Berita  

Warganet Kritik Khofifah yang Salahkan Warga soal Persebaran Corona di Jatim

Khofifah Salahkan Warga Jatim

Ngelmu.co – Pernyataan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, soal melonjaknya angka orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) pada kasus pandemi virus Corona (COVID-19), mendapat kritikan dari publik, khususnya mereka yang aktif di media sosial. Pasalnya, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, menyebut masih banyak warga Jatim yang tak memedulikan imbauan social distancing dari pemerintah.

Menurut Khofifah, itulah yang menyebabkan jumlah pasien per Senin (23/3) kemarin, bertambah menjadi yang positif 41 orang, ODP 1.405 orang, dan PDP 125 orang.

“Sore ini data Pemprov Jatim 41 positif. Kemarin ODP 999, dan sampai sore ini terdapat hasil tracing 1.405 ODP, tambahan 406 orang. PDP kemarin 88 orang dan sampai jam 16.00 WIB, tercatat 125 PDP,” jelas Khofifah, di Gedung Negara Grahadi, seperti dilansir CNN.

“Kami lakukan evaluasi dari berbagai imbauan yang sudah dilakukan semua lini, semua sektor. Imbauan dari aparat desa dan aparat kecamatan sudah dilakukan. Dari Kabupaten Kota dan Pemprov sudah dilakukan. Tapi masih banyak masyarakat yang rupanya belum ikuti imbauan ini,” sambungnya.

Maka Khofifah pun meminta, agar masyarakat lebih waspada dengan wabah Corona. Menghindari keramaian, tak membuat kegiatan yang menghadirkan banyak orang.

Lebih lanjut ia menegaskan, jika imbauan tersebut tak di-indahkan, maka pihak kepolisian yang akan bertindak tegas.

“Hindari keramaian. Jangan buat kegiatan yang hadirkan [banyak] orang. Kemudian ada maklumat Kapolri yang jadi referensi jajaran Polda dan Polres, yang kami ingin kembali imbau, hiburan malam belum ditutup sementara, tolong segera ditutup,” pinta Khofifah.

Penutupan tersebut baru akan berakhir, jika pemerintah pusat sudah memastikan tak ada lagi wabah COVID-19 di Jatim.

Baca Juga: Presiden Hingga Menteri Korsel Kembalikan 30 Persen Gaji untuk Bantu Atasi Corona

Namun, alih-alih sepakat dengan wanita kelahiran 19 Mei itu, masyarakat luas justru melayangkan kritik.

“Sudahlah, Bu Gub. Bukannya kalian para penguasa yg sejak awal sengaja menyembunyikan keadaan yg sebenarnya. Setelah mewabah seperti sekarang mulut kalian menyalahkan rakyat,” tulis akun @Haidary__, yang mendapat banyak respons dari sesama pengguna media sosial Twitter.

@jacktherock5: TikTok-an, dan nasi rawon, nasi kucing, dan terus menyebarkan kesombongan tentang stok masker. Semenjak Wuhan Lock Down, 23 Jan 2020.

@Ja2nd: Bu @KhofifahIP, saya sebagai warga Jatim tersinggung. Anda hanya seorang penguasa. Tapi bukan level seorang pemimpin. Bukannya Anda yang dulu menyembunyikan Informasi tentang wabah ini?

@55Annur: Yang pertama sekali menyepelekan wabah virus #Covid_19 di negara ini adalah pemerintah rezim yang berkuasa sekarang ini, jangan sesekali menyalahkan rakyat ketika kondisi tidak mampu lagi dikendalikan.

Diketahui, jumlah pasien positif virus Corona, terbanyak masih Surabaya, 29 pasien; Malang Raya, 5 pasien; Sidoarjo, 3 pasien; Magetan, 3 pasien; dan Kabupaten Blitar, 1 pasien; dan Malang, 1 pasien positif virus Corona, meninggal dunia.