019, Tito menyebut Ibu Kota Indonesia terlihat seperti kampung, jika dibandingkan dengan Shanghai, Cina.

“Pak Anies, saya yakin kalau sering ke Cina, kalau kita lihat, Jakarta kayak kampung, dibanding Shanghai.”

Demikian tuturnya, menyindir Anies Baswedan, di Hotel Borobudur, Jalan Lapangan Banteng Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2019).

Di awal, Tito menceritakan kunjungannya ke Shanghai dan Beijing, pada 1998 lalu.

Ia menyebut Jakarta, saat itu masih sangat tertinggal jika dibandingkan dengan Shanghai dan Beijing.

“Tahun ’98, saya masih ingat, saya kebetulan Sesko di Australia saat itu, studi banding ke Cina, Beijing, dan Shanghai, masih banyak yang naik sepeda,” kata Tito.

“Dengan Jakarta, Beijing kayak kampung, rumah-rumah kumuh, sungai yang kotor hitam banyak di mana-mana, sepeda masih di jalan,” sambungnya.

Namun, dalam kunjungannya ke Cina, tahun lalu [2018], Tito menyebut negara itu telah mengalami perubahan pesat.

“Tahun kemarin saya datang ke sana, dalam rangka Interpol conference di hotel yang sama, saya melihat sungai yang sama, sudah banyak orang yang berenang di situ,” ujarnya.

Baca Juga: Tito ke Anies: Dibandingkan Shanghai, Jakarta Terlihat Seperti Kampung

“Airnya bersih, jernih, dulunya hitam pekat, dan kemudian kita melihat Beijing, sudah mirip-mirip seperti Washington DC, Shanghai sudah mirip-mirip New York,” lanjut Tito.

Ia juga bercerita, soal demonstrasi di Hong Kong yang saat itu telah berlangsung selama enam bulan.

Tito pun kembali membandingkan, kondisi tersebut dengan demo-demo yang terjadi di Jakarta.

“Kita lihat Hong Kong, keamanan terganggu. Ekonomi luar biasa mereka, pusat ekonomi, tapi demo enggak habis-habis enam bulan,” tuturnya.

“Polisinya kenal sama saya, ‘Saya harus menyampaikan kedukaan karena tugas berat Anda, atau saya harus sampaikan congratulate hormat karena Anda memiliki tantangan’,” imbuh Tito.

“Enam bulan, saya kira jadi polisi di sana setengah mati,” lanjutnya lagi.

Meskipun pada kesempatan yang sama, Tito juga mengapresiasi kinerja Anies sebagai Gubernur.

Dalam hal membersihkan sisa-sisa demonstrasi, misalnya. Ia menyebut apa yang dilakukan oleh pasukan oranye, sudah baik.

“Mas Anies diminta untuk bagaimana demo di Bawaslu, demo di DPR tiga hari, itu saja sudah setengah mati kita,” kata Tito.

“Sudah kita [polisi] selesai, Mas Anies bersih-bersihin itu, pagi-pagi sudah clear. Terima kasih Mas Anies dan pasukan oranyenya.”

Di hari yang sama, Selasa (26/11/2019), Anies merespons pernyataan Tito.

“Begini, Pak Tito tadi memberikan gambaran transformasi yang dialami oleh Tiongkok, selama empat dekade.”

“Karena beliau menceritakan bagaimana analis-analis di akhir tahun 70-an, 80-an, mengantisipasi perubahan yang terjadi di Tiongkok.”

Demikian jawab Anies, yang saat itu masih berada di Hotel Borobudur, Jakarta.

“Jadi, menceritakan betapa cepatnya terjadi perubahan di sana, dan kemudian di dalam konteks itu, menceritakan dua kota, yang pada waktu itu, tahun 1998,” imbuhnya.

Ucapan Tito tersebut, lanjut Anies, bisa dibilang objektif, karena Cina berhasil melompat 100 kali lebih besar.

“Jadi menurut saya, tidak usah dilepaskan konteks percakapannya,” ujarnya.

“Konteks percakapannya adalah konteks percakapan tentang transformasi. Itu artinya juga, PR bagi kita untuk mempercepat transformasi, dan ini objektif saja,” sambung Anies.

Baca Juga: Ditanya soal Sindiran Mendagri Tito, Begini Jawaban Anies

Namun, ia juga mengingatkan, bahwa bukan hanya Jakarta yang harus mengambil pesan penting dari pidato Tito [soal perkembangan pesat], tetapi begitu pun dengan semua daerah.

“Jadi menurut saya, justru pelajaran penting yang kita ambil dari pesan yang disampaikan Pak Mendagri tadi adalah pesan tentang transformasi sebuah negara,” kata Anies.

“Lebih dari soal kata kampung, jadi ‘kan itu memang clickbait, menarik, tweet-able gitu,” lanjutnya.

“Tapi sesungguhnya, ini adalah pesan penting, bagaimana transformasi sebuah negara itu terjadi, dikerjakan dengan konsisten selama beberapa dekade, dan sekarang mereka merasakan buahnya,” tutup Anies.

Kembali pada cuitan Gunawan, jawaban Anies atas pesan Tito, menurutnya terdapat di artikel kedua yang berjudul, ‘Ini Daftar Kota Tersehat di Dunia, Jakarta Peringkat ke-17‘.

Di mana jika mengutip lenstore.co.uk, lembaga riset YouGov yang berbasis di Inggris, merilis daftar kota tersehat di dunia.

Dari penilaian tersebut, Jakarta, berhasil menempati posisi ke-17, sedangkan Shanghai yang dijadikan contoh oleh Tito, justru berada di peringkat ke-32.

Tim YouGov menganalisis 44 kota di seluruh dunia untuk mengungkap, kota mana yang lebih memudahkan untuk menjalani gaya hidup sehat secara keseluruhan.

Pengukuran tersebut melibatkan 10 metrik kehidupan sehat, mulai dari tingkat obesitas, hingga tingkat polusi.

Pihaknya memberikan skor terhadap masing-masing metrik, kemudian menggabungkannya hingga mencapai skor akhir, 100.

Skor itulah yang kemudian digunakan untuk menentukan peringkat 44 kota terbaik untuk hidup sehat. Berikut daftarnya:

  1. Amsterdam
  2. Sydney
  3. Wina
  4. Stockholm
  5. Copenhagen
  6. Helsinki
  7. Fukuoka
  8. Berlin
  9. Barcelona
  10. Vancouver
  11. Melbourne
  12. Beijing
  13. Bangkok
  14. Buenos Aires
  15. Toronto
  16. Madrid
  17. Jakarta
  18. Seoul
  19. Frankfurt
  20. Jenewa
  21. Tel Aviv
  22. Istanbul
  23. Kairo
  24. Taipei
  25. Los Angeles
  26. Mumbai
  27. Boston
  28. Dublin
  29. Tokyo
  30. Chicago
  31. Hong Kong
  32. Shanghai
  33. Brussels
  34. San Fransisco
  35. Paris
  36. Sao Paulo
  37. Zurich
  38. London
  39. Johannesburg
  40. Milan
  41. Washington, D.C.
  42. New York
  43. Moscow
  44. Mexico City