Berita  

Megawati Sebut ‘Jakarta Amburadul’, Ini Kata Budayawan Betawi Ridwan Saidi

Ridwan Saidi Megawati Jakarta Amburadul

Ngelmu.co – Budayawan Betawi, Ridwan Saidi, menilai pernyataan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, soal ‘Jakarta amburadul’, keliru, jika melihat dari segi pembangunan dan tata kota.

Menurutnya, jika benar-benar ingin menilai Jakarta, seharusnya paham awal pembangunan Sunda Kelapa.

“Kalau dilihat dari segi pembangunan daerah, dia salah. Dia tidak cukup pengetahuan untuk menilai Jakarta,” tutur Ridwan, mengutip Viva, Kamis (12/11).

“Dia harus menilai kota Jakarta, dengan pengetahuan sejarah yang cukup, sejak dari pembangunan pelabuhan Sunda Kelapa, tahun 1540,” sambungnya.

‘Jakarta amburadul’, kata Ridwan, juga keliru, karena sejak 1950 sampai saat ini, Ibu Kota, terus berkembang.

Maka itu, ia menegaskan, tidak ada istilah Jakarta semakin mundur atau amburadul.

“Saya khawatir, mereka ini cuma ngumpat di rumahnya saja. Terus tebak-tebakan,” kata Ridwan.

“Sebab, statement itu tidak ada dasarnya sama sekali. Terkesan mereka isolasi dirinya, lalu katakan Jakarta begini, begitu, ya, enggak bisa dong,” tegasnya.

Baca Juga: Respons PKS atas Pernyataan Megawati ‘Jakarta Amburadul’

Sejak Gubernur Anies Baswedan, memimpin DKI Jakarta, menurut Ridwan, kota itu menjadi semakin rapi dan modern.

Ia, juga menyinggung Pemprov DKI, yang saat ini membangun stadion bertaraf internasional, di Jakarta Utara.

Begitu pun dengan pembangunan kawasan lain yang terus berjalan, seperti Menteng dan Manggarai.

“Itu daerah Manggarai, yang dimulai dari Sutiyoso, dilanjutkan Anies, tetap bagus,” kata Ridwan.

“Ada sudut-sudut yang enak dilihat Jakarta. Daerah Menteng, juga bagus. Daerah HI masuk ke Menteng, bagus,” sambungnya.

Sebelumnya, Megawati, menganggap ‘Jakarta amburadul’, karena tidak bisa menerapkan konsep city of intellect.

Padahal, menurutnya, kota maju harus memiliki konsep tersebut sebagai modal dasar.

“Saya bilang, Jakarta ini menjadi amburadul… karena apa? Ini tadi… seharusnya, city of Intellect, ini dapat dilakukan tata kotanya, masterplan-nya, dan lain sebagainya.”

Demikian kata Mega, saat menyampaikan pidato secara virtual, Selasa (10/11) lalu.