Berita  

Hendak Laporkan Ceramah UAS, PPGI: Kecewa, Kami Ditolak

PPGI Laporkan UAS
Ketua Umum PPGI Maruli Tua Silaban. Foto: Medcom/Siti Yona Hukmana

Ngelmu.co – PPGI [Perhimpunan Pemuda Gereja Indonesia] hendak melaporkan Ustaz Abdul Somad (UAS) ke Bareskrim, atas ceramah yang pihaknya nilai mengandung ujaran kebencian.

Namun, Ketua Umum PPGI Maruli Tua Silaban, mengaku kecewa lantaran pihak kepolisian tidak menerima laporan mereka pada Rabu (19/1/2022) kemarin.

“Kami ke sini untuk menyampaikan laporan polisi, tapi kami kecewa, kami ditolak.”

Demikian akuan Maruli kepada wartawan usai mendatangi Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, seperti Ngelmu kutip dari CNN Indonesia.

PPGI sendiri ingin melaporkan UAS, atas pernyataannya yang sampai saat ini menurut mereka, masih beredar di media sosial.

Namun, polisi meminta PPGI untuk melengkapi alat-alat bukti, agar laporan dapat ditindaklanjuti.

Di sisi lain, Maruli menilai, ceramah UAS yang beredar di media sosial itu sudah memenuhi unsur dugaan tindak pidana ujaran kebencian.

Lebih lanjut, pihaknya juga berencana untuk melengkapi bukti yang polisi minta, dan akan datang kembali; membuat laporan.

“Kami harus menghadirkan dua bukti, menurut kami, perbuatan UAS itu telah memenuhi syarat,” sebut Maruli.

“Karena secara nyata, niat perbuatannya telah melanggar memasuki ajaran agama orang lain,” sambungnya.

Baca Juga:

Maruli juga beranggapan, ceramah UAS, mengganggu kenyamanan dalam beragama. Itu mengapa ia meminta agar yang berwenang mengusut kasusnya.

“Sebenarnya ada juga laporan polisi terkait kasus tersebut. Termasuk di wilayah Polda Metro Jaya, tapi bukan PPGI,” ujarnya.

“Kami datang ke sini, ingin supaya ujaran kebencian ini ada sebuah sikap,” imbuhnya.

Maruli menilai, ceramah UAS yang PPGI maksud, telahmelanggar Pasal 156 KUHP jo Pasal 45a ayat (2) jo Pasal 28 ayat (2) UU 19/2016 tentang ITE.

Selain itu, Maruli juga meminta agar Kementerian Agama (Kemenag) bisa membuat regulasi yang mengatur tentang aktivitas ceramah; agar tidak menistakan ajaran agama lain.

Ia juga bilang, Kementerian Komunikasi dan Informatika, harus dapat menertibkan aktvitias di media sosial.

Supaya tidak terdapat lagi penistaan agama ataupun ujaran kebencian.

Sebagai informasi, video yang PPGI maksud adalah ketika UAS, menjawab pertanyaan tentang salib; beberapa tahun lalu.

“Video itu, UAS berkata bahwa di salib ada jin. Jin itu adalah jin kafir. Ia seolah-olah mengolok-ngolok agama kristiani.”

Dalam salinan tautan yang Maruli beri, terlihat unggahan video berjudul:

‘Ustadz Abdul Somad hina salib kristen/Prediger Abdul Somad verachtet das christliche Kreuz’.

Video itu terunggah pada 20 Oktober 2019 lalu.

“Saya terbayang salib, nampak salib. Jin kafir sedang masuk, karena di salib itu ada jin kafir. Dari mana masuknya jin kafir, karena ada patung,” tutur UAS.

Sementara itu, pihak UAS, enggan mengomentari rencana pelaporan oleh PPGI.

Baca Juga:

Sebenarnya, pada 2019 lalu, segelintir pihak sudah pernah berupaya mempermasalahkan isi ceramah UAS.

Namun, salah seorang umat Kristen, yakni Glenn Wattimury, justru membela UAS.

Berikut pernyataan yang bersangkutan:

Mesti dicari tahu, kenapa video Ustadz Abdul Somad, tersebar di media sosial.

Karena harus dilihat, beliau ‘kan sedang ceramah bagi umatnya, jadi menurut beliau, sah-sah saja.

Namun, yang jadi polemik, ketika video itu tersebar.

Sehingga yang bukan umatnya, ada yang tersinggung, ketika menyangkut identitas iman salah satu agama.

Saya sendiri juga sering melihat di mimbar-mimbar gereja, pendeta-pendeta, pernah menyinggung identitas agama lain.

Cuma memang tak sampai di-videokan dan viral.

Marilah kita jadi masyarakat yang damai dan saling toleransi, tanpa melukai perasaan umat kepercayaan yang lain.

‘Lakum diinukum waliyadiin’, video UAS yang ‘menistakan’ Salib, tak usah dibuat jadi pemisah.

Kita memang berbeda dari sisi Teologi, walaupun dari keturunan Adam.

Karena Iskak (Ishak) dan Ismail, telah memilih jalan mereka masing-masing.

Saya juga tak mau mendikte Anda semua yang membaca postingan ini, apa pun kepercayaan Anda.

Karena jika video UAS yang disebar untuk (mungkin) mencoba memecah umat Kristiani dan Muslim, bagi saya yang hingga saat ini mengimani Yesus atau Isa Almasih, tidak akan membenci saudara, teman, dan keluarga saya yang Muslim.

Buat teman, saudara Kristiani yang marah, tersinggung dan tidak terima, saya cuma mau kasih saran. Mainlah ke Ternate, ke daerah Maliaro.

Di situ ada monumen Desember Berdarah, untuk mengenang Kerusuhan Ternate 1999.

Di lokasi itu, saudara bisa memperoleh informasi, bahwa ada di belahan bumi Indonesia, ada basudara Muslim yang rela mati untuk melindungi mereka yang tidak se-agama, diperlakukan dengan tidak adil.

Ini bahkan tak mungkin diperoleh di google, dan tak banyak yang menceritakannya.

Tapi kami umat Kristiani yang tersisa di Ternate, yang menjadi saksi perlindungan basudara Muslim, berutang untuk menyebarkan bukti kasih ini.

Yang harus mengorbankan nyawa sesama Muslim, karena kasih untuk kami, saudaranya. Semoga memberkati.

Terpisah, pakar hukum pidana Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Mudzakir, juga menilai bahwa ceramah UAS, tidak termasuk perbuatan menista agama.

Sebab, UAS menyampaikan hal tersebut di forum tertutup, yakni masjid, dan hanya ada umat muslim di sana.