Berita  

COVID-19 di Indonesia Terus Alami Perkembangan ke Arah yang Tak Diharapkan

Kasus Covid Corona di Indonesia
Rapid test on the spot pengunjung kafe di Surabaya, Senin (13/4/2020) malam. (Dokumentasi Humas Polda Jatim)

Ngelmu.co – Berkaca dari kasus terkonfirmasi positif virus Corona serta zona merah yang masih meningkat, artinya COVID-19 di Indonesia, terus mengalami perkembangan ke arah yang tidak diharapkan.

Setidaknya, demikian kata Juru Bicara Pemerintah Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito.

Pasalnya, meski jumlah daerah yang masuk dalam zona oranye pun zona kuning menurun dari pekan lalu, tetap tidak sepadan dengan drastisnya peningkatan zona merah [termasuk 15 daerah yang sebelumnya tidak pernah masuk ke zona merah].

“Hal ini berarti, perkembangan COVID-19 di Indonesia, terus mengalami perkembangan ke arah yang tidak diharapkan,” kata Wiku, saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, mengutip Republika, Selasa (19/1).

Baca Juga: Airlangga Tak Umumkan Positif COVID-19, Begini Respons Satgas

Satgas, lanjutnya, pada pekan ini mencatat sebanyak 108 kabupaten/kota yang masuk dalam zona merah.

“Apabila kita lihat peta [zonasi] di layar, tampak jelas hampir tidak ada warna hijau,” beber Wiku.

“Artinya, hampir seluruh daerah di Indonesia, memiliki risiko penularan COVID-19 yang sangat tinggi,” imbuhnya.

Maka itu, Wiku, meminta agar peningkatan status zonasi di berbagai daerah, menjadi perhatian semua pihak.

Tujuannya tak lain agar setiap daerah juga semakin mampu mengendalikan risiko penularan COVID-19.

Dampak Pilkada Hingga Libur Panjang

Secara terpisah, Ketua Umum PB IDI [Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia], Daeng M Faqih, menyampaikan prediksinya soal peningkatan kasus terkonfirmasi positif COVID-19.

Menurutnya, hal ini masih akan terus berlangsung hingga akhir Januari, akibat berbagai kegiatan pada Desember 2020.

“Ini dampak dari kegiatan-kegiatan di Desember, sebenarnya,” kata Daeng, dalam diskusi secara daring, ‘Kedai Kopi’, mengutip CNN, Selasa (19/1).

“Kegiatan Desember ‘kan ada Pilkada, kemudian ada liburan panjang. Dampak-dampak itu di akhir Januari, mungkin masih terasa,” sambungnya.

Dalam 10 hari ke depan, Daeng, juga memprediksi kasus COVID-19 akan mencapai satu juta orang.

Hal ini ia sampaikan, jika melihat penularan yang begitu cepat, hampir selalu menembus angka di atas 10 ribu kasus per hari.

“Jadi prediksinya akan terus, kita riil saja, pakai data,” tegas Daeng.

Perbaikan Kulaitas Pelayanan Kesehatan

Namun, Daeng juga mengingatkan, agar masyarakat tidak panik dengan angka-angka ini.

“Bertambah iya, tetapi kita tahu porsi yang besar itu 80 persen diisi oleh gejala ringan, dan tidak bergejala,” jelasnya.

Adapun 15 persen lainnya merupakan kasus dengan gejala sedang, dan sisanya dengan gejala parah [5 persen].

Gejala ringan dan sedang, lanjut Daeng, dapat diatasi jika kualitas pelayanan kesehatan memadai.

“Ya, strategi pelayanan diperbaiki, memastikan ruang perawatan, memastikan alat, memastikan obat dan tenaga kesehatan ada,” imbaunya.

“Kalau ada yang sakit, bisa dilayani, maka kemungkinan recovery-nya akan besar,” sambung Daeng.

Sebagai informasi, sejak Jumat (8/1), kasus harian COVID-19 menembus angka 10 ribu [tepatnya 10.617 kasus].

Penambahan terendah terjadi pada 11 Januari [8.692 kasus], sementara 16 Januari menjadi yang tertinggi–sejauh ini–dengan 14.224 kasus.