Berita  

Kecelakaan Maut, Avanza Veloz Terbelah Dua!

Kecelakaan Avanza Terbelah Dua

Ngelmu.co – Satu mobil Toyota Avanza Veloz, mengalami kecelakaan maut di Jalan Bandara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar).

Peristiwa ini viral di media sosial, karena mobil yang mengalami kecelakaan tunggal–menabrak tiang baliho–itu hancur, terbelah dua.

Dugaan sejauh ini, sebelum menabrak tiang baliho, Mobil berpelat BH 1003 LE itu mengalami aquaplaning.

Dari rekaman video yang beredar, saat itu jalanan tengah basah; terguyur hujan.

Kecelakaan ini menewaskan sopir atas nama M Nur Shiddiq, sementara seorang penumpang atas nama Revita Putna Sari, mengalami luka berat.

Lebih lanjut soal Aquaplaning

Pakar road safety yang juga Instruktur dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, bicara.

Ia menjelaskan, aquaplaning adalah suatu keadaan ketika ban tidak mendapat daya cengkeram, akibat genangan air.

Jadi, ban seolah-olah berputar di atas genangan air.

“Aquaplaning adalah sebuah fenomena ketika sebuah kendaraan, apakah motor, mobil, atau speedboat yang melintasi lapisan film air atau lapisan tipis air di sebuah permukaan.”

“Pada kecepatan pelan, ia tidak memengaruhi apa-apa, tetapi pada kecepatan tinggi, maka momentum atau terjangan ban akan membuat daya angkat ke atas yang mendorong permukaan ban, terlepas traksinya dari permukaan jalan tersebut,” jelas Jusri.

Baca juga:

Begitu juga penjelasan praktisi keselamatan berkendara sekaligus Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana.

Ia menyampaikan bahwa aquaplaning adalah fenomena ketika ban mobil kehilangan traksi saat melewati genangan air dalam kecepatan tinggi.

Efeknya, mobil serasa melayang di atas air.

Menurut Sony, 70 persen pengendara yang mengalami kecelakaan akibat aquaplaning, terjadi karena pengendara tidak dapat mengantisipasi.

Saat terjadi aquaplaning, kendaraan cenderung sulit dikendalikan.

“Jalanan tergenang air, ban botak, kecepatan tinggi, agresif di kondisi hujan, pasti pengemudi mudah terdampak aquaplaning.”

“Kunci dari keamanan adalah menjaga kecepatan di kala hujan,” saran Sony.

Ia mengatakan, saat turun hujan, pengendara harus mengurangi kecepatan, setidaknya 10 km/jam dari kondisi normal.

Makin deras hujan, maka sebaiknya pengendara juga makin mengurangi kecepatan.

“Ketika terjebak aquaplaning, tahan kemudi ke arah depan, dan tidak melakukan koreksi kemudi kasar yang dapat membuat kendaraan selip.”

“Hindari mengerem di kondisi aquaplaning, karena saat ban mendapat gripnya, justru dapat membuat mobil hilang kendali.”

“Kurangi kecepatan sebelum terjebak genangan air,” imbau Sony.