Ngelmu.co – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dalam webinar ‘Data and Economic Conference 2021’, Selasa (23/3) kemarin, mengaku, setiap hari harus menghapus SMS [pesan singkat] di ponselnya yang berisi tawaran pinjaman dana alias utang.
“Kalau dulu adalah orang tengkulak, sekarang tengkulaknya coming to your handphone,” tuturnya, mengutip kanal YouTube Katadata Indonesia.
“Dia akan mengatakan, ‘Punya BPKB? Anda butuh duit? Ini duit gampang’, handphone saya saja, tiap hari, saya harus hapus-hapus [SMS] kayak gitu, ‘Butuh duit Rp1 juta? Rp5 juta?’,” sambung Sri Mulyani.
“Dan aku yakin, di Indonesia, banyak orang yang butuh hari ini, kepepet, butuh Rp1 juta, Rp5 juta, gadaikan BPKB kamu, asal kamu punya BPKB atau punya whatever, ‘kan itu sesuatu yang coming to your door,” imbuhnya lagi.
Mendengar pernyataan ini keluar dari mulut pejabat negara, sebagian besar publik pun tertawa.
Pasalnya, mereka tidak menyangka jika SMS seperti itu bukan hanya masuk ke nomor masyarakat pada umumnya.
“Duh, begini rasanya to, sejajar dengan Bu Menteri,” kata @Nienun.
“Sama, apakah saya setara Menteri Keuangan?” tanya @hjdanj.
“Akhirnya, aku punya satu bagian hidup yang sama dengan Bu Menteri,” sahut @caffeeinelatte.
“Aku tiap hari dapet, Bu, tapi bedanya ga pernah cerita-cerita,” cuit @vickygunarto, tertawa.
Ada pula yang menanggapi dengan nada berbeda, seperti @backjoyski, “Terima aja, Bu, siapa tau bisa bantu keuangan negara.”
“Lumayan, Bu, buat bayar utang negara,” ujar @gnwn_d.
“Tawaran utang, demi melunasi utang negara,” tutur @amoretale.
“Saking seringnya ngutang, ya, Bund :’),” tulis @lisarizka06.
Sementara @dandun_w, bercanda, “Wah… Nilai penawaran pinjamannya kurang besar, ya, Bu? #eh.”
Lebih lanjut, pemilik akun @zaputris, balik cerita, “Jangankan penawaran utang, Bu, penawaran pesugihan aja sering.”
“Kita-kita mah dari kemaren, Bu, kesel sendiri selalu ada SMS spam yang nawarin utang-lah, pesugihan-lah,” lanjut @AlfathMauzy.
Maka itu, @GenyAnggara pun menitip pesan, “Koleganya yang sesama pembuat kebijakan, tulung juga dicolek Bu Menteri, biar bisa bikin filter di sistem telekomunikasinya.”
Baca Juga:Â Mahfud MD Serukan Lawan Ketidakadilan, Warganet Berikan Balasan Ini
Kembali ke Sri Mulyani, pada kesempatan itu, ia mengatakan, maraknya SMS tersebut adalah dampak perkembangan teknologi finansial [fintech].
Bahkan, melalui fintech, masyarakat bisa mendapatkan pinjaman hanya melalui perangkat ponselnya.
Waktu yang dibutuhkan juga relatif singkat, jika dibandingkan dengan perbankan.
Namun, Sri Mulyani tetap menekankan, pentingnya pengawasan super ketat di tengah praktik tersebut.
Itu mengapa, ia meminta, agar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan edukasi, demi masyarakat paham mana fintech yang legal pun ilegal.
“Memonitor agar perkembangan bisa ciptakan edukasi. OJK, harus katakan produk-produk yang itu [diawasi dan tidak diawasi],” pesan Sri Mulyani.
Di sisi lain, ia juga menilai, bahwa kemajuan teknologi saat ini adalah sesuatu yang tak dapat dihindari.
Menurut Sri Mulyani, banyaknya platform digital juga dapat meningkatkan inklusi keuangan di Tanah Air.
Sebagai pembuat kebijakan, ia juga menerima perkembangan tersebut, serta implementasinya terhadap sketor keuangan.
Sri Mulyani, juga terus berupaya memperbaiki ekosistem keuangan agar dapat berjalan lebih baik, mengikuti perkembangan yang ada.
“Saya sangat humble, meski saya sudah lama jadi Menteri Keuangan,” tuturnya.
“Kita akan perbaiki ekosistem kita, saya humble dengan fenomena ini,” jelas Sri Mulyani.