Berita  

Bukan Pendaki yang Bakal Naik Gunung, tapi Harga Pertamax!

Naik Harga Pertamax

Ngelmu.co – Ada yang bakal naik gunung; di tengah pandemi Covid-19 yang belum usai.

Namun, bukan para pendaki gunung. Melainkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi; Pertamax.

Kabar ini berhasil menghebohkan media sosial; khususnya Twitter, pada Selasa (29/3/2022) malam kemarin.

DPR Setuju

Pasalnya, Komisi VI DPR RI telah menyuarakan kesetujuan mereka akan keputusan pemerintah melalui Pertamina.

Harga BBM nonsubsidi dan subsidi akan disesuaikan, sebagaimana tertuang dalam poin kesimpulan Komisi VI DPR RI dengan PT Pertamina, Senin (28/3/2022).

“Komisi VI DPR RI, mendukung penyesuaian harga BBM nonsubsidi yang mengikuti harga keekonomian minyak dunia, untuk menjamin kesehatan keuangan PT Pertamina (Persero) dalam menjalankan penugasan pemerintah.”

Demikian satu poin kesimpulan yang dibacakan dalam RDP dengan Dirut Pertamina, mengutip Liputan 6.

Pada awal Maret 2022, Pertamina telah menyesuaikan harga BBM nonsubsidi untuk Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.

Hanya BBM nonsubsidi Pertamax yang belum mengalami kenaikan; masih dijual Rp9.000 per liter.

Harga tersebut dinilai, masih jauh dari harga keekonomian.

Baca Juga:

Sebelumnya, Kementerian ESDM, menghitung secara keekonomian, harga BBM Pertamax dapat mencapai Rp16.000 per liter pada April 2022.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati pun meminta dukungan DPR untuk penyesuaian harga BBM.

“Hari ini, Pertamax belum mengikuti mekanisme pasar. Jadi, mungkin dukungan diperlukan,” tuturnya pada saat RDP.

Nicke juga bilang, sejauh ini, Pertamina melakukan penyesuaian harga untuk beberapa jenis BBM nonsubsidi.

Namun, baik Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex, secara volume, total penjualan BBM Pertamina-nya hanya 2 persen.

“Pertamax itu, digunakan untuk mobil bagus. Jadi, sudah sewajarnya dinaikkan, karena ini bukan untuk masyarakat miskin,” sebut Nicke.

Komisi VI DPR RI bukan cuma setuju adanya penyesuaian harga BBM mengikuti keekonomian.

Dalam poin kesimpulan RDP, Komisi VI DPR RI juga meminta kepada pemerintah dan PT Pertamina.

Agar segera membahas penyesuaian harga BBM serta LPG subsidi dan nonsubsidi, karena disparitas harga yang makin melebar.

Belum lagi, gejolak harga internasional juga tidak menentu.

Pinta Komisi VI ke Pemerintah

Komisi VI DPR RI juga meminta pemerintah, untuk dapat melakukan pembayaran atas piutang Pertamina, demi menjaga kondisi keuangan perusahaan.

Selain itu, Komisi VI DPR RI juga mendukung kinerja PT Pertamina (Persero), dalam memastikan penyaluran BBM ke seluruh penjuru Indonesia.

Komisi VI DPR RI meminta pemerintah, menambah kuota solar subsidi, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dengan pengawasan distribusi yang ketat, agar tepat sasaran.

Komisi VI DPR juga meminta adanya peraturan yang lebih jelas dari pemerintah, terkait pembatasan kendaraan yang dapat menggunakan solar subsidi.

Pihaknya pun mendesak pemerintah untuk mengubah mekanisme kompensasi solar, menjadi mekanisme subsidi sepenuhnya.

Komisi VI DPR RI juga mendesak pemerintah, untuk segera menetapkan formula harga pertalite yang tidak merugikan PT Pertamina.

Harga Minyak Mentah Naik

Sementara Kementerian ESDM mencatat, harga minyak dunia terus berada di atas USD 100 per barel; hingga akhir Maret 2022.

Kenaikan harga minyak dunia, akan memengaruhi harga keekonomian BBM nonsubsidi; seperti Pertamax.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi, bicara.

Ia mengatakan, konflik Ukraina dan Rusia, masih menjadi faktor yang mendorong kenaikan harga minyak mentah.

“Pasokan minyak mentah dari Rusia dan Kazakhstan, terganggu,” jelasnya, melalui keterangan tertulis, Sabtu (26/3/2022) lalu.

“Akibat kerusakan pipa Caspian Pipeline Consortium yang berdampak pada berkurangnya pasokan ke Uni Eropa,” sambung Agung.

Ia juga menyebut, tingginya harga minyak dunia, sangat berpengaruh terhadap harga BBM.

Sebagai informasi, bahwa batas atas harga jual jenis BBM umum RON 92 (Maret 2022) adalah sebesar Rp14.526 per liter.

Harga tersebut merupakan cerminan dari harga keekonomian BBM RON 92, berdasarkan formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis BBM umum.

Adapun dalam menghitung harga keekonomian atau batas atas bulan Maret 2022, mempertimbangkan realisasi perkembangan harga bulan sebelumnya; Februari.

Di mana, padahal, pada Februari 2022, harga minyak belum setinggi di bulan Maret 2022.

“Dengan mempertimbangkan harga minyak bulan Maret, yang jauh lebih tinggi dibanding Februari, maka harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 bulan April 2022, akan lebih tinggi lagi dari Rp14.526 per liter. Bisa jadi sekitar Rp16.000 per liter,” sebut Agung.

“Jadi, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Bapak Menteri ESDM, saat ini kita masih mencermati harga minyak ini.”

“Karena kalau berkepanjangan, memang bebannya berat juga. Baik ke APBN, Pertamina, dan sektor lainnya,” pungkas Agung.

Informasi tambahan, BBM umum RON 92 di PT Pertamina (Persero) adalah produk Pertamax.

Artinya, harga Pertamax bakal berada di kisaran Rp16.000 per liter pada April 2022.

‘Masih Ada Pertalite’

Meski demikian, menurut Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan, kenaikan harga BBM nonsubsidi–termasuk Pertamax–tidak akan terlalu menimbulkan gejolak di masyarakat.

Pasalnya, masih ada Pertalite yang notabene lebih terjangkau; harganya juga dijangkau.

“Saya kira, tidak terlalu berdampak, ya, kenaikan harga Pertamax,” ujar Mamit, Selasa (22/3/2022).

“Karena ada produk dengan harga di bawahnya. Masyarakat masih bisa membeli,” sambungnya.

Namun, Mamit juga bilang, hal ini membutuhkan pertimbangan dari Pertamina.

“Meskipun ini akan tetap memberatkan Pertamina, karena sampai saat ini, belum ada kejelasan mengenai kompensasi Pertalite,” tutupnya.

Respons Warganet

Bagaimana respons publik atas kabar bakal naiknya harga BBM nonsubsidi; Pertamax?

Ngelmu mencoba mengutip beberapa suara yang berada dari para pengguna media sosial Twitter.

Berikut di antaranya:

@deenalovemuse: Saya sejak 2016, cuman sekali beli Pertamax, karena kepepet.

Saya langganan Shell. Walau katanya, Shell beli di Pertamina, tapi tarikannya beda. Bagusan shell. Shell jangan ikutan naik, ya, please 😫.

@crynptr25: Kalau Prtamax naik, mending pakai Shell dah gue nanti 😂.

@FauziIzwar: Engga tanya warga dulu?

@Ditta_yo: Percuma, bang. Suara kita enggak bakal didengar sama yang katanya sih, wakil rakyat.

@pulpenbiru_: Setelah ini, partai merah, ada tutorial cara berkendara tanpa bensin enggak, ya?

@dharmajauhardin: Bu banteng bakal bikin demo, kendaraan bermotor bisa nyala pakai air sumur.

@bininyakjongin: Padahal, pas zaman SBY, partai merah, BBM naik 500 saja, drama nangis-nangis wkwkw.

@RakyatKetjiL21: Dulu, kelompok mereka, ketika menjadi oposisi, menyatakan walk out saat ada kenaikkan BBM.

Saat ini, kelompok mereka, ketika bukan bagian dari oposisi, menyatakan all out saat ada kenaikkan BBM.

Jadi, yang pro wong cilik waktu lalu, pada ke mana, ya?🙄🤔.