Ngelmu.co – Berbincang di kanal YouTube Refly Harun, Sabtu (6/6), Ustaz Abdul Somad (UAS), memaparkan banyak hal.
Salah satunya, ia mengaku, sempat heran dengan sikap yang ia terima dari banyak pihak, usai mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, di Pilpres 2019 lalu.
“Saya bukan penjahat, saya bukan melakukan perlawanan mengangkat senjata,” kata UAS.
Namun, kenyataannya UAS, justru harus membayar mahal atas ketegasan sikapnya, pada Pilpres 2019.
“Saya hanya melakukan yang perlu saya lakukan, agar umat tidak menyalahkan saya di masa akan datang, agar saya tidak abu-abu,” jelas UAS.
“Saya bersikap, saya berprinsip. Walaupun di balik itu, saya mesti membayar high cost, harga mahal dengan bully, dengan kebencian, dengan putus persahabatan, dan lain-lain,” sambungnya.
Baca Juga:Â Dicopot dari Jabatan, Refly Harun: Saya Paham Sooner or Later Pasti Diganti
Refly pun bertanya, “Termasuk juga dilarang sana sini, beberapa kali ‘kan Ustaz? Dilarang menyampaikan ceramah?”
“Ada satu BUMN yang sudah menyiapkan tiga ribu nasi kotak, tiba-tiba membatalkan dua jam sebelum tabligh akbar,” jawab UAS.
“Ada BUMN yang mengundang saya setahun sebelumnya, untuk hari ulang tahun, dibatalkan sepekan sebelum hari-H,” imbuhnya.
Bahkan, lanjut UAS, ada pula rencana umrah yang tiba-tiba dibatalkan. Meski segela keperluan sudah disiapkan.
“Ada yang sudah siap-siap untuk umrah bersama saya, 600 orang, sudah siap tiketnya, sudah siap hotelnya, dibatalkan,” akuan UAS.
Padahal UAS, bukan satu-satunya ulama yang menyatakan dukungannya kepada salah satu kandidat.
Mendengar fakta ini, publik pun menyampaikan doa dan dukungannya, di kolom komentar kanal YouTube Refly.
Seperti berikut di antaranya, dikutip Ngelmu, Ahad (7/6):
Asrullah Uya: Sangat mencerahkan Pak Refly. Terima kasih. UAS, masya Allah, semoga tetap istiqomah.
Yuliadi Yunus: Masya Allah tabarokallah Ustadz Abdul Somad dan Dindo Reffly Harun. Semoga sehat selalu dan istiqomah.
Zainal Bahari: UAS dan RH adalah orang yang bijaksana, semoga dalam lindungan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Selengkapnya:
