Berita  

Media India Soroti Utang Indonesia ke Cina, Ini Kata Ustaz Hilmi

India Utang Indonesia Cina

Ngelmu.co – Melalui akun Twitter pribadinya, Ustaz Hilmi Firdausi membagikan video berdurasi 106 detik.

Isinya memuat bagaimana media India–The World Is One News (WION)–menyoroti utang Indonesia terhadap Cina.

Mendapati hal tersebut, Ustaz Hilmi pun berdoa, “Semoga Allah menyelamatkan bangsa ini.”

Ia memang kerap ‘diserang’ dan disebut ‘kadrun’ oleh segelintir pihak yang tidak setuju dengan cuitannya.

Maka itu ketika membagikan video tadi, Ustaz Hilmi bilang, “Silakan yang tidak setuju dengan ulasan media asing tersebut.”

Namun, ia berharap mereka yang tidak setuju itu dapat menjawab laporan media India dengan data. “Tanpa perlu caci maki dan melabeli mereka kadrun.”

Diketahui, pada 20 Oktober 2021, kanal YouTube WION, mengunggah video bertajuk ‘Gravitas: 165 countries owe at least $385 billion to China’.

Pada laporan tersebut, WION menjadikan Indonesia, sebagai contoh nyata korban utang tersembunyi Cina.

Baca Juga:

Mengutip Republika, WION menyebut pemerintah Cina–di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jin Ping–telah menyalurkan 385 miliar dolar AS kepada 165 negara.

Indonesia, menjadi satu dari 165 negara yang mendapatkan pinjaman tersebut.

Di mana salah satunya tersalur untuk pembiyaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Proyek kereta cepat sepanjang 143 kilometer pun dimulai, hingga kebutuhan anggaran membengkak.

Namun, proyek tidak bisa berhenti di tengah jalan. Itu mengapa pemerintah Indonesia, menggunakan dana APBN guna menutupi kekurangan.

WION pun menyebut, “Ini bisa menjadi awal dari masalah, karena [sebagian] pinjaman yang Cina beri, tidak tercatat dalam pembukuan.”

“Itu merupakan utang tersembunyi,” tutur penyiar berita WION.

Utang tersembunyi Indonesia kepada Cina, disebut mencapai 17,2 miliar dolar AS.

Artinya, 78 persen dari total utang Indonesia kepada Cina, ‘tersembunyi’.

Utang tersembunyi ini sangat berisiko, bahkan dapat menjebak Indonesia di masa depan.

Sebab, jika ke depannya Cina mengalami krisis finansial, Indonesia wajib segera membayar utang-utangnya [bail out].

“Dan Indonesia bukan satu-satunya negara yang terjerat utang tersembunyi Cina ini,” beber WION.

Dalam ulasan, pihaknya juga menyinggung kondisi ekonomi Cina yang tengah di ambang krisis finansial; menyusul kolapsnya raksasa properti, Evergrande.

Kasus ini dianalogikan seperti yang terjadi pada Lehmans Brothers di Amerika Serikat (AS), 2008 silam.

Lehman Brothers memicu krisis finansial AS, sampai-sampai mengharuskan pemerintah mem-bail out utang-utang.

“Intervensi pemerintah Cina merupakan opsi terakhir, jika Evergrande, ingin selamat.”

Kata Stafsus Menteri BUMN

Terlepas dari sorotan media India, staf khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, memberi penekanan.

Ia menyebut, tidak ada utang tersembunyi Cina, terkait proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Semua utang, sebut Arya, tercatat dalam Pinjaman Komersial Luar Negeri (PKLN) Bank Indonesia.

“Tidak ada sama sekali utang tersembunyi dari Cina, untuk proyek kereta cepat.”

“Karena semua tercatat di PKLN Bank Indonesia,” tegas Arya di Jakarta, Sabtu (16/10/2021).

“Utang tersembunyi Cina buat proyek kereta cepat, itu benar-benar hoaks dan tendensius,” sambungnya.

Sebenarnya, sebelum media-media asing–termasuk WION–mengulas utang tersembunyi, istilah ini muncul dalam sebuah laporan lembaga riset AidData.

Berjudul ‘Banking on the Belt and Road’.

Laporan itu menganalisis data dari 13.427 proyek di 165 negara, senilai 843 miliar dolar AS.

Lebih dari 300 lembaga pemerintah dan badan-badan milik negara Cina, membiayai berbagai proyek tersebut.

Dalam laporannya, AidData juga menyampaikan besar utang tersembunyi Cina kepada Indonesia.

Angkanya mencapai 17,28 miliar dolar AS, atau setara 1,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

AidData mendefinisikan utang tersembunyi ini sebagai utang yang Cina beri kepada negara berkembang.

Bukan melalui pemerintahan negara peminjam, tetapi melalui perusahaan negara, bank milik negara, entitas tujuan khusus, perusahaan patungan, dan lembaga sektor swasta.

Sementara dalam Statistik Utang Luar Negeri Indonesia [yang disusun dan dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia bersama Kementerian Keuangan], total utang luar negeri (ULN) Indonesia dari Cina pada akhir Juli 2021 adalah 21,12 miliar dolar AS.

Jumlah utang luar negeri yang terbagi dua, yakni utang yang dikelola pemerintah (1,66 miliar dolar AS), dan utang BUMN serta swasta (19,46 miliar dolar AS).

Awal Oktober 2021, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meneken aturan baru tentang percepatan penyelenggaraan prasarana dan sarana kereta cepat Jakarta-Bandung.

Perpres 93/2021 yang merupakan perubahan atas Perpres 107/2015.

Lewat Perpres tersebut, Jokowi menunjuk Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk memimpin Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Pemerintah juga mengalokasikan dana APBN untuk melanjutkan penyelenggaraan kereta cepat, sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (2) dan (3) terkait pendanaan.

Berikut bunyinya:

(2) Pendanaan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dapat berupa pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam rangka menjaga keberlanjutan pelaksanaan proyek strategis nasional dengan memperhatikan kapasitas dan kesinambungan fiskal.

(3) Pembiayaan dari APBN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa:

a. Penyertaan modal negara kepada pimpinan konsorsium badan usaha milik negara; dan/atau
b. Penjaminan kewajiban pimpinan konsorsium badan usaha milik negara.