Berita  

Fadjroel Sebut Jokowi Sukses Atasi COVID-19, Lembaga Survei Hong Kong Tempatkan Indonesia Posisi Buncit

Deep Knowledge Group Indonesia COVID
Foto: Antara/M Agung Rajasa

Ngelmu.co – Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, pada Senin (8/6), mengatakan kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), berhasil mengendalikan wabah virus Corona, secara responsif, ilmiah, dan terukur.

Namun, lembaga survei Hong Kong, Deep Knowledge Group, justru menempatkan Indonesia, di posisi ke-97, pada daftar 100 negara teraman dari COVID-19:

  1. Swiss
  2. Jerman
  3. Israel
  4. Singapura
  5. Jepang
  6. Austria
  7. Cina
  8. Australia
  9. Selandia Baru
  10. Korea Selatan
  11. Uni Emirat Arab
  12. Kanada
  13. Hong Kong
  14. Norwegia
  15. Denmark
  16. Taiwan
  17. Saudi Arabia
  18. Hungaria
  19. Belanda
  20. Vietnam
  21. Kuwait
  22. Islandia
  23. Bahrain
  24. Finlandia
  25. Luksemburg
  26. Qatar
  27. Liechtenstein
  28. Polandia
  29. Lituania
  30. Malaysia
  31. Latvia
  32. Slovenia
  33. Oman
  34. Yunani
  35. Estonia
  36. Kroasia
  37. Turki
  38. Irlandia
  39. Georgia
  40. Siprus
  41. Chili
  42. Montenegro
  43. Republik Ceko
  44. Malta
  45. Spanyol
  46. Portugal
  47. Thailand
  48. Bulgaria
  49. Greenland
  50. Meksiko
  51. Uruguay
  52. Kota Vatikan
  53. Italia
  54. Serbia
  55. Filipina
  56. India
  57. Rumania
  58. Amerika Serikat
  59. Republik Slovakia
  60. Perancis
  61. Rusia
  62. Argentina
  63. Belarus
  64. Monako
  65. Swedia
  66. Ukraina
  67. Gibraltar
  68. Inggris
  69. Afrika Selatan
  70. San Marino
  71. Kazakhstan
  72. Bosnia dan Herzegovina
  73. Iran
  74. Ekuador
  75. Azerbaijan
  76. Mongolia
  77. Libanon
  78. Belgia
  79. Andorra
  80. Cayman Islands
  81. Armenia
  82. Moldova
  83. Myanmar
  84. Bangladesh
  85. Sri Lanka
  86. Mesir
  87. Tunisia
  88. Albania
  89. Jordan
  90. Panama
  91. Brazil
  92. Moroko
  93. Aljazair
  94. Honduras
  95. Paraguay
  96. Peru
  97. Indonesia
  98. Kamboja
  99. Laos
  100. Bahama

Fadjroel Sebut Jokowi Sukses Atasi COVID-19

Sebelumnya, Fadjroel mengatakan, Presiden Jokowi, berhasil mengendalikan pandemi COVID-19, secara responsif, ilmiah, dan terukur.

“Pandemi COVID-19 mengancam kesehatan dan memukul daya tahan ekonomi secara global,” paparnya secara tertulis, seperti dilansir Antara, Senin (8/6).

“Pada situasi ini, Presiden Joko Widodo, dengan kepemimpinan demokratis, bekerja keras membangun sistem responsif terhadap pandemi, demi keselamatan seluruh rakyat Indonesia,” sambung Fadjroel.

Ia mengatakan, sistem responsif yang dibangun, mampu menciptakan keamanan secara komprehensif, baik kesehatan pun perekonomian rakyat, dan kelanjutan hidup bangsa.

“Presiden membentuk sistem pengorganisasian Gugus Tugas COVID-19, yang melibatkan BNPB, seluruh kementerian/lembaga, POLRI, TNI, dan pemerintahan daerah,” jelas Fadjroel.

Baca Juga: Indonesia Kembali Berutang Rp3,65 Triliun dari Bank Dunia untuk Tangani Corona

Berdasarkan hasil survei lembaga Indikator, beberapa waktu lalu, 67,3 persen masyarakat menyatakan sangat puas dengan kinerja Gugus Tugas COVID-19.

Maka menurut Fadjroel, ini menunjukkan bahwa sistem responsif pandemi yang dibangun Presiden Jokowi, telah menciptakan keamanan secara terukur, baik dalam dimensi kesehatan, sosial, pun ekonomi.

“Hal ini juga terlihat dari survei Indikator yang menunjukkan 47,6 persen cukup puas, dan 8,8 persen sangat puas, terhadap pemerintah pusat, atau rata-rata mencapai 56,4 persen,” ungkapnya.

Swiss Teraman, Sudan Selatan Bahaya

Kembali ke daftar 100 negara teraman dari COVID-19, pada Jumat (5/6), Swiss, berada di peringkat pertama.

Amerika Serikat—dengan jumlah kasus infeksi tertinggi di dunia—justru menempati posisi ke-58.

Laporan tersebut, berdasarkan 130 parameter kuantitatif dan kualitatif, serta lebih dari 11.400 titik data, dalam berbagai kategori.

Di antaranya efektivitas karantina, pengawasan dan deteksi, kesiapan medis, serta efektivitas pemerintahan.

Perubahan Signifikan

Menarik, ditemukan perubahan peringkat secara signifikan, dalam beberapa bulan pandemi.

Awalnya, negara-negara yang bergerak cepat menanggapi krisis, serta memiliki persiapan penanganan ketat, menempati posisi teratas.

Tetapi kini, negara-negara dengan ketahanan ekonomi kuat, yang sukses naik ke peringkat atas.

“Swiss dan Jerman meraih posisi ke-1 dan ke-2, dalam riset kasus spesial baru ini, khususnya karena ekonomi mereka kuat,” beber penelitian itu.

“Selain itu, juga dikarenakan kehati-hatian mereka dalam melonggarkan kuncian dan memberlakukan mandat pembekuan ekonomi berbasis ilmu pengetahuan,” sambung keterangan tersebut.

“Tanpa mengorbankan kesehatan dan keselamatan masyarakat,” demikian pernyataan tegas dari penelitian tersebut.

Maka dilansir Forbes, dijelaskan jika ini hanya penilaian risiko yang dilakukan suatu organisasi.

Di mana risiko di berbagai wilayah, dalam suatu negara, dipastikan berbeda-beda.

Contoh, jika bulan lalu, New York merupakan pusat penularan COVID-19 di AS, dan negara bagian Montana, dinilai jauh lebih aman.

Kini, wilayah dengan risiko tertinggi berdasarkan riset tersebut, justru berada di kawasan Afrika Sub-Sahara, Amerika Selatan, beberapa negara Timur Tengah, dan Asia Pasifik.