Berita  

Reporter Asing Soroti Permintaan Luhut ‘Tidak Usah Berkomentar Macam-Macam’

Luhut Tidak Usah Komentar Macam-Macam
Foto: YouTube/Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI

Ngelmu.co – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Menko Marves [Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi] Luhut Binsar Pandjaitan, sebagai koordinator PPKM [pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat] darurat, Jawa-Bali.

Melalui keterangan pers yang tersiar langsung di kanal YouTube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Senin (5/7), Luhut, titip pesan.

Ia meminta, media bantu menyampaikan kepada masyarakat agar tidak berkomentar macam-macam, mengenai penanganan Covid-19 di Indonesia.

“Tidak usah berkomentar macam-macam. Pemerintah melakukan yang terbaik.”

“Dan dari apa yang kami dapat sampai tadi malam, Presiden, juga nanya ke saya.”

“Saya bilang [ke Presiden], tidak ada yang terlalu mengkhawatirkan, bila kita mengerjakan sesuai bidang kita masing-masing.”

Demikian permintaan Luhut yang kemudian mendapat sorotan dari reporter media asing, ABC News, Max Walden.

“Luhut, tangan kanan Presiden Jokowi, mengatakan, masyarakat tidak boleh mengomentari penanganan Covid-19 oleh pemerintah, karena sudah melakukan yang terbaik.”

Begitu cuitnya, Selasa (6/7) kemarin, seperti Ngelmu kutip dari akun Twitter pribadinya, @maxwalden_.

Walden menyoroti pernyataan Luhut, karena terdengar selang beberapa waktu dari respons Jokowi, atas kritik dari BEM UI.

“Muncul beberapa hari setelah presiden mengatakan, dalam demokrasi, orang dapat mengkritik pemerintah,” kata Walden.

Meskipun ia juga menggarisbawahi kalimat Jokowi yang mengingatkan bahwa Indonesia, memiliki budaya tata krama dan kesopansantunan.

“Tapi bahwa budaya Indonesia, sopan, dan mahasiswa yang baru-baru ini mengkritiknya [Jokowi], perlu belajar itu,” singgung Walden.

Tak bisa dihalangi, tanggapan Walden, juga mendapat respons dari pengguna media sosial Twitter di Indonesia.

Salah satunya, @SuherjatiSuher1, yang menjawab, “Sopan? Tidak. Kita takut.”

Sementara pemilik akun @qdewangga_, justru berpesan kepada Walden, “Hati-hati, Pak.”

“Jaga keselamatan Anda. Saya khawatir, karena keberanian Anda dapat membahayakan diri Anda,” sambungnya.

Namun, akun @ken_aryadharma, mencoba meluruskan pada Walden, “Komentar boleh, yang enggak boleh komentar macam-macam, alias sembarangan.”

“Hati-hati kalau menerjemahkan, Bang!” imbaunya.

‘Saatnya Menyelamatkan Orang’

Sebenarnya, Walden, bukan satu-satunya reporter asing yang menyoroti Indonesia, terutama soal penanganan Covid-19.

Koresponden Reuters, Kate Lamb, juga demikian. Ia, kerap membagikan berita-berita tentang Indonesia di media sosial pribadinya.

Salah satunya yang Tempo rilis Senin (5/7) lalu, ‘Saatnya Jokowi Kibarkan Bendera Putih’.

Kate, hanya menerjemahkan kata pengantar yang Tempo tulis ke dalam bahasa Inggris.

Namun, cuitannya pada akun @_KateLamb, mendapat respons dari Jerry Heuett, yang mengaku telah belasan tahun tinggal di Indonesia.

“Saya sudah 16 tahun tinggal di sini,” tutur Jerry. Baginya, upaya pemerintah menyelamatkan ekonomi di tengah pandemi, sudah cukup.

“Saatnya menyelamatkan orang-orang, termasuk keluarga Indo saya. Di luar menakutkan,” tutupnya.

Kembali ke Luhut…