Berita  

Murid Tak Punya HP, Guru Ikhlas Mengajar Keliling 6 Kampung di Tengah Pandemi

Pak Guru Ujang

Ngelmu.co – Di tengah wabah virus Corona, Ujang Setiawan (50), guru SDN Purbayani 1, Kecamatan Caringin, Garut, mengaku ikhlas mengajar keliling enam kampung. Pengorbanan itu ia lakukan, demi sebagian muridnya yang tinggal di pelosok, dan tak memiliki ponsel untuk bisa ikut belajar secara online.

“Mereka harus tetap belajar seperti siswa lainnya yang memiliki fasilitas HP android. Kasihan, mereka juga siswa yang berhak untuk mendapatkan pelajaran,” kata Ujang, seperti dilansir garutexpress.id, Rabu (15/04) lalu.

Ia rela keliling dari rumah ke rumah siswa, di tengah pandemi COVID-19, agar kegiatan belajar mengajar tidak terhenti.

“Ada 45 siswa, kelas lima, tinggal di enam kampung. Jadi, saya datang ke kampung. Murid yang ada di kampung itu, saya berikan materi pembelajaran di salah satu rumah,” jelas Ujang.

“Jadi kalau di satu kampung ada dua orang, mereka di-kumpulkan di rumah salah satu siswa yang orang tuanya siap dan rumahnya cukup luas,” sambungnya.

Dalam satu hari, Ujang mengunjungi satu kampung. Maka dalam sepekan, enam hari ia gunakan untuk mengajar keliling.

Langkah ini merupakan inisiatifnya sendiri, karena tak ingin para murid kehilangan kesempatan belajar.

“Anak-anak kangen belajar di sekolah. Minimal dengan saya ngajar ke rumah mereka, bisa mengobati kerinduan untuk belajar,” tutur Ujang.

Menurutnya, ke-45 murid yang ia datangi itu, sebagian besar mengalami kendala dalam jaringan internet pun tayangan program TVRI.

“Di kampung mah siaran TVRI tidak bisa diterima. Memang rata-rata orang tuanya punya HP, tapi saat dicoba, banyak yang tidak mengerti, kecuali siswa SMA,” ujar Ujang.

Kegiatan belajar mengajar di rumah siswa tersebut, lanjutnya, paling lama berlangsung sekitar satu jam.

“Menjelaskan materi, memberikan soal yang harus dikerjakan di rumah. Alhamdulillah, orang tua juga banyak yang mengerti. Kadang saya disuguhkan kopi, kadang saat pulang dibekali makanan,” imbuhnya.

Sementara untuk jarak terjauh yang harus Ujang tempuh, hanya sekitar 4 kilometer, maka dirinya pun mengaku, tak mengalami kendala.

“Jalannya juga sudah lumayan bagus, bisa dilewati kendaraan,” kata Ujang.

Sadar perjalanan itu membutuhkan biaya tambahan, antara lain untuk bensin dan fotokopi materi pembelajaran, tetapi semangat para muridnya belajar menjadi obat tersendiri bagi Ujang.

“Mereka sangat semangat, jadi mereka rindu sama guru dan sekolahnya juga setelah lama tidak sekolah,” pungkasnya.

Baca Juga: Seorang Ibu Pertanyakan Materi Belajar Anak SD yang Disiarkan TVRI, “Kok Gini Sih?”

Sindi Aldia, salah seorang siswi kelas 5 di SDN Purbayani 1, mengaku bersyukur karena meskipun dirinya tak memiliki ponsel yang mendukung KBM, dirinya masih bisa belajar, karena pengorbanan sang guru.

“Alhamdulillah, meski tak memiliki android, saya sangat berterima kasih kepada Pak Guru, masih bisa membimbing belajar langsung di rumah,” tuturnya.

“Pak Guru baik sekali, saya bingung bagaimana mengucapkan terima kasih. Semoga Pak Guru sehat selalu, dan virus Corona ini segera pergi, agar saya dan teman-teman bisa kembali belajar di sekolah,” tutup Sindi, seraya menitikan air mata.