Berita  

Diduga Salah Tangkap Bocah 13 Tahun, Pernyataan Kepolisian dengan Pihak Keluarga Berbeda

Polisi Salah Tangkap Bocah
MF saat memberikan keterangan.

Ngelmu.co – MF merupakan pelajar (13), di Makassar, Sulawesi Selatan, yang diduga menjadi korban salah tangkap aparat kepolisian setempat.

Akibat peristiwa itu, ia mengalami sejumlah luka; lebam di bagian wajah, kaki, sementara hidungnya mengeluarkan darah.

Khawatir dengan kondisi kesehatan korban, pihak keluarga pun membawa MF, ke rumah sakit.

Mereka juga melaporkan apa yang dialami MF, ke Propam Polda Sulsel.

Diketahui, saat itu, Jumat (21/8), polisi sedang membubarkan aksi tawuran antar pemuda.

Namun, pernyataan yang disampaikan pihak kepolisian dan keluarga MF—atas peristiwa tersebut—berbeda.

Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Ibrahim Tompo, membantah jika pihaknya salah tangkap.

Para pelaku tawuran, tuturnya, membubarkan diri setelah mengetahui kedatangan pihak kepolisian.

Ketika dilakukan penyisiran, aparat berhasil mengamankan tiga anak di lokasi kejadian, salah satunya MF.

“Secara spontan, petugas tersebut berusaha menangkap dengan mengayunkan tangan untuk memegang kerah bajunya,” kata Ibrahim.

“Namun, secara tidak sengaja membentur bagian muka dari korban,” sambungnya, seperti dilansir Kompas, Selasa (25/8).

MF yang saat itu ada di lokasi kejadian dan berusaha kabur, diduga terlibat atau bahkan jadi pelaku dalam tawuran.

“Sehingga diduga kuat, (korban) ikut melakukan perang kelompok,” ujar Ibrahim.

“Begitu pula kabar ditabrak, itu tidak ditemukan keterangan, terkait hal tersebut,” imbuhnya.

Namun, Abdul Karim—paman MF—menyampaikan keterangan berbeda.

Ia menyesalkan, tindakan aparat kepolisian yang menganiaya keponakannya itu.

Pasalnya, akibat salah tangkap, MF, babak belur dan dipaksa mengakui kesalahan yang tidak pernah dilakukannya.

Pada saat pembubaran tawuran itu, kata Abdul, MF, hanya tak sengaja melintas di lokasi kejadian.

Tetapi naas, MF, justru ditangkap dan diperlakukan tak manusiawi.

“Jadi pas itu malam dikejar sama polisi, pas didapat, dia dihantam mukanya pakai helm,” akuan Abdul.

“Terus diinjak juga kakinya pakai motor. Baru dipukul juga belakangnya dia,” ungkapnya.

Selain itu, saat diinterogasi di kantor polisi, MF, juga mengaku dipaksa mengakui kesalahan; jika tidak, diancam tak dilepaskan.

“Intinya seperti itu, dilepas jika mengaku. Apa yang dibilang polisi, dia iya-kan (saja),” beber Abdul.

“Di rumah baru cerita semua. (Dia) takut, karena kalau tidak mengaku, (tidak) dilepaskan,” pungkasnya.

Baca Juga: Jadi Saksi Pembunuhan, Kuli Bangunan Justru Babak Belur Dianiaya Oknum Polisi

Atas peristiwa itu, pihak keluarga MF, pun berharap mendapat keadilan, sementara pelaku bisa diberi sanksi tegas.

Berita ini pun tak luput dari perhatian publik.

Dikutip Ngelmu, dari media sosial Twitter, sebagian besar dari mereka menyayangkan sikap dari kepolisian yang disampaikan keluarga MF.