Berita  

Epidemiolog UI Singgung Data COVID-19, Gugus Tugas: Terlalu Jauh Kalau Dibilang Kebohongan

Epidemiolog UI COVID-19

Ngelmu.co – Melalui akun Twitter pribadinya, ahli epidemiologi FKM UI, Pandu Riono, menyinggung soal data perkembangan kasus COVID-19, yang diumumkan pemerintah setiap hari.

Menurutnya, itu tak sesuai dengan ilmu wabah [epidemiologi]

“Keterlambatan pemeriksaan lab serta keterlambatan sampai diumumkan, juga berkali-kali ditumpuk pengumumannya,” tulis @drpriono, Jumat (12/6).

“Tidak ada niat mengumumkan dengan benar, sesuai dengan ilmu wabah [epidemiologi], prinsip statistik kesehatan publik,” sambungnya.

“Kebohongan terjadi setiap hari, dan publik menikmati,” lanjut Pandu.

Menjawab kritik tersebut, anggota Tim Pakar Gugus Tugas COVID-19, Dewi Nur Aisyah, angkat bicara.

Dilansir Kumparan, ia mengakui, jika pelaporan kasus dari seluruh daerah di Indonesia, belum real time.

Namun, lanjut Dewi, tak ada unsur kebohongan dari data yang diumumkan Juru Bicara Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, setiap harinya.

“Menurut saya, terlalu jauh kalau dibilang kebohongan. Apa yang disampaikan, Pak Yuri, adalah data kasus positif yang sudah selesai di-verifikasi oleh tim surveillance Kementerian Kesehatan,” tuturnya.

“Saat ini memang sistem pencatatan pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium melalui sistem new all record Kementerian Kesehatan sudah di-improve,” imbuh Dewi, Ahad (14/6).

“Dan sekarang diusahakan untuk menuju real-time,” lanjutnya.

Baca Juga: 2 Polisi Penyiram Dituntut 1 Tahun Penjara, Novel Baswedan Buka Suara

Lebih lanjut Dewi mengungkap, faktor lain yang memicu pelaporan kasus COVID-19 di daerah, belum sempurna.

Tetapi ia menyatakan, hal tersebut telah dipetakan, dan dalam tahap improvement.

“Di luar itu, kondisi geografis Indonesia, juga terkadang menyebabkan delay pemeriksaan untuk beberapa daerah,” kata Dewi.

“Saya tidak sedang berbicara mengenai kesempurnaan. Namun, yang saya ketahui, kita semua terus belajar untuk melakukan perubahan dan perbaikan,” sambungnya.

Sebelumnya, Pandu menilai, apa yang diumumkan soal kasus COVID-19, setiap hari, bukanlah terjadi 24 jam sebelumnya.

“Setiap hari kita disuguhi dengan angka laporan kasus COVID-19. Kita menikmati angka tersebut, mempercayai sebagai angka kasus yang terjadi hari itu,” ujarnya.

“Padahal, itu hanya pengumuman hasil pemeriksaan lab PCR yang terkonfirmasi, tanpa kejelasan kapan sesungguhnya kasus tersebut,” lanjut Pandu.

Maka menurutnya, pemerintah harus bisa membeberkan secara gamblang, soal kapan kasus yang diumumkan ditemukan.

“Ya betul (harus demikian),” pungkas Pandu.