Berita  

Satu Anaknya Muslim, Saksi Ginting Wakafkan Tanah untuk Masjid

Saksi Ginting Masjid

Ngelmu.co – Salah seorang tokoh masyarakat di Desa Tanjung Merahe, Kecamatan Kutabuluh, Kabupaten Karo, Sumatra Utara (Sumut), menyita perhatian.

Ia adalah Saksi Ginting. Umat Kristen yang mewakafkan tanah untuk pembangunan Masjid Al-Musannif; masjid pertama di Tanjung Merahe.

“Saya mewakafkan tanah ini… anak saya ada empat, yang tiga sudah ada rumahnya, gitu. Satu lagi belum.”

“Itu-nya, saya wakafkan tanah ini sama anak saya, yang satu, muslim. Itu saja.”

Demikian penuturan Saksi yang Ngelmu kutip dari kanal YouTube Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah, Senin (21/3/2022).

“Ya, sudah bangga-lah, anak ‘kan [yang muslim, sekarang] sudah ada rumah [ibadah]-nya, gitu,” sambungnya.

“Kalau dibandingkan menurut kata pustaka, ini [masjid] ‘kan rumahnya [para muslim] ini,” sebut Saksi.

Wagub Sumut Musa Rajekshah atau yang akrab disapa Ijeck pun datang langsung ke Masjid Al-Musannif.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Saksi Ginting dan juga Bapak Kepala Desa Maklum Ginting,” ujarnya.

“Yang sudah memberikan wakaf tanah untuk pembangunan Masjid Al-Musannif di Desa Tanjung Merahe,” imbuhnya.

Ijeck turut mendoakan, semoga wakaf tanah itu menjadi pahala untuk Saksi dan keluarga.

“Pak Saksi ini bukanlah muslim, tapi saudara kita yang menganut agama Kristen,” jelas Ijeck.

Namun, ia ikhlas mewakafkan tanahnya untuk umat muslim di Tanjung Merahe, agar dapat beribadah bersama.

“Selama ini pun, sebelum pemberian tanah ini, Pak Saksi Ginting meminjamkan rumahnya setiap Ramadan,” kata Ijeck.

Saksi meminjamkan kediamannya untuk warga muslim bisa menjalankan salat Tarawih.

“Jadi, kami terima kasih yang sebesar-besarnya,” sebut Ijeck.

“Semoga kerukunan dan toleransi beragama di Tanjung Merahe, Karo, dan Sumatra Utara, semuanya terjaga dengan baik,” tutupnya.

Baca Juga:

Warga Tanjung Merahe pun bersyukur dan berterima kasih.

Sebab, setelah sekian lama, akhirnya mereka dapat menjalankan ibadah bersama-sama di masjid.

Muliasari Peranginangin, salah satu warga yang mengaku sangat senang dan bersyukur.

“Alhamdulillah, terbangun masjid di sini. Selama ini tidak pernah ada bangunan masjid sebegini cantiknya,” tuturnya.

Begitu juga dengan Beloh Ngene Ginting yang tinggal di desa tersebut sejak 1991.

“Saya masuk di sini [Tanjung Merahe], sudah Islam, ya, enggak ada masjid,” ujarnya.

“Kalau salat, ya, di rumah saja. Ya, alhamdulillah, saya enggak bisa bicara lagi, enggak bisa bicara,” sambungnya.

“Enggak bisa bilang apa-apa, yang terpenting, alhamdulillah,” pungkas Ngene.

@ngelmuco Saksi Ginting mewakafkan tanahnya untuk pembangunan #masjid di #TanjungMerahe #Kutabuluh #Karo #SumatraUtara ♬ Asmaul Husna – Islamic Qasidah

Selain tanah wakaf dari Saksi, dana pembangunan masjid tersebut juga tidak lepas dari peran Yayasan Haji Anif (YHA); yang diketuai oleh Ijeck.

“Tahun lalu dapat info dari sahabat orang tua saya, Bapak Syahril Pasaribu, mantan Rektor USU, desa ini tidak ada masjid.”

“Beliau menyampaikan ke orang tua saya, kalau pada waktu itu, desa ini umat Islam-nya, beribadah tidak ada masjid.”

“Kalau Ramadan, terpaksa meminjam tempat Bapak Saksi Ginting,” ungkap Ijeck, Senin (14/3/2022) lalu.

Sejak itu, H Anif; ayah Ijeck yang kini telah tiada, langsung memberi amanah.

Ia mengaku ingin membangun 99 masjid. “Kebetulan, almarhum memiliki amanah kepada kami, anak-anaknya.”

“Beliau sampaikan waktu itu, kurang lebih dua tahun sebelum wafat, kalau mau bangun 99 masjid.”

Sang ayah bilang, “Coba kau bantu, supaya cepat. Saya sudah siapkan uangnya, selagi masih hidup.”

“Saya lagi persiapkan kematian saya,” ucap almarhum Anif, kala itu.

Berjalannya waktu, 24 masjid pun terbangun, dan Masjid Al-Musannif menjadi yang ke-25.

“Sedang pembangunan beberapa masjid yang lain. Harapan kami, semoga [amanah ayah] bisa kami selesaikan,” harap Ijeck.