Berita  

Warganet Jawab Ganjar Pranowo soal Anak SMK Ikut Demo UU Ciptaker

Ganjar SMK Semarang Demo Omnibus Law

Ngelmu.co – Warganet menjawab Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang mengaku prihatin karena siswa SMA/SMK, terlibat unjuk rasa menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker).

Pasalnya, kepada Ganjar, para siswa itu mengaku tak mengetahui substansi yang disuarakan.

“Ini anak-anak kita, lebih baik ‘kan di-edukasi secara benar,” tuturnya, seperti dikutip Ngelmu, dari Viva, Kamis (8/10).

“Karena SMA/SMK, ini ‘kan tanggung jawab saya, tanggung jawab provinsi, sehingga kalau anak-anak itu, sebenarnya kita bisa memberikan fasilitas,” sambung Ganjar.

Pendemo yang masih berstatus pelajar itu, mengaku hanya ikut-ikutan, saat berunjuk rasa menolak UU Ciptaker, di depan Gedung DPRD Jateng, Rabu (7/10) siang.

Mereka juga mengaku, tidak mengetahui isi tuntutan pun hal-hal yang dipermasalahkan pada UU Ciptaker.

“Bangun tidur, di rumah sepi, lihat ‘handphone’, status pada ramai demo, terus ikut,” kata seorang pelajar.

“Gak tahu demo apa, tahunya demo RUU, gak tahu isinya apa,” sambung mereka saling sahut.

Baca Juga: Prihatin dengan Omnibus Law Ciptaker, 35 Investor Dunia Surati Jokowi

Meski demikian, warganet justru ‘membela’ para siswa yang mengaku ikut-ikutan itu.

Sebagaimana respons yang mereka sampaikan lewat media sosial, salah satunya Twitter.

@Komaini_ahmad24: Yang mengajukan UU aja kabur, bukan menjelaskan isinya. Kalau baik, hadapi dan temui.

@free_wfi: Ga tau isinya aja mau ngebela raktya, Pak, yang tau masa diem aja?

@YanuardyChandra: Gw juga prihatin, mereka yang mengesahkan, belum tau isinya. Apalagi yang menandatangani, apakah sudah membacanya.

@RrgDevino: Setidaknya, mereka berjuang bersama, yang tau kalau mudharat-nya UU Cipta Kerja, ini akan berimbas buat mereka (STM), yang nantinya juga akan menjadi pencari kerja. Logikanya begitu, Pak @ganjarpranowo, yang terhormat.

@Saha_namina_: Jika pemerintah dan buzzernya mengatakan: Jangan asal tolak dan aksi, baca dulu UU-nya. Maka patut kami respons: Jangan asal kebut pengesahan, baca dulu permintaan rakyatmu. Yekan Den @ganjarpranowo.

@BrataSe99075167: Lo prihatin gak kalau ada pejabat yang gak tau apa yang di-tanda tangan?

@AsepWitoko: Tau isinya tapi hanya diam saja, itu lebih memprihatikan, Den Ganjar.

@DidikAkuFurni: Sisi baiknya, mereka belajar tau dari kakak-kakak mahasiswa, Pak. Simpati dan empati perlu ditumbuhkan di kalangan muda, peduli dengan apa yang terjadi di negara mereka sendiri.

@movefly_: Kalau situasinya sudah kayak gini, kita ga lagi ngomong soal substansi UU Ciptaker. Ini ibarat saudara, kerabat, serta sebangsa lu yang menderita, lu masih tinggal diem? Anak SMK/SMA, turun karena liat buruh dan mahasiswa sudah protes, itu berarti there was a problem!

Baca Juga: Ridwan Kamil Sarankan Masyarakat Terima Dulu Omnibus Law Ciptaker

Sebelumnya, Rabu (7/10) malam, Ganjar, mendatangi pendemo UU Ciptaker, yang diamankan di Mapolrestabes Semarang, karena diduga bertindak anarkis saat unjuk rasa.

Selain pelajar, ia, juga menghampiri kelompok buruh, dan mengobrol cukup lama.

Para buruh yang diamankan, mengaku ikut unjuk rasa, karena takut tidak diberi pesangon ketika di PHK.

Mereka, juga mengaku belum membaca naskah UU Ciptaker, secara utuh. Hanya melihat sekilas informasi yang beredar di grup WhatsApp.

Ganjar pun menjelaskan, sejak awal, mendorong agar pemerintah pusat dan DPR, melakukan sosialisasi dan diseminasi, guna mengedukasi masyarakat tentang isi UU Ciptaker.

Menurutnya, jika sejak awal hal itu dilakukan, maka aksi anarkistis saat unjuk rasa, seperti di Kota Semarang, bisa dihindari.

“Maka saya sampaikan, dari awal itu, kalau kemudian ada warga yang tidak setuju, coba komunikasi,” kata Ganjar.

“Kalau kemudian masih tetap tidak bisa, ya ‘judicial review’ saja, ‘kan semuanya jadi tertib,” sambungnya.

“Kalau kemudian merusak, dan kemudian memancing, dan ada anak-anak saya, anak SMA, ‘kan kasihan,” lanjutnya lagi.

Diberitakan sebelumnya, aparat Polda Jateng dan Polrestabes Semarang, membubarkan demontrasi penolak UU Ciptaker, yang ricuh di depan kantor DPRD Jateng.

Polisi, membubarkan kerumunan dengan menembakkan gas air mata, dan menyemprotkan air melalui kendaraan ‘water cannon’.

Polisi yang mengamankan, sempat bertahan dan berupaya tidak terpancing dari aksi provokasi pendemo yang melempar batu, botol air mineral, serta petasan.

Selain melakukan aksi provokasi, demonstran juga disebut merusak fasilitas di halaman gedung DPRD, yang masih satu kompleks dengan kantor Gubernur Ganjar.