Masuk Timses Prabowo, Kwik Sebut Konsep Ekonominya Tak Pernah Dipakai Jokowi

Ngelmu.co, JAKARTA – Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan Kwik Kian Gie mengungkapkan dirinya telah membuat konsep pemikiran ekonomi Indonesia dan pernah mengajukan kepada Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta tahun 2012, namun tidak direspons keduanya.

“Saya menulis booklet dari tahun 2004, itu karena orientasi saya karena Megawati menjadi calon presiden,” kata Kwik, dalam konferensi pers di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta, Senin (17/9/2018) malam.

Kwik Kian Gie mengakui pernah menulis pemikirannya di bidang ekonomi dalam sebuah buku kecil di tahun 2004 berjudul Platform Presiden, dan berharap pasangan calon dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) Tahun 2004 yang terpilih bisa memperhatikan bukunya itu.

Namun, tidak ada pasangan calon dalam Pilpres 2004 silam itu yang merespons, termasuk Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi.“Tidak ada respons sama sekali, tidak ada perhatian sama sekali dari siapa pun juga,” ujarnya.

Dia mengaku kembali menulis sebuah buku pada tahun 2009, namun hasilnya tetap sama, tidak ada yang meresponnya. Lalu, pada 2014 dirinya ingin memperbarui bukunya tersebut dengan keadaan saat itu, namun urung dilakukan karena dianggapnya masih relevan.

Dia mengatakan kemungkinan Megawati saat itu mengasumsikan bahwa akan ada respons dari internal PDI Perjuangan, namun tidak ada respons dari Sekjen maupun Litbang PDIP saat itu.

“Nah, lalu Prabowo yang mengajak saya berdiskusi, jadi logis kalau dengan sendirinya berbicara dengan Prabowo lebih dahulu,” ujarnya lagi.

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional era Presiden Megawati Soekarnoputri itu, mengakui Prabowo memiliki perhatian yang besar dan intensif terkait masalah ekonomi karena catatan-catatannya terkait ekonomi dibaca satu per satu dan ditandai serta dirinya diajak berdiskusi.

Selain itu, Kwik menjelaskan dirinya juga pernah berbicara dan memberi masukan kepada Jokowi terkait konsep ekonomi Indonesia, ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta di 2012.

“Saya mengatakan, bapak sekarang sudah jadi gubernur, sangat populer, tolong gunakan popularitas ini untuk kepentingan partai dan kepentingan negara ini, bicaranya jangan hanya urusan DKI Jakarta saja tetapi urusan negara,” katanya lagi.

Dia mengatakan dirinya sudah mengirimkan setumpuk konsep pemikiran ekonomi dan data dalam bentuk “hard copy” maupun “soft copy” kepada Jokowi namun tidak ada satu kata dan tidak ada reaksi dari Jokowi.