Berita  

Jawaban Telak Anies di ILC Soal Kerap Dibully di Media Sosial

Jawaban Telak Anies di ILC

Ngelmu.co – Berbagai rundungan dari sejumlah warga kerap disasarkan kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Lantas, ia mendapatkan perhatian dari program talkshow Indonesia Lawyers Club (ILC) yang dipandu oleh Karni Ilyas. Dalam acara tersebut yang disiarkan tadi malam (13/8/2019) di TV One, ILC mengangkat topik “Anies Baswedan di Pusaran Bully”. Ia bahkan dihadirkan dalam acara tersebut dan diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan atas rundungan untuknya. Berikut jawaban telak Anies di ILC soal kerap dibully di media sosial.

Jawaban Telak Anies di ILC

Akan Menunjukan dengan Karya

Kerap dibully di media sosial, Anies justru memberikan jawaban  yang sangat tegas, dan juga cerdas, bahwa dirinya tidak akan menjawab kata-kata dengan kata-kata lagi, melainkan dibuktikan dengan sebuah karya.

“Saya saat ini tidak dalam posisi menjawab kata-kata dengan kata-kata, tugas saya sekarang adalah menjawab segala kata-kata dengan karya-karya, itu tugas saya.” ucap Anies Baswedan yang kemudian disambut dengan tepuk tangan para penonton.

“Jadi, semua kata-kata itu tidak akan saya balas dengan kata-kata juga, karena saya akan menunjukan dengan karya. Nantinya publik Jakarta akan menilainya, dulu janji apa sekarang hasilnya apa, kapan itu? Dalam waktu lima tahun.” Lanjut Anies.

Mantan menteri pendidikan itu melanjutkan, bahwa mengatakan itu bukan berarti kemudian tidak menunjukkan apa yang sudah dikerjakan. Kemudian, beliau menguraikan tiga fase pendekatannya dalam menata Jakarta.

“Saya tidak mau hanya kerja, tapi nomor satu ada gagasan, semua yang kita kerjakan punya dasar gagasan, yang kedua ada narasi, baru setelah ada gagasan, ada narasi, baru ada karya. Bahaya betul kalau ada karya, karya, karya, tanpa narasi tanpa gagasan,” jelas Anies.

Contoh yang ia berikan yakni kinerja dalam aspek tranportasi. Di fase gagasan, Anies Baswedan menentukan terlebih dahulu alat tranportasi yang dimiliki oleh hampir setiap orang.

“Mayoritas akan menjawab sepeda motor. Bukan. Alat transportasi yang dimiliki semua orang adalah kaki. Karena itu, yang harus dibangun pertama adalah untuk kaki. Ini gagasan,”

Untuk itu, ia memprioritaskan untuk pejalan kaki, kendaraan bebas emisi, kendaraan umum, dan barulah kendaraan pribadi. Menurutnya, jika tidak konsisten dengan gagasan, nanti justru yang akan dibangun hanyalah untuk fasilitas pribadi.

Mengumpamakan Hasil Kerjanya dengan Air Putih dan Air Soda

Kemudian, untuk menjawab rundungan warga, Anies Baswedan mengumpamakan hasil kerjanya dengan air putih dan air soda.

“Yang sering kita hadapi di Jakarta ini adalah, seperti ini, Bang, ini air putih,” katanya sambil mengangkat segelas air putih di mejanya.

“Tapi, ketika saya mengatakan, ini adalah air putih, dan lalu ada 20 orang di ruangan ini, yang semuanya sepakat mengatakan ‘ini adalah air soda’, dan 20 orang itu pegang mikrofon, maka semua orang ini akan menganggap ‘ini adalah air soda’.”

“Maka, cara saya menjawab bukan dengan memegang mikrofon satu lagi, saya menjawab, ‘beri saya waktu, nanti akan tunjukkan bahwa ini adalah air putih dan bukan air soda’” ujarnya.

Begitulah situasi dari DKI Jakarta yang digambarkan oleh Anies Baswedan selama masa kepemimpinannya.

“Antara apa yang kita kerjakan, dengan apa yang diramaikan seringkali berbeda.” tegasnya.

Lalu, Anies menambahkan, bahwa seringkali yang menjadi kepentingan masyarakat paling mendasar, paling penting justru tidak menjadi perhatian di sosial media. Lantas, ia pun memberikan contoh,

“Biaya hidup di Jakarta adalah urusan yang paling mendasar, warga Jakarta kalau di survei, apa nomor satu? Nomor satu mereka pasti membicarakan masalah kesehatan, nomor dua adalah biaya hidup.” ujar Anies.

Kemudian, Anies menyampaikan, bahwa DKI Jakarta merupakan Provinsi terbaik di dalam mengendalikan kebutuhan pokok di seluruh Pulau Jawa.

“Dan kita mendapatkan award dari Bank Indonesia untuk pengendalian harga, ada rumusan kebijakannya, kita bagi BUMD fokus supply, supaya supllynya aman, SKPD Dinas, fokus di main. Digabung jadi satu, management itu dilakukan. Lagi-lagi, dengan gagasan.”

Masyarakat Akan Merasakan Lewat Karya

Namun, menurutnya itu semua tidak perlu dijelaskan dengan kata-kata. Sebab, nantinya masyarakatan akan merasakan lewat pengalaman.

“Tapi itu semua, saya sampaikan, Bang Karni, bukan untuk dijelaskan dengan kata-kata , nantinya masyarakat akan lewat pengalaman, bukan semata-mata karena aksi komunikasi.”

“Jadi, target kami, Bang Karni, Bapak, Ibu sekalian, akan menuntaskan yang telah ada. InsyaAllah kami tuntaskan sebaik-baiknya. Semua yang menjadi janji InsyaAllah kami laksanakan dan semua yang menjadi masalah InsyaAllah nantinya diberi solusi,”

“Tapi, saya catat. Solusinya sama-sama, bukan sekedar dari masyarakat,”

Sebelum mengakhiri pembicaraannya, Anies mengatakan akan membangun tanda-tanda untuk setiap halte, sehingga ketika datang ke halte-halte di Jakarta, rasanya seperti halte-halte yang ada di kota modern lainnya. Hal tersebut dibuat oleh Forum Diskusi Transportasi Jakarta yang merupakan anak-anak muda kreatif, dan inovatif.

“Prinsipnya, Jakarta dibangun sebagai sebuah gerakan berbasis gagasan dan karya dilakukan secara terukur dan untuk dibuktikan bagi warga Jakarta,” tutup Anies.