Berita  

Apresiasi Pengurus NU pada PKS yang Gelar Lomba Pidato Biografi Tokoh-Ulama Bangsa

Miftahurrohim Apresiasi PKS Hasyim Asyari
Miftahurrohim, bersama Moukhrojin, di Museum NU Surabaya. (FT/MKY)

Ngelmu.co – Pengurus Nahdatul Ulama (NU), Miftahurrohim Syarkun, menilai Partai Keadilan Sejahtera (PKS), senantiasa istiqamah mengadakan kegiatan yang melestarikan konsep serta ideologi bernegara para ulama.

Penasihat Pusat Kajian Pemikiran Hadratusy Syaikh KH M Hasyim Asyari, itu pun mengapresiasi hal tersebut.

“Apa yang dilakukan PKS, patut di-apresiasi. Masih istiqomah dalam melakukan al muhafadzah.”

“Melestarikan konsep ideologi ulama-ulama kita, terutama Genealogis, konsep beragama dan bernegara.”

Pernyataan itu Miftahurrohim, sampaikan saat memaparkan materi di webinar ’16 Tahun Fraksi PKS DPR RI’.

Di mana pda kesempatan itu, juga di-launching program ‘Lomba Pidato Biografi Lima Tokoh Bangsa’.

“Ke atasnya, tersambung kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan ke bawahnya, tersambung pada Hadratusy Syaikh KH M Hasyim Asyari,” imbuhnya.

“KH M Hasyim Asyari, ini idola dari PKS. Selamat berjaya bagi PKS,” lanjut Miftahurrohim.

Ke-istiqamah-an PKS, sambungnya, terlihat dari program pun kegiatan yang rutin mereka gelar.

Terutama beberapa perlombaan yang setiap tahunnya telah diselenggarakan.

Bagi Miftahurrohim, ini merupakan bukti PKS, terus melestarikan pemikiran Hasyim Asyari.

“Dalam hal ini, kenapa saya memandang PKS, telah melestarikan dan mengembangkan konsep ideologi beragama dan bernegara KH M Hasyim Asyari?” tanyanya.

“Karena di dalam PKS, itu sering, setiap tahun, mengadakan lomba-lomba seperti ‘Lomba Musabaqoh Qiroatil Kutub’,” jelas Miftahurrohim.

“Sekarang, PKS mengadakan ‘Lomba Pidato Biografi Tokoh Bangsa Indonesia’, yang sudah tidak asing lagi,” sambungnya.

Di mana tokoh yang dimaksud, antara lain:
  1. KH M Hasyim Asyari,
  2. Kiai Ahmad Dahlan,
  3. KH Jenderal Sudirman,
  4. Bung Karno, dan
  5. Al-Hajj Muhammad Hatta.

“Ini merupakan bagian daripada upaya mensyukuri dan berterima kasih, atas jasa-jasa tokoh yang telah berjuang bagi bangsa Indonesia,” kata Miftahurrohim.

Hasyim Ashari, lanjutnya, bukan hanya milik Tebuireng, NU, pun Indonesia, melainkan milik dunia Islam.

“Di mana pada tahun 1922, saat belum ke Mekkah, beliau pindah dari pesantren satu ke pesantren yang lain,” kenang Miftahurrohim.

“Seteah kembali dari Mekkah, beliau membangun tiga kekuatan. Pertama, pesantren, sebagai pusat untuk membangun karakter yang dipersiapkan untuk melawan imperealisme dan kolonialisme, secara inteligen quotient,” imbuhnya.

Kedua, lanjut Miftahurrohim, Hasyim Asyari, mendirikan NU, sebagai sayap politik kebangsaan.

Ketiga, menjadi perumus konsep pelembagaan NU, yang belakangan menjadi konsep dalam beragama dan bernegara.

Baca Juga: Kader NU Adem Melihat Tahlil Rutin yang Digelar PKS

Sebelumnya, Jumat (25/9), F-PKS DPR RI, meluncurkan lomba pidato biografi tokoh-tokoh bangsa.

Pihaknya, menghadirkan sejumlah narasumber, baik dari internal pun eksternal partai, antara lain:

  • Ketua Majelis Syuro PKS, Habib Salim Segaf Aljufri;
  • Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid;
  • Ketua DPR RI F-PKS, Jazuli Juwaini;
  • Pusat Studi Pemikiran Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, Miftahurrahim Syarkun; dan
  • Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti.

Menurut Jazuli, lomba tersebut dilaksanakan, agar generasi muda, semakin mengenal dan meneladani tokoh-tokoh bangsa yang berkontribusi dalam menghadirkan Indonesia merdeka.

Di mana teladannya, mewarnai corak serta karakter kebangsaan Indonesia.

“Fraksi PKS, ingin agar generasi bangsa ini tidak tuna sejarah, dan tidak melupakan sejarah, yang di dalamnya juga sangat kuat peran ulama,” kata Jazuli.

“Maka diperlukan metode pembelajaran, pendidikan, bahkan kampanye publik yang kreatif, agar mereka tertarik mempelajari hingga meneladani para tokoh bangsa,” tegasnya.